•
Konseling
kelompok memiliki tujuan preventif & kuratif
•
Konseling
kelompok seringkali berorientasi masalah/topik, dengan isi dan tujuan ditentukan oleh anggota
•
Peran
konselor adalah memfasilitasi
interaksi diantara anggota, membantu proses saling belajar satu anggota dengan lainnya, membantu anggota mengembangkan tujuan
pribadi, dan mendorong anggota untuk menerjemahkan pemahaman mereka ke dalam rencana konkrit yang melibatkan perilaku yang meluas di luar kelompok
•
Konselor
memainkan peran dengan mengajari anggota untuk berfokus pd here-and-now
dan mengidentifikasi hal-hal yang ingin digali di dalam kelompok
Persamaan dgn konseling individual:
- Tujuan:
self integration, self direction, responsibility
- Konselor
menciptakan situasi penerimaan.
- Klien dibantu mencermati dan peka
terhadap perasaan dan sikapnya
- Menjamin
privasi dan kerahasiaan klien
Perbedaan :
Ø
Insight bahwa tidak hanya klien yang mengalami
masalah itu lebih mudah
Ø
Anggota
konseling tidak hanya menerima bantuan tapi juga membantu orang lain.
Ø
Efektivitas konseling tergantung kohesivitas
kelompok
Ø
Tugas
konselor di tahap awal lebih berat karena harus memenuhi tuntutan dan memuaskan
banyak orang dalam satu waktu
Nilai Lebih Konseling Kelompok
Klien belajar:
v
Memahami orang lain dan cara pandangnya
v
Mengembangkan penghargaan yang lebih dalam pada
orla, terutama yang berbeda dengan dirinya
v
Mencapai ketrampilan sosial yang lebih besar
dengan peer group
v
Berbagi dengan orang lain
v
Memperjelas
masalah, pikiran, nilai dan ide melalui diskusi dengan oral
v
Menyediakan
empati dan dukungan yang diperlukan untuk menciptakan suasana kepercayaan yang
dapat menuntun pada pengungkapan dan penggalian.
v
Anggota
kelompok dibantu utk mengembangkan keterampilan yang sudah dimiliki dalam
mengatasi masalah interpersonal sehingga konseli diharapkan akan dapat
mengatasi masalahnya di kemudian hari
A.Tahap pembentukan kelompok:
Pemilihan anggota
Ø
Tujuan:
agar tidak ada anggota yang mundur di tengah jalan
Ø
Syarat:
memiliki kesamaan tema dan taraf permasalahan, tujuan, usia/kematangan
Ø
Catatan:
orang yang terlalu agresif, pemalu dan memiliki gangguan penyesuaian diri berat
tidak dapat dimasukkan kelompok
Ø
Besarnya kelompok: 6-12 orang/ klp
Ø
Rancangan frekuensi pertemuan: 1-2 kali seminggu
Ø
Lama sesi: anak F 30 -45 menit, remaja
& dewasa F
90 menit
Ø
Lama
terapi: minimal 10 kali pertemuan
Ø
Setting:
sesuai jumlah anggota (tidak terlalu padat, tidak terlalu kosong)
B. Tahap involvement
Ø
Mempersiapkan anggota: perkenalan, interview
awal
Ø
Konselor
menjelaskan aturan main agar kelompok dapat berfungsi baik
Ø
Menentukan
apakah kelompok bersifat terbuka/tertutup dan apakah keanggotaannya bersifat
sukarela/ terpaksa
C.Tahap
Transisi (transition stage):
merupakan tahap
yang penuh konflik karena masing-masing klien masih menyesuaikan diri dengan
anggota lainnya
D.Tahap terapi
(working stage):
kelompok mulai
kohesif, kerjasama dapat dilakukan, masing-masing anggota sudah dapat memahami/
berempati pada anggota lain
E.Tahap akhir (ending stage):
dilakukan jika semua masalah telah selesai
Kenseling pada
kelompok khusus :
Ø
Konseling
kelompok untuk anak-anak
Ø
Konseling
kelompok remaja
Ø
Konseling
kelompok mahasiswa
Ø
Konseling
kelompok lanjut usia
Konseling kelompok untuk anak-anak
•
Dapat bertujaun untuk preventif atau kuratif
•
Di
sekolah, konseling kelompok diberikan untuk anak-anak yang menunjukkan perilaku
tertentu, mis: berkelahi berlebihan, tidak mampu menjalin hubungan dengan
teman, atau diabaikan.
•
Anak-anak memiliki kesempatan untuk mengekspresikan perasaan mereka dan masalah yang mereka hadapi
•
Mengidentifikasi
anak yg memiliki gangguan perilaku
atau emosi sangat penting.
Ø
Sangat
tepat diberikan pada remaja karena memberikan kesempatan
untuk mengekspresikan konflik-konflik perasaan mereka, menggali keraguan
diri/self-doubt, dan menyadari bahwa anggota-anggota saling
berbagi perhatian diantara mereka
Ø
Anggota
memungkinkan remaja untuk menanyakan secara terbuka nilai-nilai mereka dan
memodifikasi nilai-nilai yang perlu diubah
Ø
Remaja
belajar berkomunikasi dengan teman-teman mereka, mereka mengambil keuntungan dari modelling yang disediakan oleh konselor, dan menguji keterbatasan mereka
Ø
Memberikan
kesempatan kepada anggota untuk saling bertumbuh
Ø
Anggota
dapat mengekspresikan perhatian mereka dan didengarkan, mereka dapat membantu
satu dengan lainnya menuju pemahaman diri dan penerimaan diri
Konseling kelompok mahasiswa
•
Pada
saat memasuki masa kuliah, remaja terpreokupasi dengan keinginan untuk
mengembangkan intelektualitas, mengabaikan pertumbuhan emosional dan sosial
•
Tujuan
utama dari konseling kelompok mahasiswa adalah menyediakan anggota kesempatan
untuk bertumbuh, mengambil keputusan karir, hubungan interpersonal, masalah
identitas, rencana pendidikan, perasaan terisolasi, dll yg terkait untuk
menjadi individu yang mandiri.
Konseling kelompok lanjut usia
•
Muncul
perasaan tidak produktif, tidak dibutuhkan
& tidak diinginkan pada masa tua à melihat tidak adanya lagi harapan, dibiarkan sendirian, dan tidak berguna
•
Tujuan
konseling kelompok : mendapatkan kembali integritas & penghargaan diri à membantu anggota keluar dari isolasi dan menawarkan dukungan yang
diperlukan untuk menemukan makna dalam kehidupannya sehingga mereka dapat hidup
sepenuhnya dan tidak hanya sekedar ada
Contoh Konseling
Kelompok
Ø
Di
RSJ, konselor diminta untuk mendesain dan memimpin kelompok untuk konseli
dengan berbagai macam permasalahan (untuk yang ingin meninggalkan RS &
kembali memasuki masyarakat, atau juga untuk keluarga pasien)
- Kelompok vokasional, kelompok pelatihan asertif, kelompok duka cita,
kelompok rekreasional
•
Di
pusat kesehatan mental masyarakat (community mental health center),
pusat konseling universitas, atau klinik pribadi, konselor diharapkan untuk
memberikan konseling kelompok dlm setting yg beragam (usia, masalah,
SES, tingkat pendidikan, etnis, latar belakang budaya)
à
Konseling
kelompok untuk wanita, pengembangan kesadaran untuk pria, psikoedukasi untuk
ortu, ketergantungan alkohol untuk anak/pasien kanker/gangguan makan, konseling
untuk kelompok dukungan HIV/AIDS, kelompok orang lanjut usia.
à
Di
sekolah, konselor akan diminta utk membentuk kelompok eksplorasi karir, self-esteem,
anak korban perceraian, keterampilan interpersonal, dan pertumbuhan pribadi
à
Di
sekolah menengah, konseling kelompok ditujukan pada siswa-siswa yang menjalani
rehabilitasi ketergantungan obat, korban kekerasan, atau melewati krisis
tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar