DASAR-DASAR
FAMILY COUNSELING
Pusat dari system interpersonal dalam tiap kehidupan seseorang adalah
keluarga. Seorang bayi belajar bagaimana hidup dan menerima kehidupan itu
melalui interaksinya dalam keluarga. Interaksi seseorang di masa depan
memperlihatkan intensitas ikatan emosi dan kepercayaan dasar terhadap diri dan
dunia luar yang dihasilkan pada interaksi awal dalam keluarga (Framo, 1976,
dalam Kendall, 1982 : 517).
Saat anak-anak tumbuh dan matang, mereka berubah dalam banyak hal dan
keluargapun berubah pula. Hal ini berlangsung selama perkembangan seseorang
dalam rentang kehidupannya. Jika anak, remaja, atau orang dewasa mengalami
disfungsi psikologis, masalah ini mungkin berawal dari konflik yang tak
terpecahkan dalam keluarga di masa lalu (Jackson, 1965, dalam Kendall, 1982).
Misalnya suatu pasangan mungkin membawa anak mereka untuk konseling/terapi,
hanya untuk menyatakan bahwa masalah
mereka dengan anaknya hanyalah masalah sekunder dalam konflik perkawinannya. Hal
ini mungkin kasus dimana anak terjebak di tengah-tengah di antara masalah kedua
orangtuanya, yang dapat mengembangkan symptom-simptom seperti anxiety, tidak
patuh atau gagal di sekolah, dimana hal ini menyebabkan tekanan terhadap
situasi keluarga.
Demikian juga halnya dengan klien
dewasa, dimana mungkin berusaha menanggulangi perasaan depresinya, sebagai
akibat dari konflik perkawinannya yang sangat mengganggu kepercayaan dirinya,
dengan mengembangkan penghargaan diri yang besar.
Weakland (1960, dalam
Imbercoopersmith, 1985) membuat hipotesa bahwa seseorang yang mengalami
gangguan perilaku berat merupakan korban dari pesanpesan ketidakrukunan satu pihak dengan pihak lain dalam
keluarga.
Minuchin (1974, dalam Imbercoopersmith, 1985) menjelaskan tentang “Triad
yang kaku”, yaitu meliputi :
(1) “detouring”,
dimana orang-orang yang lebih dewasa menyerang atau overproteksi terhadap anak;
(2) “koalisi
orang tua –anak”, dimana
salah satu orang tua dan anak bersekutu untuk melawan orang tua yang lain, dan
(3)
“triangulasi”, dimana anggota (biasanya anak) berada dalam koalisi yang
tertutup dengan dua anggota lain yang sedang mengalami konflik.
Imbercoopersmith (1985) menyatakan bahwa Family Conselor/Therapist harus
memliki kemampuan menganalisa bagaimana pola triadic di dalam keluarga,
melakukan intervensi yang efektif bagi pola triadic dengan memberikan
tugas-tugas, dan menghindari hubungan yang kurang baik antara hubungan triadic
para anggota keluarga dengan professional.
Meskipun masalah klien bukan karena disfungsi dalam keluarga, keluarga
dapat menjadi sumber yang penting dalam proses konseling/terapi. Jadi, konselor/terapist
berusaha memberi gambaran mengenai dukungan dan dorongan anggota keluarga jika
individu berusaha untuk keluar dari permasalahan melalui proses
konseling/terapi ini. Hal ini dapat dilakukan dengan bantuan seluruh anggota
keluarga. Jika konselor/terapist melakukan intervensi terhadap keluarga atau
pasangan, seluruh anggota keluarga hendaknya terlibat bersama.
Hal ini disebut Conjoint Conseling/Therapy, karena seluruh keluarga dilihat
sebagai kelompok tunggal. Jadi,
permasalahan tidak hanya didiskusikan dengan satu atau dua anggota keluarga
saja. Konseling/terapi ini memliki keuntungan membawa seluruh anggota keluarga
secara langsung dalam proses terapi. Hal ini memungkinkan adanya kesepakatan
untuk bekerjasama untuk perubahan dan memperkecil kemungkinan anggota keluarga
yang lain memberikan bimbingan yang berbeda (Kendall et al., 1982 : 517-518).
Famili Conseling/Therapy merupakan satu bentuk intervensi yang ditujukan
bagi penyelesaian masalah keluarga. Pendekatan pada intervensi ini sangat concerned
dengan struktur keluarga (baik dalam bentuk dyad maupun triad). Yang dimaksud
dengan dyad adalah 2 orang yang diamati dan diperlakukan sebagai 1 unit,
biasanya parental dyad. Sedangkan triad adalah 3 orang yang diamati sebagai 1
unit. Yang diobservasi adalah bagaimana para anggota keluarga berinteraksi satu
sama lain.
Oleh karena itu,
terdapat beberapa hal yang menjadi focus dari Famili Conseling/Therapy, yaitu :
- Mengubah sekuen
perilaku diantara anggota keluarga.
- Memberanikan
anggota keluarga untuk berpendapat beda dari yang lain.
- Mengusulkan
beberapa alliance (persekutuan atau perserikatan) dan melemahkan beberapa yang
lain.
Jadi, focus dari
Family Conseling/Therapy lebih pada outcome dan perubahan, bukan pada metodenya
itu sendiri.
Ukuran dari
keberhasilan konseling/terapi adalah bila ada perubahan dalam family construct.
Keluarga
dipandang sebagai satu unit fungsi, sehingga diperlukan pula sebagai satu
kesatuan. Bila ada salah satu anggota keluarga yang menunjukkan masalah
yang amat menonjol, maka ini dianggap sebagai symptom dari sakitnya keluarga.
Jadi, yang terutama diperhatikan adalah “relationship” di
antara anggota keluarga. Apa yang
diinterpretasi adalah suasana yang diciptakan oleh relasi keluarga itu dan
bukannya symptom-symptom yang muncul (Perez, 1979).
DEFINISI FAMILY COUNSELING
Masalah keluarga merupakan gejala interpersonal. Kondisi emosi salah satu
anggota keluarga berpengaruh pada setiap anggota yang lain. Bila satu anggota
keluarga merasa tidak enak/discomfort, maka hal ini akan mempengaruhi anggota
lainnya. Kondisi keluarga dapat dianalogikan dengan kondisi individu dalam
keadaan homeostasis. Jadi dalam konseling/terapi, keadaan homeostasis struktur
keluarga ini, anak-anak merupakan emotional product dari orang tua. Bila
diperlukan konseling/terapi keluarga, maka ini diartikan bahwa terjadi hal yang
tidak seimbang dalam keluarga, misalnya salah satu anggota kelurga
mengembangkan suatu symptom tertentu yang tidak dapat ditoleransikan oleh
anggota lainnya.
Orang yang mengembangkan symptom ini disebut “identified patient”. Walaupun
demikian “identified patient” tidak selalu berarti penderita, karena mungkin
saja anggota lain yang merasa lebih menderita dengan symptom yang dikembangkan
oleh “identified patient”. Dari sudut pandang conselor/terapist, “identified
patient” merupakan product dan juga mungkin kontributor dari gangguan-gangguan
interpersonal keluarga. Gangguan ini berakar pada familial value dan attitude,
yang saling terjalin pula dengan
emosi para anggota keluarga.
Berdasarkan
uraian tersebut di atas, Family Conseling/Therapy dapat didefinisikan sebagai suatu proses
interaktif yang berupaya membantu keluarga memperoleh keseimbangan homeostasis, sehingga
setiap anggota keluarga dapat merasa nyaman (comfortable).
Dengan maksud
tersebut, conselor/terapist bekerja berdasarkan beberapa asumsi, yaitu :
1. Manifestasi
keluhan salah satu anggota keluarga tidak datang dari dirinya sendiri, tetapi sebagai hasil
interaksinya dengan satu atau lebih anggota keluarga lainnya.
2. Satu atau dua
nggota keluarga mungkin saja menunjukkan perilaku yang well- adjusted. Gambaran
ini menunjukkan bahwa “identified patient” tidak selalu berarti penderita.
3. Bila keluarga
secara kontinu mengikuti terapi, maka ini berarti ada motivasi yang tinggi
untuk menghasilkan kondisi homeostasis.
4. Relasi
orangtua akan mempengaruhi relasi di antara seluruh anggota keluarga (Perez,
1979).
PRINSIP-PRINSIP
FAMILY COUNSELING
Secara garis
besar, prinsip yang penting dalam pendekatan ini adalah :
1. Bukan metode baru untuk mengatasi human
problem.
2. Setiap anggota adalah sejajar, tidak ada satu
yang lebih penting dari yang lain.
3. Situasi saat ini merupakan penyebab dari
masalah keluarga dan prosesnyalah yang harus diubah.
4. Tidak perlu memperhatikan diagnostik dari
permasalahan keluarga, karena hal ini hanya membuang waktu saja untuk
ditelusuri.
5. Selama intervensi berlangsung,
konselor/terapist merupakan bagian penting dalam dinamika keluarga, jadi
melibatkan dirinya sendiri.
6. Konselor/terapist memberanikan anggota keluarga
untuk mengutarakan dan berinteraksi dengan setiap anggota keluarga dan menjadi
“intra family involved”.
7. Relasi antara konselor/terapist merupakan hal
yang sementara. Relasi yang permanen merupakan penyelesaian yang buruk.
8. Supervisi dilakukan secara riil/nyata
(conselor/therapist center) (Perez, 1979).
TUJUAN FAMILY COUNSELING
Secara umum, tujuan family conseling/therapy adalah :
1. Membantu anggota keluarga
untuk belajar dan secara emosional menghargai bahwa dinamika kelurga saling
bertautan di antara anggota keluarga.
2. Membantu anggota keluarga agar
sadar akan kenyataan bila anggota keluarga mengalami problem, maka ini mungkin
merupakan dampak dari satu atau lebih persepsi, harapan, dan interaksi dari
anggota keluarga lainnya.
3. Bertindak terus menerus dalam
konseling/terapi sampai dengan keseimbangan homeostasis dapat tercapai, yang
akan menumbuhkan dan meningkatkan keutuhan keluarga.
4. Mengembangkan apresiasi
keluarga terhadap dampak relasi parental terhadap anggota keluarga (Perez,
1979).
Secara khusus, family conseling/therapy bertujuan untuk :
1. Membuat semua anggota keluarga
dapat mentoleransikan cara atau perilaku yang unik (idiosyncratic) dari setiap
anggota keluarga.
2. Menambah toleransi setiap
anggota keluarga terhadap frustrasi, ketika terjadi konflik dan kekecewaan,
baik yang dialami bersama keluarga atau tidak bersama keluarga.
3. Meningkatkan motivasi setiap
anggota keluarga agar mendukung, membesarkan hati, dan mengembangkan anggota
lainnya.
4. Membantu mencapai persepsi
parental yang realistis dan sesuai dengan persepsi anggota keluarga (Perez,
1979).
KONSELING KELUARGA DAN
PERKAWINAN
- Profesi konseling perkawinan
dan keluarga dipelopori oleh Alfred Adler yang mendirikan klinik bimbingan anak
di sekolah-sekolah dan komunitas.
- Adler mendidik orang tua
tentang dinamika keluarga , rivalitas antar saudara dan pengaruh urutan
kelahiran serta mengajarkan cara-cara yang sesuai dalam mendisiplinkan anak.
- Konseling keluarga terutama
untuk membantu keluarga dari para penderita skizofrenia sebagai cara baru untuk
memahami dan menangani penderita gangguan mental, kemudian berkembang untuk
membantu keluarga-keluarga yang tidak berfungsi baik.
Pendekatan2
Konseling Keluarga
Pendekatan-pendekatan
konseling keluarga lebih luas, tapi yang paling dominan adalah :
- Psikodinamika.
- Experiential.
- Behavioral.
- Struktural.
- Solution Focused.
- Narrative.
Pelaksanaan konseling perkawinan dan keluarga
harus selalu dalam kerangka berpikir yang berbasis teoritis dan mengingat bahwa
anggota-anggota dalam perkawinan dan keluarga adalah dalam lingkungan hidup
individu dan keluarga.
Konselor juga harus menggunakan teori-teori
individual atau kelompok dengan saling melengkapi atau mengurangi.
PENDEKATAN KONSELING KELUARGA PSIKODINAMIK
Pendekatan ini menggunakan cara dan strategi psikoterapi individual dalam
situasi Keluarga dengan:
- mendorong munculnya insight tentang diri
sendiri dan anggota keluarga.
- untuk membantu keluarga dalam pertukaran emosi
- kontak konselor hanya sementara dan konselor
akan menarik diri jika keluarga telah mampu mengatasi problemnya secara
konstruktif.
Dasar Pemikiran
- Proses unconsciousness mempengaruhi hubungan
kebersamaan antar anggota keluarga dan mempengaruhi individu dalam membuat
keputusan tentang siapa yang dia nikahi.
- Peranan Konselor : Seorang guru dan
interpreter pengalaman (analisis)
Treatment : individual kadang-kadang
dengan keluarga
Tujuan Treatment :
Untuk memecahkan interaksi yang tidak berfungsi
dalam keluarga yang didasarkan pada proses unconsciousness, untuk merubah
disfungsional individu.
Teknik :
Transference, analisa mimpi, konfrontasi, focusing
pada kekuatan-kekuatan, riwayat hidup.
Aspek-aspek yang unik :
- Konsentrasi pada potensi dalam perilaku individu
- mengukur defence mechanism (mekanisme pertahanan
diri) yang dasar dalam hubungan keluarga,
KONSELING KELUARGA EXPERIENTIAL (Pengalaman)
Dasar pemikiran
Masalah-masalah keluarga berakar dari perasaan-perasaan yang di tekan,
kekakuan, penolakan / pengabaian impuls-impuls, kekurangwaspadaan, dan kematian
emosional.
Peran konselor
Konselor menggunakan pribadinya sendiri. Mereka harus terbuka, spontan,
empatic, sensitive dan harus mendemonstrasikan perhatian dan penerimaan. Mereka
harus memperlakukan dengan terapi regresi dan mengajari anggota keluarga keterampilan-keterampilan baru dalam
mengkomunikasikan perasaan-perasaan secara gamblang.
Unit Treatment
Difocuskan pada individu dan ikatan-ikatan pasangan.
Tujuan Treatment
Untuk mengukur pertumbuhan, perubahan, kreativitas, fleksibilitas,
spontanitas dan playfulness, untuk membuat terbuka apa yang tertutup, untuk
mengembangkan ketertutupan emosional dan mengurangi kekakuan, untuk membuka
defencedefence, serta untuk meningkatkan self-esteem.
Teknik
Keterampilan-keterampilan komunikasi
, terapi seni keluarga, role-playing, rekonstruksi keluarga, tidak
memperhatikan teori-teori dan menekankan pada intuitive spontan, berbag perasaan dan membangun atmosfer emosional
mendalam dan memberi sugesti-sugesti serta arahan-arahan.
Aspek-aspek unik
Mempromosikan kreativitas dan spontanitas dalam keluarga, mendorong
anggota-anggota keluarga untuk mengubah peran mengembangkan pengertian terhadap
diri sendiri dan pengertian pada yang lain, humanistik dan memperlakukan
seluruh anggota keluarga dengan status yang sama, mengembangkan kewaspadaan
perasaan di dalam dan diantara anggota keluarga, mendorong pertumbuhan.
KONSELING KELUARGA BEHAVIORAL
Dasar pemikiran
Perilaku dipertahankan atau dikurangi melalui konsekuensi-konsekuensi,
perilaku maladaptive dapat diubah (dihapus) atau dimodifikasi.
Perilaku adaptive dapat
dipelajari, melalui kognisi, rational maupun irational. Perilaku dapat
dimodifikasi dan hasilnya akan membawa perubahan-perubahan.
Peran konselor
Directiv, melakukan pengukuran
dan intervensi dengan hati-hati, konselor tampak seperti guru, ahli dan pemberi
penguat, dan focus pada problem masa sekarang.
Unit Treatment
Training orang tua, hubungan
perkawinan dan komunikasi pasangan dan treatment pada disfungsi sexual,
menekankan pada interaksi pasangan, kecuali dalam terapi peran keluarga.
Tujuan treatment
Untuk menimbulkan perubahan
melalui modifikasi pada antecedent-antecedent atau konsekuen-konsekuen dari
perbuatan, memberikan perhatian spesial untuk memodifikasi konsekuensi-konsekuensi, menekankan pada pengurangan perilaku yang
tidak diharapkan dan menerima perilaku positif, untuk mengajarkan keterampilan
sosial dan mencegah problem-problem melalui mengingatkan kembali, untuk
meningkatkan kompetensi individu dan pasangan-pasangan serta memberikan
pengertian tentang dinamika perilaku.
Teknik
Operant conditioning, classical
conditioning, social learing theory, strategi-strategi kognitif – behavioral,
tehnik systematic desensitization, reinforcement positif, generalisasi, kehilangan,
extinction, modeling, timbal balik, hukuman, token-ekonomis, quid proquo
exchanges, perencanaan, metode – metode
psikoedukasional.
Aspek-aspek unik
- Pendekatan-pendekatannya secara
langsung melalui observasi, pengukuran, dan penggunaan teori ilmiah. Menekankan
pada treatment terhadap problem masa sekarang. Memberikan waktu khusus untuk
mengajarkan keterampilan-keterampilan sosial khusus dan mengurangi keterampilan
yang tak berguna.
- Hubungan dibangun diatas
kontrol positif dan lebih pada penerangan prosedur-prosedur pendidikan
dibanding hukuman.
- Behaviorisme adalah intervensi
yang simple dan pragmatis dengan teknik-teknik yang bermacam-macam.
KONSELING KELUARGA STRUKTURAL
Dasar pemikiran
- Suatu patologi keluarga muncul akibat dari perkembangan rekasi yang
disfungsional.
- Fungsi-fungsi keluarga meliputi struktur keluarga, sub-systems dan
keterikatannya.
Peran Konselor
- Konselor memetakan aktivitas mental dan kerja keluarga dalam sesi
konseling.
- Seperti sutradara teater, mereka memberi instruksi pada keduanya untuk berinteraksi melalui ajakan-ajakan dan
rangkaian aktivitas spontan.
Unit treatment
- Keluarga sebagai satu system atau sub-system, tanpa mengabaikan kebutuhan
individu.
Tujuan
- Mengungkap perilaku-perilaku problematik sehingga konselor dapat
mengamati dan membantu mengubahnya ; untuk membawa perubahan-perubahan
struktural di dalam keluarga ; seperti pola-pola organisasional dan rangkaian
perbuatan.
Teknik
- Kerjasama, akomodating,
restrukturusasi, bekerja dengan interaksi (ajakan,perilaku-perilaku spontan),
pendalamam, ketidakseimbangan, reframing, mengasah kemampuan dan membuat
ikatan-ikatan.
Aspek-aspek unik
- Yang utama adalah membangun
keluarga-keluarga dengan sosioekonomis yang rendah, masalah difokuskan untuk
masa sekarang, umumnya dilaksanakan kurang dari 6 bulan, konselor dan keluarga sama-sama aktif.
KONSELING KELUARGA SOLUTION
FOCUSED
Menurut Jay Haley dan Cloe
Madanes; keluarga bermasalah akibat dinamika dan struktur keluarga yang dan
rasa aman.
Dasar Pemikiran
Orang dan keluarga dapat berubah dengan cepat. Treatment (perlakuan) dapat
sederhana dan pragmatis dan berkonsentrasi pada perubahan perilaku symptomatic dan peran-peran yang kaku. Perubahan akan
muncul melalui ajakan-ajakan , cobaan berat (siksaan), paradox, pura-pura/dalih
dan ritual-ritual (strategic and systemic therapis), difokuskan pada
pengecualian terhadap disfungsionalitas, solusi-solusi hipotetik dan
perubahan-perubahan kecil. (solution-focused therapies).
Peran Konselor
- Konselor menanggapi munculnya daya tahan/perlawanan dalam keluarga dan
mendesign rangkaian cerita tentang strategi-strategi untuk memecahkan masalah.
- Menerima munculnya perlawanan/daya tahan melalui penerimaan positif
terhadap problem-problem yang dibawa keluarga. Konselor lebih seperti seorang
dokter dalam tanggung-jawab terhadap keberhasilan treatment dan harus
merencanakan dan membangun strategi-strategi.
Unit treatment
- Keluarga sebagai suatu system,
meskipun pendekatan-pendekatannya secara selektif dipergunakan pada
pasangan-pasangan dan individu-individu.
Tujuan treatment
- Untuk mengatasi problem-problem masa sekarang. Menemukan solusi-solusi, membawa perubahan-perubahan, menemukan
target tujuan perilaku, untuk menimbulkan insigt, untuk mengabaikan hal-hal yang bukan masalah.
Tehnik
- Reframing (memasukkan dalam konotasi positif), direktif, kerelaan dan
pertentangan berdasarkan pada paradox (termasuk penentuan symptom-symptom), pengembangan perubahan selanjutnya,
mengabaikan interpretasi, pura-pura, hirarki kooperatif, cobaan-cobaan (siksaaan), ritual, tim,
pertanyaan-pertanyaan berputar, solusi hipotetis
Aspek-aspek unik
- Terdapat penekanan pada pemeriksaan pada pemeriksaan symptom dengan cara
yang positif. Treatment-nya singkat.
- Fokus pada pengubahan perilaku problematik masa sekarang. Tehniknya
dirancang khusus untuk setiap keluarga. Tretment yang inovatif dan penting.
Pendekaannya fleksibel, berkembang dan kreatif. Secara mudah dapat
dikombinasikan dengan teori-teori lain.
TEORI KELUARGA NARRATIVE
Dasar pemikiran
Kehidupan orang dihidupkan menurut/sesuai dengan pemaknaannya. Keluarga yang mengatur kembali
kehidupannya dan membuat kisah-kisahnya dengan lebih bermakna akan hidup lebih
sehat.
Peran Konselor
Memberikan pertanyaan-pertanyaan dan penilai makna satu situasi bagi keluarga
dan membantu mereka membuat kisah baru bagi kehidupan mereka.
Unit treatment
Seluruh anggota keluarga, bila memungkinkan.
Tujuan treatment
Mengajak keluarga
untuk melihat pada kekhususan-kekhususan. Pada dilemmadilemma mereka untuk
memfokuskan pada penyelesaian problem mereka.
Tehnik
- Eksternalisasi
masalah, mengukur bagaimana masalah dan orang-orang saling mempengaruhi,
mengembangkan dilemma-dilemma, peramalan kemundurankemunduran, penggunaan
pertanyaan-pertanyaan untuk mengubah persepsi
- keluarga, menulis
surat pada keluarga, penyelenggaraan bantuan pada teratment penutup.
Aspek-aspek
unik
- Pendekatan ini
didasarkan lebih pada penalaran narrative (pemaknaan cerita/kisah) dibanding
pada teori system.
- Menekankan pada
eksternalisasi problem, mengatur kembali kehidupan, penggunaan pertanyaan untuk
mengubah persepsi-persepsi keluarga dan menulis surat pada keluarga sebagai
satu cara mendapatkan umpan balik dan melakukan catatan-catatan klinis.
PERAN
INTERVENSI PADA KONSELING KELUARGA
1. Sebagai penilai
mengenai; masalah, sasaran intervensi, kekuatan dan strategi keluarga,
kepercayaan dan etnik keluarga. Eksplorasi pada: reaksi emosi keluarga terhadap trauma dan transisi,
komposisi, kekuatan dan kelemahan, informasi yang dimiliki, kebutuhan-kebutuhan
keluarga, kesiapan untuk intervensi dan dirujuk pada ahli lain.
2. Pendidik/pemberi informasi agar keluarga siap beradaptasi
terhadap perubahan-perubahan
3. Pengembang
sistem support
4. Pemberi
tantangan
5. pemberi
fasilitas prevensi (pencegahan) dengan mempersiapkan keluarga dalam menghadapi
stress.
PROSES
KONSELING
1. Melibatkan
keluarga, pertemuan dilakukan di rumah, sehingga konselor mendapat informasi
nyata tentang kehidupan keluarga dan dapat merancang strategi yang cocok untuk
membantu pemecahan problem keluarga.
2. penilaian
Problem/masalah yang mencakup pemahaman tentang kebutuhan, harapan, kekuatan
keluarga dan riwayatnya.
3.
Strategi-strategi khusus untuk pemberian bantuan dengan menentukan macam
intervensi yang sesuai dengan tujuan.
4. Follow up, dengan
memberi kesempatan pada keluarga untuk tetap berhubungan dengan konselor secara
periodik untuk melihat perkembangan keluarga dan memberikan support.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar