Rabu, 29 Juni 2011

Malu Bertemu Orang Baru

Ketika ada tamu datang, Dita hanya mengintip dari balik tirai. Saat Mama menyuruhnya untuk keluar dan berkenalan, Dita menggeleng. Namun ketika si tamu sudah pulang, meluncurlah beragam pertanyaan keluar dari mulut mungilnya. ”Tante tadi namanya siapa, Ma? Cantik ya, Ma? Rumahnya dimana, Ma? Kok bawa tasnya besar, Ma?

Perasaan malu sebenarnya muncul sebagai gambaran anak sudah mulai mengenal kelebihan dan kekurangan dirinya. Istilah psikologinya self-understanding atau pemahaman mengenai diri sendiri. Biasanya hal ini dimulai pada usia sekitar satu setengah tahun. Misalnya, anak sudah tahu rambutnya keriting atau lurus, tubuhnya kurus atau gemuk. Nah memasuki usia tiga tahun, seiring dengan perkembangan cara berpikirnya, anak pun sadar jika orang lain dapat menilai dirinya dengan cara tertentu.

Sebagai langkah awal untuk melatihnya berani tampil adalah dengan menciptakan kondisi agar anak sering bertemu orang lain. Perkenalkan sosialisasi sejak dini. Bagi orangtua yang sibuk bekerja, manfaatkan hari libur untuk merangsang sosialisasi si kecil. Saat pergi kondangan misalnya, ajak anak ikut serta. Di sana ia akan melihat dan bertemu banyak orang, ia jadi kenal keramaian. Ingatkan juga agar pengasuh jangan mengeram anak di rumah seharian. Sekali-kali ajak anak bertandang ke tempat-tempat umum seperti taman yang letaknya tak jauh dari rumah, atau menemaninya bermain-main dengan anak tetangga.

Memberi kebebasan kepada anak mengambil keputusan juga dapat membentuk jati dirinya. Sejak usia tiga tahun kepercayaan dirinya sedang tumbuh sehingga ia merasa dapat melakukan semua sendiri. Saat itu, mulailah egonya muncul. Ia tahu apa yang bisa dilakukan dan yang tidak, hingga akhirnya ia dapat membentuk suatu konsep diri yang utuh. Bila anak merasa dapat melakukan banyak hal, konsep dirinya akan positif. Sebaliknya, kalau ia sering diserang dengan berbagai hal negatif maka anak akan susah untuk percaya diri.

Si kecil yang selalu malu bicara dengan orang lain, bisa jadi karena ia sering mendengar kata-kata seperti, “Adek jangan begitu sama Oom dan Tante, nggak baik itu. Itu nggak sopan.” Atau, tanggapan seperti, “Adek nyanyinya jangan teriak-teriak begitu, terlalu kenceng, berisik!” Hati-hati, ini juga bisa membuat anak malu bila harus melantunkan suara. Nah, jadi, orangtua juga perlu memperhatikan ucapannya buat si kecil ya..

Selasa, 28 Juni 2011

Bawa Baby Sitter Gak Ya?

Baby sitter sering jadi sebuah kebutuhan penting keluarga, terutama bagi orangtua yang sama-sama bekerja. Meski seharusnya peran baby sitter hanya mengasuh anak ketika orangtua sedang bekerja, tapi peran tersebut mulai bergeser. Ketika ayah dan bunda ada pun, kadang tetap baby sitter yang mengurusi anak.

Pemandangan yang lazim terjadi juga adalah ketika sebuah keluarga jalan-jalan ke mal. Ayah dan bunda si kecil asyik melihat tas atau sepatu, si anak tetap berduaan dengan si baby sitter. Bahkan ada juga ibu yang tega meninggalkan anaknya creambath di salon, sementara si anak tetap bersama sang baby sitter.

Sebenarnya kondisi tersebut kurang ideal bagi si anak. Sebab, minimnya kontak dengan orangtua membuat anak kurang memiliki ikatan emosi yang kuat. Bahkan ada anekdot yang mengatakan bahwa si anak itu bukan anak ayah-bundanya, tapi anak si baby sitter.
Tentu Anda tak ingin menjadikan si kecil menjadi ‘anak’ baby sitter bukan? Jika ingin kasih sayang yang diterima si kecil bukan dari pengasuhnya, tapi benar-benar dari Anda, lakukan hal-hal tertentu agar si kecil tetap merasa aman, bahagia, dan mendapat perhatian dari orangtuanya.

Mulailah dengan acara yang tidak dilakukan rutin setiap hari, misalnya liburan. Rencanakan liburan dengan si kecil lebih intim dan hangat, tanpa kehadiran orang lain selain ayah dan bundanya. Yakinkan bahwa Anda dan pasangan tidak akan kerepotan liburan tanpa asisten yang biasa membantu mengasuh si kecil.

Langkah pertama adalah menyusun rencana. Misalnya saja akan berlibur ke rumah nenek di luar kota. Buat daftar barang bawaan si kecil. Keperluan si kecil harus diprioritaskan. Pastikan kebutuhan makan, pakaian, dan mainan kesayangan si kecil tidak ketinggalan. Jika semua perlengkapan si kecil sudah pasti lengkap dan tak kurang satu pun, baru persiapkan kebutuhan ayah bunda.

Untuk kebutuhan si kecil pun, persiapkan dua tas yang berbeda. Satu tas pakaian dan perlengkapan yang tidak mendesak. Satu lain tas untuk keperluan makan dan barang yang setiap saat diperlukan seperti minyak telon dan diappers. Pemisahan ini akan menggampangkan Anda jika si kecil lapar atau pup. Sementara tas satunya diletakkan di bagasi saja, karena memang tidak perlu dibuka-buka.
Mainan kesayangan si kecil adalah teman perjalanan yang efektif. Entah Anda pergi dengan kendaraan pribadi atau dengan kendaraan umum, pastikan mainan kesayangan si kecil ada di sampingnya. Biasanya si kecil cukup tenang jika mainan kesayangannya ada di sampingnya. Tapi jika barang kesayangannya tersebut tidak ada, siap-siap mendengarkan rengekan si kecil atau berjibaku dengan si kecil yang guling kiri dan kanan.

Persiapkan pula perlengkapan dokumentasi seperti kamera atau handycam. Alat perekam ini sangat diperlukan untuk merekam momen penting dan menyenangkan antara ayah-bunda dan si kecil. Rugi besar tentunya jika sudah menempuh perjalanan berjam-jam ke rumah nenek, tapi tak ada foto si kecil dengan neneknya atau saudara-saudaranya.

Tak hanya untuk merekam kejadian di tempat tujuan, alat perekam gambar juga bisa digunakan untuk merekam kejadian selama di perjalanan. Misalnya ketika mampir makan di satu restoran, abadikan juga hal itu. Setelah kembali di rumah ayah dan bundanya bisa membuat review perjalanan dan menceritakan kembali kepada si kecil. Setelah itu coba si kecil diminta bercerita ulang tentang perjalanannya.

Jika Anda mempersiapkan liburan dengan tepat dan seksama, tanpa kehadiran baby sitter pun, liburan tetap bisa asik dan tidak merepotkan. Cara ini tentu membuat si kecil lebih berkesan, karena ia benar-benar mendapat perhatian dari orangtuanya, bukan dari baby sitter-nya.

Senin, 27 Juni 2011

"Tetapkan Tujuan Hidup"

"Without goals, and plans to reach them, you are
like a ship that sail with no destination" --
(Fritzhugh Dodson)

Itulah perumpamaan bagi orang yang tidak punya
tujuan dalam hidupnya.

Banyak orang melakoni perannya, tapi tidak tahu
arah hidup yang ingin ditujunya. Mereka-reka hidup
adalah apa yang kemudian dilakukannya.

Bila sesuatu hal buruk terjadi, mereka akan berdalih
nasib tak berpihak padanya.

Tidak jarang seseorang baru menyadari tujuan
hidupnya pada usia tua. Sangat disayangkan memang.

Seringkali orang tidak berani melakukan perubahan
dalam hidupnya. Dia hanya menunggu, dan menunggu
adanya perubahan tersebut... hingga akhirnya tujuan
hidupnya tidak tercapai!

Sebenarnya, tidak masalah jika kita harus mengubah
tujuan hidup beberapa kali. Hal yg terpenting adalah
setiap saat kita mempunyai tujuan hidup yang ingin
dicapai.

Setidaknya kita tahu ke mana kita akan berjalan dan
strategi apa yang harus diambil.

4 Cara Yang Bisa di Pakai Untuk Menetapkan
Tujuan Hidup:

1. Apa sebenarnya keinginan Anda?

Tanyakan pada hati nurani, apa sebenarnya
keinginan Anda untuk beberapa tahun ke depan?

Tidak ada salahnya Anda bermimpi. Anda
tidak perlu malu mengakuinya, lagipula, tokh tidak
ada biaya yang harus Anda keluarkan untuk
sekedar bermimpi. ;-)

2. Kumpulkan informasi.

Dengan mengumpulkan informasi, Anda
bisa lebih mudah mencapai tujuan yang diinginkan.

Jika ada orang lain yang sudah berhasil melakukan
yang Anda inginkan, belajarlah dari mereka.
Lakukan apa yang mereka kerjakan!

3. Jangan diam.

Lakukan sesuatu dan secara terus menerus yang akan
membawa Anda pada impian hidup yang diinginkan!

4. Tingkatkan kemampuan

Jika ada cara yang Anda lakukan terbukti efektif
dan mendekatkan pada tujuan yang ingin dicapai,
maka alangkah baiknya jika Anda berusaha untuk
meningkatkan kemampuan dan menambah kecepatan
kinerja agar tujuan hidup Anda lebih cepat tercapai.

Jika keempat hal di atas Anda lakukan secara terus
menerus tanpa lelah dan bosan, Insya-Allah Anda
akan mendapatkan tujuan hidup yang diinginkan.

Anda ibaratnya adalah Anda sendiri. Dan seorang
pemahat yang baik akan selalu memiliki 'planning'
terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang
terbaik.

Dalam hal ini, Anda pun hanya bisa sebesar dan
sebahagia sebagaimana tujuan yang telah Anda
tentukan. Oleh sebab itu, pahatlah diri Anda
sebaik-baiknya!

Jumat, 24 Juni 2011

Peran Ayah dalam keluarga

Sebuah survei di Amerika menyebut, kini peran ayah dalam keluarga meningkat. Berbagai kajian para psikolog menyatakan, ayah kini mengambil peranan sangat besar dalam aktivitas rumah tangga maupun dalam proses mendidik anak. Para pria juga mengambil cuti saat “menjadi ayah” karena ingin memberikan waktu lebih besar bagi bayinya.

Peran ayah dalam keluarga yang dimaksud di sini adalah aktif dalam membentuk perkembangan emosi anak, menanamkan nilai-nilai hidup, dan kepercayaan dalam keluarga. Berbagai riset tentang perkembangan anak menunjukkan, pengaruh seorang ayah dimulai sejak usia yang sangat dini. Misalnya ditemukan, bayi laki-laki berusia lima bulan yang banyak menghabiskan waktu dengan ayahnya, menjadi jauh lebih nyaman berada di antara orang-orang asing dewasa. Bayi ini lebih banyak mengoceh dan menunjukkan kerelaan untuk digendong dibandingkan dengan bayi yang ayahnya kurang terlibat.

Terlepas dari itu, di sini peranan ibu tetaplah penting. Namun dalam riset ini juga ditemukan, kualitas hubungan dengan ibu bukan merupakan peramal yang sama kuat mengenai keberhasilan atau kegagalan anak dibanding dengan kualitas hubungan anak dengan para ayah. Kedekatan seorang ayah setelah kelahiran bayinya juga biasanya berkelanjutan hingga masa kanak-kanak, remaja dan dewasa. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa peran aktif ayah dalam mendidik anak ternyata menimbulkan perbedaan yang besar bagi anak-anak dan bisa menentukan masa depan mereka.

Sebagaimana diketahui, tantangan pergaulan remaja sekarang jauh berbeda dengan dulu. Narkoba, tawuran, gang motor yang kriminal, pornografi dan pornoaksi adalah bentuk kenakalan remaja yang sudah menunggu di pintu sekolah anak-anak. Bahkan mungkin sudah berada di dalam rumah. Levant (dalam Adelia, 2006) menyatakan bahwa pria punya kemampuan mengenali dan menanggapi emosi anak-anaknya secara konstruktif dibanding wanita. Sehingga, dengan besarnya tantangan kenakalan yang akan dihadapi anak atau remaja nanti, maka tidak bisa tidak, peranan ayah dalam mendidik anak mutlak dilaksanakan.

Di Indonesia, memang begitu banyak buku maupun artikel dari majalah bertemakan “ayah” diminati pasangan muda, terutama prianya. Namun, sejauh mana perkembangan peranan para ayah ini, belum diketahui karena minimnya penelitian tentang keayahan di Indonesia. Sebaliknya, banyak orang tua, terutama Ayah yang hanya menuntut prestasi pada remajanya, tanpa mempedulikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi para remajanya dalam mewujudkan keinginan orang tuanya.

Banyak Ayah yang memukul, memarahi dan melakukan kekerasan pada anak nya karena mendapat nilai jelek. Orang tua berpikir bahwa dengan dimarahi maka remajanya akan menjadi baik. Sayangnya orang tua yang suka marah dan apalagi memukul, justru akan membuat para remajanya tidak betah di rumah. Santrock (1995) memberikan penjelasan, ketika remaja tidak betah dengan kondisi rumah (sikap orang tua yang selalu mencelah bukan memotivasi) maka selanjutnya remaja akan mencari kelompok di luar rumah yang dapat menerima dirinya. Dari kelompok tersebut kemudian sering muncul perilaku-perilaku yang melanggar aturan (kenakalan remaja), seperti berkelahi, mencuri, membolos dan perilaku-perilaku negatif lainnya.

Trauma Pada Anak

Anak tidak dilahirkan untuk jadi “biang kerok” karena lingkungan-lah yang membentuk pribadi seperti itu.

Situasi emosi anak semasa kecil sangat berkiblat dari sikap ayah dan ibu. Anak yang hidup di tengah orangtua yang tidak harmonis, hampir sebagian besar, tumbuh menjadi anak bandel.

Walhasil anak akan mencari berbagai cara untuk keluar dari ketidakharmonisan di dalam rumah.

Bila Ayah dan Ibu cepat sadar kalau anak jadi bandel karena situasi rumah, jangan putus asa untuk merangkul anak lagi.

Ajak anak bicara dari hati ke hati. Berilah penjelasan bahwa Ayah dan Ibu kerap bertengkar bukan berarti keluarga akan berpisah, tetapi lebih kepada untuk menyamakan pendapat.

Di luar menghadapi masalah itu, segeralah perbaiki komunikasi antara ayah dan ibu sehingga kuantitas pertengkaran bisa dikurangi.


Masalah menjadi rumit di saat anak semakin tak bisa dikendalikan sementara orangtua bukan berdamai malah semakin sering ribut.

Anak akhirnya dikhawatirkan jadi trauma. Dia bingung memilih antara yang sikap benar atau salah. Apalagi jika Ayah maupun Ibu saling menyalahkan atas kenakalan anak. Secara psikologis, anak akan makin tertekan.

Kalau sudah begitu perlu bantuan psikolog untuk menolong anak keluar dari traumanya.

Kamis, 23 Juni 2011

Pentingnya Peran Ayah Dalam Fase Menyusui

Sudah bukan rahasia lagi, dalam proses menyusui, ibu adalah tokoh sentral dan dianggap satu-satunya figur penting. Sedangkan ayah berperan sebagai pencari nafkah agar bisa membeli berbagai kebutuhan si buah hati. Namun benarkah peran ayah hanyalah sebagai tulang punggung keluarga?

Dulu, beberapa puluh tahun yang lalu, sebuah hal yang tabu kala ayah ikut membantu menggantikan popok, menceboki atau memandikan si kecil. Namun, sekarang jaman telah berubah. Peran Ayah pun bertambah. Seorang Ayah, harus siap membantu Ibu untuk merawat bayi dengan penuh kesadaran.

Jamak kita ketahui bahwa produksi Air Susu Ibu (ASI) erat kaitannya dengan kondisi batin ibu. Jika seorang ibu merasa cemas, tertekan dan takut ASI yang dihasilkan akan sedikit. Akibatnya, si kecil akan kekurangan ASI yang berujung pada kurangnya asupan gizi dan berdampak buruk pada pertumbuhannya. Walau pun ASI dapat diganti dengan susu formula, tetap saja ASI merupakan sumber gizi terbaik.

Keterlibatan ayah dapat dimulai saat Ibu menyusui si kecil. Proses menyusui ini akan menjadi sebuah ritual yang menyenangkan antara ibu, ayah dan si kecil. Ayah yang memperlihatkan kasih sayang dan perhatian penuh terhadap ibu dan si kecil akan membuat ibu merasa tenang dan terlindungi. Perasaan nyaman inilah yang membuat ibu termotivasi dan akibatnya, produksi ASI akan lancar dan berlimpah.

Di sinilah, ayah memegang peranan penting dalam proses menyusui. Figur ayah sebagai kepala dan pelindung keluarga akan membuat ibu merasa tidak sendirian saat merawat si kecil.

Selain saat menyusui, interaksi-interaksi yang dilakukan oleh ayah akan berbeda dengan yang dilakukan ibu. Bila ibu cenderung komunikatif sedangkan ayah berinteraksi dengan menggendong atau permainan fisik. Dari sisi perkembangan bayi, energi fisik yang besar milik ayah akan mengimbangi sentuhan lembut ibu. Perbedaan gaya inilah yang membuat si kecil kaya pengalaman.

Dengan demikian, si kecil akan semakin cerdas dan semakin dekat dengan kedua orangtua. [ ]

Rabu, 22 Juni 2011

Bisnis Lobster Air Tawar

Untuk mencegah penyakit yang sering menyerang benih lobster seperti parasit, cukup dengan memberikan makanan yang sesuai, menjaga kualitas air yang baik, serta oksigen yang cukup di dalam air.

Pemasaran dilakukan melalui internet dan memasang iklan di majalah atau Koran. Untuk benih dan indukan, ia pasarkan ke pembenih dan pembesar. Sedangkan untuk lobster komsumsi, ia tawarkan ke hotel atau restoran.

Ketika disinggung mengenai kendala usaha, bahwa masalah utamanya terletak di pemasaran, sama seperti usaha lainnya.

“Jika ingin membenihkan atau membesarkan lobster air tawar, maka carilah banyak teman. Kita tidak bisa “bermain” sendiri jika ingin sukses karena pada dasarnya semua bisnis pasti membutuhkan banyak mitra

Hal ini terbukti dengan meningkatnya jumlah pesanan, baik untuk benih maupun konsumsi. Selain memakai kolam, pembenihan lobster juga bisa dilakukan di dalam aquarium, bak fiber, atau kolam semen. Peralatan yang digunakan pembenihan di aquarium berupa potongan pipa ukuran 5-10 cm dan jaring. Sementara itu, untuk pembenihan di bak fiber dan kolam semen, selain memakai potongan pipa dan jaring, juga menggunakan genteng dan batu roster.

Batu roster, genteng, jaring, dan potongan pipa digunakan sebagai tempat persembunyian. Jika tidak ada tempat bersembunyi, maka lobster akan menyerang satu dengan yang lainnya.

Untuk pembenihan yang dilakukan di dalam aquarium (ukuran 100x50x25 cm), idealnya berisi 1 set induk lobster. Jika dilakukan di kolam semen (ukuran 2x1 m), berisi 5 set indukan lobster. Semakin banyak jumlah set indukan yang ditempatkan dalam satu kolam, maka akan semakin bagus karena sifat lobster betina yang sangat selektif dalam memilih pejantan. Jika dalam satu kolam terdapat banyak pejantan maka kemungkinan terjadinya perkawinan juga semakin besar.

Proses perkawinan terjadi setelah 2-3 minggu. Ciri induk betina yang sedang bertelur adalah ekornya akan melengkung hingga kaki pertamanya. Jika sudah terlihat tanda-tanda induk bertelur, segera pindahkan ke aquarium lainnya. Usahakan 1 aquarium (ukuran 100x50x25cm) hanya berisi 1 induk betina. Hal ini bertujuan untuk menghindari pertengkaran antara lobster betina yang dapat mengakibatkan kerontokon telur.

Induk lobster betina bisa menghasilkan 200-300 telur lobster. Proses pengeraman telur membutuhkan waktu 30-35 hari dan untuk penetasan telur lobster membutuhkan waktu 3-4 hari. Setelah telur menetas, segera ambil induknya. Jika induk tidak diambil lebih dari seminggu, maka lobster induk akan memangsa anaknya sendiri.

Setelah induk dipisahkan dari anaknya, pisahkan induk dari lobster dewasa lainnya. Untuk proses perkawinan selanjutnya, tunggu selama minimal 2 minggu atau sampai berganti kulit. Induk lobster air tawar bisa hidup sampai umur 3-4 tahun dengan panjang 20-25 cm dan berat mencapai 0,5 kg. Pada usia itu, lobster akan semakin banyak menghasilkan telur, bahkan jumlahnya bisa mencapai hingga ribuan.

“Semakin tua lobster, maka jumlah telurnya akan semakin banyak, karena badannya semakin besar, kuat, dan panjang,”

Setelah telur menetas menjadi benih, sebulan kemudian pilah benih dan pisahkan sesuai ukurannya lalu pindahkan dari aquarium ke kolam semen. Kolam semen lebih bagus untuk pembenihan karena naik turunnya suhu dalam kolam semen tidak terlalu drastis. Suhu yang sesuai untuk benih lobster air tawar adalah 25-30 oC.

Dua bulan kemudian, benih lobster yang perkembangannya bagus akan berukuran 5 cm dan siap untuk dijual. Lamanya waktu usaha pembenihan secara keseluruhan sekitar 6 bulan dari mulai proses perkawinan indukan sampai umur benih mencapai 2 bulan. Resiko kematian benih saat pemeliharan sekitar 20%.

Berikan makan berupa pelet khusus lobster sehari 2 kali, yaitu pagi (pukul 07.00-09.00) dan sore (pukul 17.00-20.00). Porsi ideal untuk makan pagi 1 ekor benih lobster adalah seperempat sendok teh pelet dan untuk makan sore sebanyak setengah sendok teh. Selain pelet, juga bisa diberikan sayuran (misalnya tauge dan wortel) dan protein segar (misalnya cacing sutra dan cacing beku).

Untuk Cacing Sutra atau beku, biasanya 1 liter cacing bisa dihabiskan dalam waktu 1 minggu untuk 1000 benih lobster. Untuk pembenihan lebih dianjurkan diberi pakan cacing karena kadar proteinnya tinggi.

Untuk penyakit yang biasanya menyerang benih lobster adalah parasit yang hidup di kepala dan badan lobster. Parasit tersebut berwarna putih susu dan bisa berkembang biak di dalam tubuh dan kepala lobster. Ciri lobster yang terkena parasit adalah nafsu makannya berkurang dan tidak lincah sehingga bisa mengakibatkan kematian.

Cara Untuk mengatasinya, biasanya merendam benih lobster yang terkena penyakit pada air garam dengan kadar garam 30 ppt. Caranya rendam benih lobster dalam air tersebut selama 10-14 hari dan setiap 3-4 hari sekali ganti air dengan air garam yang baru. Saat direndam, biasanya benih lobster akan melompat-lompat dan pada saat melompat itulah telur parasit akan mati.

Yang harus diperhatikan dalam pembenihan lobster adalah pemberian makan dan kualitas air, biasanya mengganti air sebulan sekali, namun, penggantian air bisa lebih cepat atau lebih lama dari yang diperlukan, tergantung dari tingkat kotoran dalam air.

Jika kadar kotoran sisa makanan lebih besar dibandingkan kotoran dari bibit lobster, maka air akan beracun dengan ciri warna air berubah menjadi keruh dan baunya tak sedap. Racun tersebut dihasilkan dari sisa makanan yang membusuk dalam air. Oleh sebab itulah usahakan agar makanan selalu habis untuk sekali makan sehingga tidak meninggalkan sisa dalam air.

Selasa, 21 Juni 2011

Perkembangan Psikologi Anak Dalam Kehidupan Sosial

Perbedaan fase perkembangan status sosial di dunia anak-anak dalam persahabatan dan mendapatkan kawan bermain di lingkungan sekolah dan di luar lingkungan sekolah, berbeda dengan pengertian persahabatan yang terjadi pada orang dewasa, untuk orang dewasa persahabatan adalah suatu ikatan relasi dengan orang lain, di mana kepercayaan, pengertian, pengorbanan dan saling membantu satu sama lainnya akan terjalin dalam periode yang lama, sedangkan di dunia anak-anak tidak seperti halnya yang terjadi pada orang dewasa, di dunia anak-anak persahabatan terjalin tidak untuk waktu yang lama, terkadang bila terjadi masalah yang kecil saja, jalinan persahabatan tersebut akan terputus.
Ada dua metode penelitian untuk mengetahui arti persahabatan dan kawan bermain di dalam dunia anak-anak :
1. Dengan cara kita mengajukan beberapa pertanyaan, seperti ;
Siapa teman dekatmu ? kenapa dia ? apa yang kamu senangi dari dia ?
2. Dengan cara kita bercerita tentang persahabatan, kemudian kedua orang sahabat tersebut bertengkar karena mereka tidak dapat menyelesaikan masalahnya dengan baik.
Dari kedua metode tersebut, metode yang nomor dua kita akan banyak mendapatkan informasi, kemudian kita ajukan pertanyaan kepada anak ; Harus bagaimanakah situasi itu diselesaikan ?
Dari banyak informasi yang diberikan anak tersebut, kita akan mendapatkan kesimpulan yang kita bagi dalam beberapa fase, seperti ;
Fase Pertama ;
- Teman untuk bermain
Teman bermain untuk usia anak antara 5 sampai 7 tahun.
Bagi mereka, teman adalah seseorang yang mempunyai mainan yang menarik yang tempat tinggalnya dekat di sekitar mereka, dan mereka mempunyai ketertarikkan yang sama.
Kepribadian dari teman tersebut tidak menjadi masalah, yang terpenting bagi mereka adalah kegiatan dan mainan apa yang mereka miliki, persahabatan mereka akan terputus apabila salah seorang dari anak tersebut tidak mau bermain lagi dengan anak lainnya karena kejenuhan dan kebosanan, persahabatan mereka akan secepat mungkin terputus dan terbina kembali begitu saja.
Contoh percakapan yang sering kita temui pada anak-anak usia 5 sampai 7 tahun, antara lain mengenai berbagi makanan, misalnya ;
“Kalau kamu memberi saya coklat, kamu temanku lagi”
Dalam usia ini mereka dengan gampangnya mengatakan tentang berteman, biasanya percakapan mereka dimulai dengan perkataan “namamu siapa ? dan namaku......” dan mereka bisa begitu saja berteman setelah saling mengetahui nama masing-masing.
Fase Kedua
- Teman untuk bersama
Teman bermain dan membangun kepercayaan, untuk usia anak antara 8 sampai 10 tahun.
Dalam usia mereka ini, pengertian teman sedikit lebih luas dari pada fase pertama, karena arti teman bagi mereka sudah melangkah ke perasaan saling percaya, saling membutuhkan dan saling mengunjungi.
Dalam fase ini seorang anak untuk mendapatkan teman tidak segampang anak pada fase pertama, karena mereka harus ada kemauan berteman dari kedua belah pihak.
Mereka tidak akan mau berteman lagi setelah di antara mereka timbul masalah, seperti ;
- Salah seorang di antara mereka ada yang melanggar janji ;
- Salah seorang di antara mereka ada yang terkena gosip ;
- Salah seorang di antara mereka tidak mau membantu, disaat temannya tersebut
membutuhkan pertolongan.
Percakapan yang sering kita temui pada fase kedua ini, misalnya ;
“Kenapa kamu pilih dia sebagai temanmu ?”
Dalam fase ini, seorang anak tidak mudah menjalin persahabatan, biasanya persahabatan tersebut terjadi setelah beberapa saat mereka saling mengenal baik baru mereka akan menjalinnya, kadang persahabatan mereka bisa sampai usia dewasa, kadang juga terputus tergantung factor apa yang terjadi selama persahabatan mereka.
Fase Ketiga
- Persahabatan yang penuh dengan saling pengertian
Terjadi pada anak usia 11 sampai 15 tahun, bagi mereka arti teman tidak hanya sekedar untuk bermain saja, di sini seorang teman harus juga bisa berfungsi sebagai tempat berbagi pikiran, perasaan dan pengertian.
Pada fase ini persahabatan memasuki stadium yang sangat pribadi, karena pada umumnya mereka sedang mengalami masa puber dengan permasalahan psikologis seperti ; depresi, rasa takut, problem di rumah, atau problem keuangan yang terjadi pada mereka, biasanya mereka lebih tahu permasalahan psikologis tersebut dibandingkan dengan orang tua mereka sendiri.
Persahabatan pada fase ini bisa berubah seiring dengan berjalannya usia mereka, dari sekedar teman bermain, kemudian berkembang menjadi teman berbagi kepercayaan dan teman berbagi emosi.
Persahabatan tersebut biasanya terputus karena salah seorang dari mereka pindah rumah atau melanjutkan sekolah di kota lain.
Percakapan di antara mereka yang sering kita dengar pada fase ini, misalnya ;
“Kita butuh teman yang baik, karena kita bisa berbagi ceritera di mana orang lain tidak perlu tahu, teman yang baik akan memberi nasihat atau jalan keluar yang terbaik”
Pentingnya Persahabatan Untuk Perkembangan Sosial Anak-Anak
- Populer atau Tidak Populer dan Apa Akibatnya
Di dalam lingkungan sekolah dasar, biasanya ada anak yang populer dan tidak populer, baik anak tersebut lebih menonjol karena kepintarannya atau pun karena hal yang lainnya.
Mereka mendapat perhatian lebih, seperti selalu diundang dan hadir di pesta ulang tahun temannya sedangkan yang tidak populer tidak pernah diundang.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang hubungan sosial anak populer dan tidak populer di dalam kelas, seorang guru atau kita, dapat mengajukan beberapa pertanyaan kepada mereka,
seperti ;
- Dengan siapa kamu mau pergi tamasya ?
- Dengan siapa kamu mau duduk ?
Ternyata anak populer lebih banyak disebut dan anak tidak populer jarang atau sama sekali tidak disebut.
Untuk lebih mengetahui anak populer dan tidak populer, pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dikembangkan lagi dengan pertanyaan-pertanyaan negatif dan pertanyaan-pertanyaan positif.
Dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita bisa lebih cepat mengetahui mana anak populer dan mana anak yang tidak populer dan juga kita bisa lebih cepat mengetahui serta membantu mengatasi problem si anak pada stadium yang masih belum terlalu jauh.
Dengan cara tersebut, pada akhirnya kita bisa membedakan perkembangan anak-anak secara berurutan, seperti ;
1. Anak-anak yang menyandang bintang sosiometris
Bintang sosiometris, artinya mereka paling banyak disebut sisi positifnya dari pada sisi
negatifnya, biasanya mereka disenangi dan diakui oleh teman-temannya sedikit dari mereka yang menyandang bintang sosiometris ini merasa terasingkan.
2. Anak-anak yang biasa
Biasanya mereka tidak begitu populer dibandingkan dengan bintang sosiometris, tetapi mereka lebih banyak disebut sisi positifnya dan sedikit disebut sisi negatifnya.
3. Anak-anak yang terisolir
Biasanya mereka tidak disebut sisi positifnya dan juga tidak disebut sisi negatifnya, sepertinya anak terisolir tersebut tidak terlihat oleh teman-temannya.
4. Anak-anak yang terasingkan
Biasanya mereka oleh anak-anak yang lain diasingkan dan tidak diakui sebagai teman, mereka biasanya sedikit sekali disebut sisi positifnya dan lebih banyak disebut sisi negatifnya.
Dari urutan-urutan di atas, kita sebagai orang tua harus cepat tanggap dan tidak ragu untuk bertanya kepada guru di sekolah, bagaimana perkembangan psikologi anak di lingkungan sekolah, hal tersebut dilakukan untuk membandingkan perkembangan psikologi anak di lingkungan rumah dan di lingkungan sekolah, supaya kita dapat secepatnya menelusuri dan mengetahui apakah anak kita mempunyai masalah dalam dirinya yang tidak berani diungkapkan kepada kita sebagai orang tuanya dan kita bisa dengan cepat menangani serta membantu memecahkan masalah si anak tersebut, sebelum masalah anak tersebut terlanjur merubah sifat dan karekter si anak.
Faktor-faktor penting yang mempengaruhi dalam status sosial anak
1. Cara orang tua mendidik dan membina anak
Orang tua yang mendidik anak dengan cara bertahap dalam menjelaskan sesuatu hal, dan mendidik anak dengan penuh kasih sayang, biasanya anak-anak mereka memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan mereka akan mudah dalam mengembangkan hubungan sosialnya.
Lain halnya dengan anak-anak yang tidak mendapatkan kasih sayang secara penuh dan mereka dididik oleh orang tuanya dengan cara kasar serta mendapatkan peristiwa yang membuat anak tersebut trauma, maka kita bisa dengan jelas melihat perbedaan yang mencolok, biasanya anak tersebut sulit dikendalikan dan memiliki masalah, mereka tidak akan mudah membina hubungan sosial dan sulit membina persahabatan dengan anak lainnya.
2. Urutan kelahiran
Urutan kelahiran, mempengaruhi juga dalam status sosial anak, karena biasanya anak yang paling muda lebih populer dan terbiasa dengan negoisasi dari pada saudara-saudaranya.
3. Kecakapan dan keterampilan mengambil peran
Biasanya anak-anak populer memiliki kecakapan dan keterampilan dalam mengambil apa pun posisi peran dan posisi peran tersebut dapat berkembang menjadi lebih baik.
Anak-anak populer biasanya memiliki intellegensi/kecerdasan yang baik.
Dengan memiliki ciri-ciri tersebut, anak-anak populer lebih mudah menempatkan dirinya atau beradaptasi dilingkungan yang asing.
4. Nama
Ternyata di lingkungan anak-anak, nama dapat membawa pengaruh.
Nama yang dapat diasosiasikan dengan sesuatu hal, dapat membawa pengaruh negatif terhadap perkembangan sosial psikologi anak. karena anak-anak masih sangat kongkrit dalam menyatakan sesuatu hal, akibatnya anak tersebut merasa rendah diri dan tersudut apabila anak-anak yang lain mencemoohkan karena namanya dapat diasosiasikan dengan sesuatu hal.
5 Daya tarik
Anak-anak yang memiliki daya tarik tersendiri, biasanya selalu populer daripada anak yang kurang memiliki daya tarik.
Anak-anak yang berumur 3 tahun, sudah bisa membedakan mana anak-anak yang menarik dan mana anak-anak yang kurang menarik, reaksi ketertarikkannya hampir sama dengan orang dewasa.
Pada anak usia 3 tahun, anak yang menarik dan anak tidak menarik tidak begitu kelihatan mencolok, tetapi pada anak usia 5 tahun, hal tersebut dapat terlihat sangat jelas, anak usia 5 tahun yang tidak menarik biasanya lebih agresif dan sering tidak jujur dalam bermain, sedangkan pada anak usia 5 tahun yang memiliki daya tarik, biasanya mereka sering diberi masukkan-masukkan yang positif dari sekitarnya sehingga tumbuh rasa percaya diri yang lebih tinggi, sabaliknya pada anak usia 5 tahun yang tidak menarik rasa percaya dirinya berkurang karena terpengaruh masukkan-masukkan yang negatif dari lingkungannya.
6. Perilaku
Tidak semua anak yang menarik menjadi populer karena masih banyak faktor lainnya yang bisa mempengaruhi katagori populer.
Perilaku yang membuat anak populer, antara lain ; ramah tamah, mempunyai rasa simpati, tidak agresif, bisa berkerja sama, suka menolong, suka memberikan masukkan atau komentar yang positif, dan lain-lain.
Secara umum faktor-faktor di atas terdapat pada anak-anak yang populer, dan factor-faktor tersebut dapat menentukan status sosial anak, tetapi tidak selamanya anak populer pada nantinya dapat menentukan status sosial, sebagian anak-anak yang tumbuh dari lingkungan yang selalu terjaga pendidikannya, intellegensinya, cakap dan terampil, mempunyai nama yang baik serta menarik tetapi tidak popular, sebagian lagi ada juga anak-anak yang tumbuh dari lingkungan yang bermasalah, kurang perhatian dari orang tua, mempunyai nama yang kurang bagus, dan tidak memiliki daya tarik, tetapi bisa juga menjadi populer.
Lalu bagaimana dengan anak-anak yang kurang dihargai seperti ; Anak-anak yang terisolir dan Anak-anak yang terasingkan.
Kelompok anak-anak tersebut memiliki nilai yang rendah dari anak-anak seumurnya, akan tetapi anak-anak yang terisolir lebih mudah diakui dari pada anak-anak yang terasingkan, namun lama kelamaan anak-anak yang terasingkan akan diakui juga.
Anak-anak yang terasingkan memiliki resiko adaptasi lebih besar dalam usia menjelang dewasa, mereka menjadi terasingkan karena ada penyimpangan dari salah satu factor status sosial anak.
Jika anak-anak ini lemah dalam menghadapi ejekkan-ejekkan atau godaan dari anak-anak lainnya, maka hal tersebut dapat membentuk perilaku dan proses belajarnya akan terganggu.
Beberapa problem pada anak-anak yang terasingkan, antara lain ;
- secara terbuka mereka diasingkan
- sering terlibat dalam hal-hal kejadian interaksi yang negatif
- mempunyai masalah perilaku
- sering memperlihatkan perilaku agresif
- mempunyai status negatif yang stabil
- sering bermasalah di sekolah
Secara umum anak-anak yang terasingkan, berreaksi dengan dua cara :
1. Menarik diri
Biasanya mereka menarik diri dari kontak dengan yang lain, mereka sebetulnya ingin main dengan anak-anak lainnya, tetapi mereka diacuhkan dan diabaikan keberadaannya, malahan mereka mengejeknya seperti dengan sebutan “professor” karena anak tersebut memakai kacamata, maka dari itu mereka selalu menhindar dari anak-anak lainnya, di rumah biasanya mereka juga pendiam dan selama mungkin tinggal di kamarnya dengan membaca komik atau mendengarkan musik, kepada orang tuanya mereka beralasan tidak suka main di luar.
2. Perilaku anti sosial
Biasanya mereka sulit untuk diatur, padahal anak-anak lainnya tidak suka dengan perilakunya, misalnya ;
Pada saat anak-anak yang lain bermain bola, kemudian datang anak yang terasingkan, tetapi tidak untuk ikut bermain dengan anak-anak lainnya, anak tersebut datang hanya sekedar untuk mengganggu saja dengan mengambil bolanya, dan apabila ikut bermain bola pun anak itu akan tampil dengan kasar sehingga membuat anak-anak lainnya berhenti bermain, anak yang terasing itu akan marah-marah hingga akhirnya anak-anak yang lain terpaksa mengalah dan bermain bola kembali dengan aturan-aturan yang dikehendaki oleh anak yang terasing tadi.
Untuk anak-anak yang terasing ini di negara-negara yang sudah maju, seperti di Belanda, para orang tua dari anak tersebut akan mendapat laporan dari pengajar atau guru, kemudian mereka diberikan penyuluhan dan konsultasi dari Psikolog Anak yang ada di bawah Departemen Urusan Anak-anak Bermasalah, kemudian akan dikirim ke Departemen Kesehatan untuk gangguan jiwa yang tidak stabil untuk diberi pengarahan dan keterampilan sosial dalam cara menyesuaikan diri atau cara beradaptasi di lingkungan rumah maupun di lingkungan sekolah.
Untuk orang yang lebih dewasa, mereka diajarkan semacam therapy untuk beradaptasi dalam lingkungan masyarakat supaya akhirnya mereka bisa mandiri.

Anak Jangan Bawa Ransel Sekolah Terlalu Berat

Sering terlihat anak sekolah dasar atau anak kecil membawa tas ransel sekolah yang besar dan berat untuk ukuran anak seusianya. Padahal jika anak terlalu sering memikul beban yang terlalu berat akan berbahaya bagi struktur tubuhnya nanti.

Anak sekolah dasar merupakan usia dimana tubuhnya masih berkembang dan tumbuh. Jika terjadi sesuatu yang bisa mengganggu proses pertumbuhannya akibatnya baru akan terasa setelah si anak dewasa atau mulai memasuki usia 17 tahun ke atas.

"Pada anak kecil yang sering membawa beban yang berat ada dua faktor yang bisa mempengaruhinya, yaitu bagaimana cara membawanya dan berapa beban yang harus ditanggung anak setiap harinya," ujar Daniel A Nugroho, AMF, fisioterapis dari Klinik Eastwest Physiotherapy & Rehabilitation, saat ditemui detikHealth, di kantornya, Dharmawangsa Square, Jakarta, Senin (24/8/2009).

Daniel menambahkan, untuk mengetahui apakah beban tersebut melebihi kapasitas sang anak atau tidak akan terlihat saat anak tersebut berdiri. Jika saat anak dipakaikan tas dan mengubah posisi berdirinya entah itu maju atau mundur, maka beban tersebut telah melebihi kemampuan sang anak.

Meskipun saat ini banyak tas ransel yang dirancang untuk menunjang posisi tulang belakang agar tetap lurus, tapi tetap saja otot akan bekerja terlalu keras untuk menahan beban tersebut.

"Mungkin anak tidak akan mengeluh mengenai apa yang dirasakannya, namun keluhan biasanya baru akan muncul setelah anak tersebut tidak menanggung beban yang berat lagi misalnya saat sekolah menengah atas atau saat kuliah," ujarnya.

Akibat yang bisa ditimbulkan jika anak terus menerus memikul beban yang berat di pundaknya adalah bisa saja anak mengalami skoliosis yaitu tulang belakang tidak normal yang bentuknya tidak lurus melainkan melengkung ke samping, anak akan menjadi bongkok atau agak membusung saat berjalan.

Sebaiknya jika anak harus membawa banyak peralatan ke sekolahnya, gunakanlah tas yang seperti koper sehingga tidak harus dipikul tapi bisa didorong. Atau jika menggunakan tas ransel jangan terlalu banyak isinya, gunakanlah tas tambahan yang bisa dijinjing oleh sang anak jika bawaannya terlalu banyak.

Mulai saat ini perhatikan barang apa saja yang dibawa oleh sang anak. Sebisa mungkin kurangi barang bawaan yang tidak perlu dan jangan memberikan anak beban yang terlalu berat.



Source: Vera Farah Bararah - detikhealth.com

Senin, 20 Juni 2011

Mendidik anak di rumah

Pembelajaran anak di rumah berbeda dengan di sekolah. Pembelajaran di sekolah terikat dengan tempat, waktu, jadwal, kurikulum, dan seterusnya. Adapun mendidik anak di rumah berlaku setiap hari, bahkan setiap saat. Mengandaikan pendidikan anak sebagai prosedur khusus yang memerlukan waktu-waktu khusus, akan banyak menyita kesempatan orang tua. Mendidik anak menjadi tak alamiah dan tak menggembirakan. Sebaliknya terkesan sebagai beban, baik bagi anak maupun orangtua. Mendidik anak jadi seperti kursus dengan paket-paket yang dikemas dalam sebuah kurikulum dengan anak sebagi peserta wajib dan orangtua guru resminya. Kita sadar bahwa tidak semua orangtua mempunyai kapasitas dan kesempatan untuk itu. Ditambah lagi banyaknya faktor pendukung yang diperlukan.

Sebenarnya ada banyak peristiwa-peristiwa keseharian yang merupakan pintu masuk seluruh unsur pendidikan yang ingin diberikan. Karenanya kita harus berusaha agar semua tidak terlewatkan begitu saja. Kita perlu mengetahui dan menerapkan berbagai macam metode sehingga setiap detik kebersamaan kita dengan anak bisa menjadi sebuah pembelajaran berharga baginya. Dengan terkumpulnya metode-metode pembelajaran tersebut diharapkan proses pendidikan akan berlangsung setiap waktu, tanpa anak merasa terus digurui dan orangtua tidak merasa terbebani. Dengan mengharap pertolongan Allah subhanahu wa ta’ala, mudah-mudahan kita akan meraih keberhasilan. Diantara metode tersebut antara lain:

1. Metode Keteladanan

Keteladanan yang baik lagi shalih adalah sarana terpenting dalam pendidikan. Ia memiliki pengaruh yang sangat besar. Orang tua adalah contoh paling tinggi bagi anak. Anak tetap akan mengikuti perilaku dan akhlaknya, baik sengaja atau pun tidak. Bila ia selalu jujur dalam ucapan dan dibuktikan dengan perbuatan niscaya anak akan tumbuh dengan semua prinsip-prinsip pendidikan yang tertancap dalam pikirannya. Dengan adanya teladan, seorang anak akan belajar dengan sesuatu yang nyata. Ini akan lebih mudah diserap oleh jiwa.

Dengan adanya teladan, seorang anak akan belajar shalat dan menekuninya ketika melihat kedua orangtuanya tekun menunaikannya disetiap waktu, demikian juga ibadah-ibadah lainnya. Dengan adanya teladan, seorang anak akan tumbuh dengan sifat-sifat terpuji dan baik yang didapatnya dari orangtua atau gurunya.

Sebaliknya ketidaksesuaian antara ucapan dan perbuatan akan menjadi racun dalam pendidikan. Sebagai contoh, seorang anak yang melihat ayahnya suka berdusta tidak akan dapat mempelajari kejujuran darinya. Sebagaimana seorang anak perempuan yang melihat ibunya tak mempan dengan nasehat, maka jangan harap ia tumbuh menjadi anak yang mudah diberi nasehat oleh ibunya.

Allah telah mencela para pendidik yang perbuatannya menyelisihi ucapannya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لا تَفْعَلُونَ (٢)كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لا تَفْعَلُونَ (٣)

“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS.Ash-Shaf:2-3)
2. Bimbingan dan Nasehat

Nasehat yang baik termasuk sarana yang menghubungkan jiwa seseorang dengan cepat. Apalagi nasehat yang kita ucapkan tulus dari dasar hati kita yang paling dalam. Niscaya akan memberikan pengaruh yang yang langsung menghujam di hati anak. Agar nasehat membawa perbaikan maka perhatikanlah hal-hal berikut :
- Ulang-ulangilah nasehat, karena tabiat manusia adalah lupa, namun jangan berlebih-lebihan sehingga membuat jiwa menjadi bosan.
- Pilihlah waktu yang tepat, yaitu waktu ketika kondisi kejiwaannya dalam keadaan kondusif.
- Gunakanlah kata-kata yang mudah dan dapat dipahami sesuai dengan usia anak serta daya tangkap dan nalarnya.
3. Kisah dan Cerita

Kisah termasuk sarana pendidikan yang efektif. Sebab ia dapat mempengaruhi perasaan dengan kuat. Apalagi kisah nyata, sangat besar pengaruhnya pada jiwa anak, dapat memperkokoh ingatan anak dan kesadaran berfikirnya. Sebuah pelajaran akan lebih mudah dicerna dan difahami oleh akalnya bila diberi ilustrasi cerita. Yaitu cerita yang disertai penjiwaan. Dengan catatan cerita yang bawakan tidak menyimpang dari kaidah-kaidah syariat, jauh dari khayalan, dusta, dan kerusakan.

Allah juga menggunakan metode ini dalam mendidik, mengajar, dan mengarahkan. Dalam Al-Qur’an, Allah ta’ala menyebutkan tentang kisah para nabi dan rasul.

وَكُلا نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ وَجَاءَكَ فِي هَذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ (١٢٠)

“Dan semua kisah dari Rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu, dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Huud :120)

Kisah dan cerita juga dapat mempererat hubungan antara orangtua dan anak. Akan menciptakan kehangatan dan keakraban tersendiri, sehingga akan membantu kelancaran komunikasi.
4. Mengambil Pelajaran Dari Berbagai Peristiwa dan Kejadian

Mendidik anak berlangsung setiap hari. Dan peristiwa sehari-hari sebenarnya adalah peristiwa besar, sekalipun tampak sepele. Peristiwa keseharian ini akan memberi pengaruh sikap terhadap peristiwa-peristiwa yang dialami anak di lain waktu. Pendidik yang cerdas lagi sangat menginginkan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya tidak akan membiarkan suatu kejadian melintas begitu saja tanpa mengambil pelajaran darinya untuk ia sampaikan kepada anak-anaknya. Karena hidup memang penuh dengan peristiwa dan kejadian. Manusia senantiasa akan menemui peristiwa-peristiwa ini selama masih hidup di dunia. Dan peristiwa-peristiwa kehidupan termasuk sarana terpenting dalam mendidik, karena memiliki pengaruh yang besar bagi anak. Ambilah setiap kejadian sebagai pengarahan, bimbingan, pengajaran, dan sarana untuk meluruskan kesalahan. Manfaatkan saat-saat yang tepat hingga bisa mengetuk jiwanya dan mempengaruhi hatinya. Sewaktu perasaannya dapat merekam dengan jelas sehingga pelajaran berharga masuk dalam jiwanya.

Demikianlah manhaj Al-Qur’an, bahkan Al-Qur’an diturunkan berangsur-angsur menurut peristiwa yang terjadi agar lebih mengakar dalam hati manusia. Sebagai contoh peristiwa yang menimpa kaum muslimin dalam perang Hunain, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :

لَقَدْ نَصَرَكُمُ اللَّهُ فِي مَوَاطِنَ كَثِيرَةٍ وَيَوْمَ حُنَيْنٍ إِذْ أَعْجَبَتْكُمْ كَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنْكُمْ شَيْئًا وَضَاقَتْ عَلَيْكُمُ الأرْضُ بِمَا رَحُبَتْ ثُمَّ وَلَّيْتُمْ مُدْبِرِينَ (٢٥)

” Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai Para mukminin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, Yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah (mu), Maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang Luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dengan bercerai-berai.” (Qs. At Taubah: 25)
5. Metode Pembiasaan

Biasakan anak melakukan kebaikan. Sebab bila anak terbiasa mengerjakannya secara teratur, maka ia akan menjadi sebuah kebiasaan. Dengan pembiasaan maka urusan yang banyak akan menjadi mudah. Tanamkan kepada mereka kebiasaan melakukan sesuatu yang baik dan membawa keberuntungan baginya dalam urusan dunia maupun agama. Baik itu ibadah, adab, tutur kata, sopan santun, rutinitas keseharian, dan lain sebagainya.
6. Memanfaatkan Waktu Luang

Dorong anak untuk mengisi waktu luang dengan kebaikan dan sesuatu yang bermanfaat, sehingga tidak dimasuki oleh keburukan, kerusakan, dan kesesatan. Berikan pengarahan yang benar dalam jalur kebaikan. Luangkan waktu Anda bersama anak, untuk menemani, membimbing, dan beraktivitas bersama mereka. Sehingga anak akan terlepas dari sebab-sebab penyimpangan dan kerusakan, karena terlalu banyaknya waktu kosong tanpa tahu harus diisi dengan apa. Karena Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam bersabda, “Dua nikmat yang kebanyakan manusia tertipu dengannya: kesehatan dan waktu luang” (HR. Bukhari)
7. Pemberian Motivasi

Berikanlah motivasi positif pada anak! Baik motivasi yang sifatnya konkrit maupun maknawi. Berikan dorongan dan semangat kepada anak untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat. Seiring dengan itu teruslah menggali apa yang menjadi bakat dan potensi mereka. Biasakan mereka untuk berusaha dengan keras dan bersaing secara sehat. Ikut sertakan anak dalam perlombaan yang positif.

Motivasi yang terus menerus akan meningkatkan kreativitas anak dalam melakukan kebaikan dan hal yang bermanfaat. Dampingi terus mereka dan berikan dukungan sebaik-baiknya. Motivasi ini bisa berbentuk bahasa kata-kata ataupun bahasa tubuh. Dengan memberikan dukungan moril maupun materiil. Dengan memfasilitasi anak atau dengan memberikan hadiah ketika anak melakukan kebaikan.
8. Pemberian hukuman

Pendidikan anak dalam Islam dimulai dengan metode pengarahan yang baik serta mengajak anak pada nilai-nilai mulia penuh dengan kesabaran. Namun kadang, kita sudah menmpuh segala langkah nasehat maupun pengarahan untuk meluruskan kesalahan anak dan kenyataannya hal itu tidak mempan. Bahkan mereka semakin parah penyimpangannya sekalipun telah diajak kembali ke jalan yang lurus dengan cara yang baik dan halus. Dalam keadaan seperti ini kita harus mengambil cara yang tegas demi kebaikan anak. Yaitu dengan memberikan hukuman. Namun pemberian hukuman itu harus diimbangi dengan pemberian pujian dan balasan yang baik.

Pendidikan dengan pemberian hukuman ini hendaknya bermula dari ancaman hingga berakhir pada penjatuhan sanksi. Jika ternyata anak tidak menghiraukan, maka sanksi harus benar-benar kita jatuhkan. Dengan demikian akan tertanam pada jiwa anak bahwa ancaman kita itu sungguh-sungguh dan bukan main-main. Demikianlah metode yang Allah ta’ala sebutkan dalam firman-Nya:

اللَّهُ وَاللاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلا إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا (٣٤)

” Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.” (An Nisa:34)

Kesimpulannya, metode pemberian sanksi baru kita gunakan apabila seluruh metode mengalami kegagalan. Dan saat menjatuhkan sanksi, perhatikan waktu yang tepat dan bentuk sanksi yang sesuai dengan kadar kesalahan. Bentuk sanksi ini bisa bervariasi dari yang teringan, misalnya mengurangi jatah harian anak, mengurangi jam bermain atau yang semisalnya. Bisa berbentuk sanksi sosial berupa pengacuhan sampai yang terberat, yaitu hukuman fisik.

Kita dapat membuat kesepakatan dengan anak tentang bentuk sanksi dan kapan sanksi dijatuhkan. Sehingga anak lebih memiliki kesadaran dan kesiapan untuk menerimanya.

Demikianlah delapan metode pembelajaran yang kita harapkan dapat membantu kesuksesan kita dalam mendidik anak. Mendidik anak dengan memberi contoh akan menghasilkan karakter yang mulia. Pengajaran dengan tutur kata dan bimbingan yang baik mampu meluruskan berbagai kekurangan dan kesalahan, memberikan wacana yang baik dalam kehidupannya serta membiasakan mereka dengan kebaikan pula. Dengan memanfaatkan waktu senggang, anak mampu menyalurkan potensi tubuh, akal dan perasaan untuk sesuatu yang bermanfaat. Motivasi akan membangkitkan semangat dan persaingan hidup yang sehat serta mengasah kemampuan dan keterampilan. Sementara sanksi hanya berfungsi sebagai sarana kontrol akhir bila semua sarana dan metode di atas tidak bermanfaat.

***
artikel muslimah.or.id
Diringkas dari: Mencetak Generasi Rabbani, Ummu Ihsan Chairriyah & Abu Ihsan Al-Atsari, Darul Ilmi

Rabu, 15 Juni 2011

Prospek Lobster

Lobster Air Tawar atau Freshwater Crayfish merupakan binatang air yang cukup mudah untuk dibudidayakan. Harganya yang cukup tinggi, sekitar 150-250 ribu rupiah/kg, membuat budidaya lobster air tawar menjanjikan keuntungan bila dilakukan dengan teknik yang benar. Habitat asli Lobster Air Tawar adalah di sungai dan di rawa-rawa serta danau. Namun demikian, banyak sarana yang dapat digunakan
Media budidaya lobster air tawar ini sangat bervariasi. Pada umumnya Lobster Air Tawar dibudidayakan secara extensif pada kolam tanah. Pada budidaya secara extensif petani hanya menaruh indukan pada kolam tersebut pada masa berkala kolam tersebut dikeringkan dan lobster yang sudah memenuhi ukuran komersial akan dijual dan sisanya akan dikembalikan ke kolam tersebut. Pada budidaya secara intensif petani mulai memberi pakan ke dalam kolam dengan berbagai macam makan sayur-sayuran termasuk pakan komersil.

Budidaya secara intensif memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan secara extensive. Media lain yang sering digunakan adalah kolam semen atau kolam fiber (Tank). Kolam semen dan kolam fiber ini banyak digunakan untuk membesarkan burayak sampai berat sekitar 5 cm. Di Indonesia budidaya lobster air tawar banyak dilakukan dalam sekala perumahan terutama pada pembenihan.


Budidaya lobster air tawar sangat cepat dan gampang, tidak seperti udang windu atau udang galah yang relatif lebih sedikit dan rumit. Orang awam pun dapat melakukannya sendiri baik dalam skala usaha kecil maupun besar. Dengan sedikit modal dan kemauan yang kuat, setiap orang dapat membudidayakan lobster air tawar. Lobster air tawar tidak mudah stres dan tidak mudah terserang penyakit. Asalkan kebutuhan pakan, kualitas air, dan kebutuhan oksigen terpenuhi maka lobster dapat tumbuh dan berkembang biak dengan cepat. Jika dilihat dari iklim dan siklus musimnya, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk melakukan budi daya lobster air tawar sepanjang tahun. Lobster air tawar yang umumnya bertelur 4–5 kali dalam setahun dapat dimanfaatkan secara maksimal. Selain kondisi iklim yang sangat mendukung, sumber pakan alami bagi lobster tersedia cukup banyak di alam dan mudah diperoleh. Dengan pakan alami tersebut, lobster akan tumbuh dengan cepat. Oleh karena budi daya lobster tidaklah sulit maka bisnis ini dapat digunakan sebagai usaha sampingan.

Pakan Lobster

Lobster Air Tawar(LAT) merupakan hewan pemakan segala (omivora) terutama yang sudah hancur/mengurai, yang berarti mereka memakan apa saja yang ada dalam kolam yang kita pelihara.
Karena LAT adalah hewan yang hidup didasar dan tidak berenang seperti udang-udang lainnya, makan pakan yang diberikan sebaiknya adalah berada di dasar kolam atau tengelam.

Jika pakan/makanan yang dimakan oleh LAT mempunyai mengandung nutrisi yang memacu pertumbuhan makan LAT akan tumbuh dengan baik dan maksimal.

Berapa banyak pemberiannya?

Ini sangat terantung dengan kolam ke kolam. Pemberian pakan yang kebanyakan lebih berbahaya dari pada tidak memberi makan sama sekali. Pemberian pakan yang berlebihan akan menyebabkan kualitas air menjadi menurun bahkan menimbulkan racun (amoniak) yang bisa mematikan lobster tersebut.
LAT bisa hidup dalam waktu yang cukup lama tanpa makan, apa lagi pada suhu air yang tidak panas atau dibawah 20 derajat celcius. Jadi usahakan memberikan pakan yang cukup, sehingga kualitas air tetap terjaga.

Umumnya kita mengunakan patokan pemberian pakan adalah 3% dari perkiraan total berat badan dalam kolam (Biomass), tapi dalam beberapa peternak hanya memberikan sekitar 1-2% dari perkiran total berat badan dalam kolam, karena yakin sebagian dari pakan ini sudah ada dalam kolam tersebut.
Tentu hal ini sangat berbeda jika kita memelihara dalam akuarium yang mungkin hanya datang dari pakan yang dari luar alias pemberian kita. Namun jika di kolam baik kolam semen maupun kolam tanah (empang), biasanya hidup binatang-binatang kecil yang disebut plankton baik hewani (zoo) maupuh tanaman (phyto).
Memang sangat sulit bagi kita untuk mengetahui apakah pakan yang diberikan sudah termakan habis atau tidak pada kolam yang berair keruh yang umumnya pada kolam yang airnya melebih 50cm. Dalam hal ini bisanya mengunakan keranjang pakan (anco) atau feeding tray.

Pakan ini akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan dari LAT itu sendiri yang umumnya disebut Daily Growth Rate (DGR) atau tingkat pertumbuhan harian. Umumnya LAT semakin besar makan tingkat pertumbuhannya semakin kecil. Pada awal masih berupa burayak pertumbuhannya bisa mencapai 5% dan kemudian menurun menjadi 0.5% perhari.
Tingkat pertumbuhan ini yang akhirnya mempengaruhi Rasio konversi pakan (Feed Convertion Ratio) yang biasanya disingkat FCR. FCR dihasilkan dari banyaknya pakan yang diberikan untuk menghasilkan 1 kg LAT yang kita pelihara. Jika 1kg LAT menghabiskan 2Kg pakan maka FCRnya adalah 2. Semakin kecil FCR maka semakin baik tingkat pertumbuhan hariannya.

Pakan

Pakan dalam hal ini bisa dibagi menjadi 2 jenis, yaitu Pakan komersil dan pakan alami/segar.

Pakan komersil adalah pakan yang dijual ditoko-toko akuarium dan toko pakan ternak yang biasanya dibuat oleh pabrik seperti Pelet udang, Artemia buatan atau cacing sutra kering.
Sedangkan untuk pakan segar umumnya berupa:
1. Cacing Sutra
2. Bloodworm (Cacing darah/Cacing plankton)
3. Keong Mas
4. Cacing Tanah atau cacing lumbricus.
5. Sayur-sayuran.
6. Kacang-kacangan.
7. Ikan (rucah, cere)
8. Buah-buahan
9. dan lain-lain.

Yang paling praktis memang adalah pakan komersil, dimana pakan tersebut sudah diracik dengan kandungan nutrisi yang bervariasi. Umumnya kandungan nutrisi yang sering dilihat adalah protein, kabohidrat, lemak (fat) dan beberapa kandungan tambahan.
Pakan akan semakin mahal dengan kandungan protein yang semakin tinggi. Pakan komersil saat ini dengan protein paling tinggi adalah 40-42%. Harga pelet dengan protein tertinggi ini berkisar Rp. 12.000 – Rp. 15.000/kg.
Dengan kandungan protein yang tinggi pertumbuhan LAT akan lebih cepat, namun kandungan lainnya juga harus seimbang seperti kalori. Kandungan protein yang tinggi juga sangat berbahaya bila pakan tersebut tidak termakan dan hancur dalam kolam, sehingga amoniak menjadi cepat meningkat. Dan bukan cuman sisa makanan saja. Faces /kotoran yang dikeluarkan oleh LAT juga demikian.

Pakan alami/ pakan segar biasanya harus dilakukan proses sterilisasi untuk mematikan bakteri atau penyakit dari pakan yang diberikan. Sterilisasi bisa dilakukan dengan perebusan dan bisa juga dengan pembekuan.
Pakan alami biasanya tidak mempunyai nutrisi yang lengkap, atau umumnya hanya pada salah satu komposisi saja, seperti protein, karbohidrat dan vitamin tertentu. Berbeda dengan pelet komersil yang sudah diramu dengan kebutuhan nutrisi.

Untuk pemberian pakan yang tidak bisa tengelam, kita dapat mengunakan tali lalu diikat dengan pemberat seperti batu.

Beberapa buah-buahan yang juga dapat diberikan kepada LAT seperti Apel, Pisang, Jeruk, strowberry dan lainnya. Namun tentu pakan ini sangatlah mahal. Dan jika kita ingin memberikannya perlu dipertimbangkan kandungan dari pakan tersebut yang cenderung asam yang juga mempengaruhi pH air menjadi rendah.

Kesimpulan

Pakan yang bernutrisi lengkap dan sesuai dengan kebutuhan LAT akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan, yang pada akhirnya akan mempengarui biaya produksi kita.

Saat gelisah dengan suami

Di bawah naungan ajaran Islam, pernikahan sepasang insan suami istri menjalani hidup mereka dalam satu perasaan, menyatunya hati dan cita-cita. Namun adakalanya pernikahan harus berjalan di atas kerikil. Apalagi saat pandangan mulai berbeda, tujuan tak lagi sama. Mempertahankan keutuhan dan keharmonisan rumah tangga terasa tak lagi mudah. Di mata kita pasangan selalu serba salah dan penuh kekurangan.


Keluarga Samara

Pernikahan adalah fitrah kemanusiaan. Karenanya Islam menganjurkan, sebab nikah merupakan gharizah insaniyah. Sebagaimana Allah berfirman,

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah), (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.” (Ar-Ruum : 30).

Islam memberi penghargaan tinggi pada pernikahan dan Allah menyebutnya sebagai ikatan yang kuat. Dalam al-Quran surat An Nisaa : 21

“… dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat”

Demikian agungnya ikatan pernikahan hingga sebanding dengan separuh agama. Begitulah, keputusan dua insan berbeda untuk menikah tentunya dengan pertimbangan matang, faham dan tahu tujuan dari pernikahan. Mengerti betul perbedaan akan disatukan dalam perkawinan. Hingga pemahaman-pemahaman dari ini diharapkan akan membawa pada keharmonisan dan kelangsungan pernikahan pada keabadian.

Pernikahan adalah bangunan yang bertiang Adam dan Hawa yang membangun kecintaan dan kerjasama, penuh mawadah, ketenteraman, pengorbanan, dan juga hubungan rohani yang mulia dan keterikatan jasad yang disyariatkan.

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (Ar-Ruum :21).

Ayat ini merupakan pondasi kehidupan yang diliputi suasana perasaan yang demikian sejuk. Istri ibarat tempat bernaung bagi suami setelah seharian bekerja keras. Penghiburnya di saat lelah. Suasana rumah yang penuh belas kasih hingga menumbuhkan ketenteraman. Sebaliknya suami yang baik akan memberikan timbal balik yang sama.

Suami sebagai pemimpin rumahnya dengan bantuan dan dukungan istri akan bertindak sebijaksana mungkin mengatur rumah tangganya tanpa harus bersikap otoriter. Dan jika tugas suami istri berjalan seimbang maka akan memberi ketenteraman dan kemantapan dalam hubungan suami istri. Dan anak-anak yang tumbuh dalam “lembaga” yang bersih ini akan tumbuh dengan baik. Sebab individu yang bernaung di dalamnya tahu hak dan kewajibannya sebagaimana sabda Rasulullah ,

“Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin bertanggungjawab atas yang dipimpinnya.”

Maka tak heran kalau keluarga harmonis yang saking penuh mawadah warahmah akan mudah diwujudkan. Insyaallah.

Hak dan kewajiban suami istri

Kesan terbaik yang tertangkap dari rumah tangga Nabawi adalah terjaganya hak dan kewajiban dalam hubungan suami istri. Bahkan hak itu tetap diperoleh Khadijah dari Rasulullah meski Khadijah telah wafat hingga membuat Aisyah cemburu. Padahal Aisyah tak pernah berjumpa dengannya. Hal itu semua karena Rasulullah sering mengingat kebaikan dan jasanya.

Keharmonisan dalam rumah tangga akan dengan sendirinya terwujud jika pihak suami atau istri tahu hak dan kewajiban masing-masing. Rasa kasih dan sayang sebagai fitrah Allah di antara pasangan suami dan istri akan bertambah seiring dengan bertambahnya kebaikan pada keduanya. Sebaliknya, akan berkurang seiring menurunnya kebaikan pada keduanya. Sebab secara alami, jiwa mencintai orang yang memperlakukannya dengan berbuat baik dan memuaskan untuknya, termasuk melaksanakan hak dan kewajiban suami istri.

Suami memiliki hak yang besar atas istrinya. Di antara hak itu misalnya:

Menjaga kehormatan dan harga dirinya, mengurusi anak-anak, rumah dan hartanya saat suami tak ada di sisinya. Allah berfirman :

“….. wanita yang shalihah adalah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri saat suaminya tidak ada karena Allah telah memelihara mereka…… “ (An Nisa: 34).

Dalam haditsnya Rasulullah bersabda,

“Seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan bertanggungjawab atas kepemimpinannya.” (Riwayat Bukhari Muslim).

Berpenampilan menyenangkan di depan suami dan bersikap manis. Sebagaimana Rasulullah bersabda,

“Sebaik-baik wanita adalah yang bisa membuatmu senang saat engkau pandang, menaatimu saat engkau perintah dan menjaga dirinya dan hartamu saat engkau tinggal.” (Riwayat Tabrani)

Hak lain suami adalah tidak mengizinkan istri memasukan orang yang dibenci suami, menjaga rahasia suami istri termasuk dalam urusan ranjang, berusaha menjaga kelanggengan bahtera rumah tangga, tidak meminta cerai tanpa sebab syar’i.

Dari Tsauban, Rasulullah berkata, “wanita manapun yang minta cerai kepada suami tanpa sebab, maka haram baginya mencium bau surga”. (Riwayat Tirmidzi, Abu Daud).

Selain itu istri harus banyak bersyukur dan tidak banyak menuntut. Perintah ini sangat ditekankan Islam, bahkan ancaman Allah tak akan melihatnya pada hari kiamat kelak jika istri berbuat demikian.

“Sesungguhnya Allah tidak akan melihat kepada seorang wanita yang tidak bersyukur kepada suaminya dan dia selalu menuntut (tidak pernah merasa cukup)”

Masih banyak hak-hak suami atas istrinya. Di samping itu suami pun harus memberikan hak istrinya serta menjalankan kewajibannya. Di antaranya adalah memberi makan pada istri apabila ia makan, memberikannya pakaian, tidak memukul wajah istri, tidak menjelek-jelekkan kekurangannya, tidak meninggalkan istri melainkan di dalam rumah, memperlakukan dengan lembut dan menggaulinya dengan baik.

Selain suami memiliki kewajiban memberi nafkah lahir batin, suami berkewajiban mengajarkan ilmu agama apalagi ia memegang kepemimpinan dalam rumah tangga. Hingga ia pun wajib membekali diri dengan ilmu yang syar’i, dengan demikian ia akan mampu membawa keluarganya, istri dan anaknya dalam kebaikan. Jika ia tidak sanggup, mengajar mereka, suami harus mengajak mereka menuntut ilmu syar’i bersama ataupun menghadiri majelis-majelis ilmu. Suami pun harus memberi teladan baik dalam mengemban tanggung jawabnya dan atas apa yang dipimpinnya.

Menerima Kekurangan dan Kelebihan

Kita melihat bagaimana al-Qur’an membangkitkan pada diri masing-masing pasangan suami istri suatu perasaan bahwa masing-masing mereka saling membutuhkan satu sama lain dan saling menyempurnakan kekurangan.

Ibaratnya wanita laksana ranting dari laki-laki dan laki-laki adalah akar bagi wanita. Karena itu akar selalu membutuhkan ranting dan ranting selalu membutuhkan akar. Sebagaimana firman Allah dalam al-A’raf 189,

“Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya Dia menciptakan istrinya, agar dia merasa senang kepadanya.”

Karena itu, pernikahan tak hanya menyatukan dua manusia berbeda tapi juga menyatukan dua perbedaan, kelebihan dan kekurangan sepasang anak manusia. Dimana masing-masing akan saling mengisi dan melengkapi kekurangan satu dengan yang lain. Sementara menjadikan kelebihan masing-masing untuk merealisasikan cita-cita pernikahan sesungguhnya.

“Mereka itu adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka.” (al Baqarah : 187).

Dengan memahami hal ini, kehidupan rumah tangga akan tenteram. Dan tenang berlayar, sangat mustahil ditemukan sepasang suami istri yang sempurna segala sesuatunya. Yang bisa dilakukan adalah dengan jalan saling memahami dan menghargai satu sama lain.

Menerima apa adanya kekurangan atau kelebihan pasangan. Tidak membandingkan pasangan kita dengan yang lain. Karena hal-hal seperti ini tidak akan membuat nyaman hubungan namun hanya akan menjadikan kita makin sensitif dengan segala perbedaan. Dan sekali lagi memaafkan semua kekurangan pasangan adalah lebih baik. Hargailah segala kelebihannya. Dan berterima kasihlah atas semua yang telah dikerjakan dan diberikan pasangan pada kita. Insyaallah ini akan membuat makin manisnya hubungan dengan pasangan.

Mungkin ada hal-hal yang tak kita sukai pada pasangan kita, namun bukanlah masih ada hal-hal baik yang kita sukai dan lihat ada padanya? Kita harus bijaksana menyikapi hal ini.

Kita tak perlu berpura-pura dan menutupi kekurangan kita hanya karena takut tak sempurna di hadapan si dia. Karena bisa saja justru hal ini akan menyeret kita pada hal-hal berbahaya. Moralnya saja dengan berbohong menjanjikan ini dan itu serta janji setinggi langit. Padahal kita tahu tak akan bisa memenuhinya. Jika pasangan tahu tentu ia akan marah dan jengkel hingga membuahkan pertengkaran dan hal-hal buruk lain. Bukanlah lebih baik kita selalu tampil apa adanya, karena itu tak akan membebani kita ?

Sungguh, jika si dia benar-benar mencintai kita tentu dia akan menerima kita apa adanya. Mau menerima kekurangan dan kelebihan kita. Tanpa basa-basi. Yang perlu diingat kita selalu berusaha memberikan yang terbaik untuknya, semampu kita. Insya Allah di rumah kita.

Selasa, 14 Juni 2011

Lobster Red Claw

Lobster Biru, kami membudidayakan lobster air tawar dari Australia jenis red claw/Cheraxquadricarinatus.Lobster jenis ini dapat dibudidayakan baik untuk dikonsumsi dan dapat juga digunakan untuk menghiasi aquarium anda.

Lobster ini memiliki cara hidup yang unik dan menarik untuk diamati, Lobster setiap hari bertambah besar akan mengalami pergantian kulit atau disebut molting. Pada saat mengalami pergantian kulit/molting, kadang satu bagian tubuhnya akan terputus, namun setiap bagian tubuh yang putus akan tumbuh kembali.

Bila anda tertarik untuk memelihara atau membudidayakan lobster air tawar bisa menghubungi kami, kami akan senang membantu anda.

Air yang dapat digunakan adalah air tawar (air tanah,air PAM) dengan di aerasi, bisa dengan pompa air atau aerator (gelembung udara). Sebelum memasukan lobster ke dalam air terlebih dulu air di endapkan dan di aerasi selama +/-12 jam.
Beri tempat persembunyian untuk lobster, bisa menggunakan :

* Paralon
* Roster (bata merah untuk lubang angin rumah)
* Untuk burayak atau bayi lobster bisa menggunakan paranet , karung bawang , paranet bungkus buah dan ijuk.

LobsterBiru Technic

Adapun jenis pakan yang baik untuk lobster jenis ini adalah :

* Pelet
* Daging
* Ikan
* Cacing
* Kacang-kacangan
* Kentang / Wortel / Ubi-ubian
* Keong
* Tauge
* Kedelai

Adapun media untuk pemeliharaan lobster jenis ini dapat berupa :

* Aquarium
* Kolam fiber
* Kolam anak-anak
* Kolam terpal
* Kolam semen
* Kolam tanah

Tips-Tips pemeliharaan :

Bila anda memelihara lobster di aquarium sebagai hiasan, hal-hal berikut ini perlu diperhatikan :

1. Bila kita orang sibuk atau bekerja aquarium cukup dibersihkan seminggu sekali, keluarkan air dan kotoran dengan sifon / selang sampai air tinggal 30%-50%, kemudian air ditambahkan dengan air baru.
2. Pemberian pakan boleh 2x sehari pagi dan petang, atau 1x sehari pada petang (menjelang malam.)
3. Untuk aerasi bisa menggunakan aerator(pompa angin) atau pompa air (power head).
4. Ketinggian air di aquarium cukup 20~40 cm saja.
5. Untuk menghemat listrik bisa menggunakan 1 pompa air untuk 2 aquarium atau lebih dengan sistem overflow.
6. Lobster dapat memanjat, jangan lupa lindungi slang angin atau kabel dengan pipa. Lobster aktif dimalam hari (noctural) sehingga kita tidak akan tahu kapan dia melarikan diri dari tempatnya.
7. Untuk melindungi yang ganti kulit (molting ) bisa menggukan keranjang atau dimasukan ke botol air mineral yang sudah dilubangi.
8. Sebagai indikator untuk mengetahui kandungan oksigen dan kwalitas air baik atau tidak, pelihara ikan platy atau sejenisnya, bila ikan tersebut selalu dipermukaan air berarti indikasi bahwa kondisi oksigen kurang


Tanda-tanda air tidak sehat atau kandungan oksigen(O2) kurang :

* Air bau, karena endapan sisa makanan atau kotoran lobster.
* Bila oksigen kurang biasanya lobster akan berkumpul didekat slang aerator atau pompa air, dan lobster berusaha naik kepermukaan.

Senin, 13 Juni 2011

Akhlak Mulia Pada Istri Tercinta

“Masya Allah, akhlak pak anu bagus banget lho!” kata seorang bapak-bapak ‘mempromosikan’ rekan kerjanya.

“Buktinya apa pak?” tanya lawan bicaranya.

“Kalau di kantor ia ramah banget, apalagi kalo sedang berhadapan dengan bosnya!” jawabnya.

“Wuih, bu anu akhlaknya baik banget!” komentar seorang ibu-ibu tatkala membicarakan salah satu tetangganya.

“Darimana ibu tau?” tanya temannya.

“Itu lho jeng, kalau di arisan RT, dia tuh ramah banget!” sahutnya.

Begitulah kira-kira cara kebanyakan kita menilai mulia-tidaknya akhlak seseorang. Sebenarnya, pola penilaian seperti itu tidaklah mutlak keliru. Hanya saja kurang jeli. Sebab, sangat memungkinkan sekali seseorang itu memiliki dua akhlak yang diterapkannya pada dua kesempatan yang berbeda. Berakhlak mulia di satu tempat, tetapi tidak demikian di tempat yang lain. Itu tergantung kepentingannya.

Lantas, bagaimanakah Islam membuat barometer penilaian kemuliaan akhlak seorang itu? Tulisan berikut berusaha sedikit mengupas permasalahan tersebut.

Islam Agama Akhlak

Di antara tujuan utama diutusnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, selain untuk menegakkan tauhid di muka bumi, adalah dalam rangka menyempurnakan akhlak umat manusia. Sebagaimana dijelaskan dengan gamblang dalam sabda beliau,

“بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلاَقِ”

“Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (H.R. Al-Hakim dan dinilai sahih oleh beliau, adz-Dzahabi dan al-Albani).

Sedemikian besar perhatiannya terhadap perealisasian akhlak, Islam tidak hanya menjelaskan hal ini secara global, namun juga menerangkannya secara terperinci. Bagaimanakah akhlak seorang muslim kepada Rabb-nya, keluarganya, tetangganya, bahkan kepada hewan dan tetumbuhan sekalipun!

Di antara hal yang tidak terlepas dari sorotannya ialah penjelasan tentang barometer akhlak mulia. Yakni, kapankah seseorang itu berhak dinilai memiliki akhlak mulia. Atau dengan kata lain: sisi apakah yang bisa dijadikan ‘jaminan’ bahwa seseorang itu akan berakhlak mulia pada seluruh sisi kehidupannya apabila ia telah berakhlak mulia pada sisi yang satu itu?

Barometer Akhlak Mulia

Panutan kita Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan permasalahan di atas dalam sabdanya,

“خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي”

“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya. Dan akulah yang paling baik di antara kalian dalam bermuamalah dengan keluargaku.” (H.R. Tirmidzi dan beliau mengomentari bahwa hadits ini hasan gharib sahih. Ibnu Hibban dan al-Albani menilai hadits tersebut sahih).

Hadits di atas terdiri dari dua bagian. Pertama, penjelasan tentang barometer akhlak mulia. Kedua, tentang siapakah yang pantas dijadikan panutan dalam hal tersebut.

Dalam kaitan dengan hal di atas, penulis berusaha sedikit mengupas dua bagian tersebut di atas semampunya:

Pertama: Mengapa berakhlak mulia kepada keluarga, terutama terhadap istri dan anak-anak, dijadikan barometer kemuliaan akhlak seseorang?

Sekurang-kurangnya, wallahu a’lam, ada dua hikmah di balik peletakan barometer tersebut [disarikan dari kitab al-Mau'izhah al-Hasanah fi al-Akhlâq al-Hasanah, karya Syaikh Abdul Malik Ramadhâni (hal. 77-79)]:

a. Sebagian besar waktu yang dimiliki seseorang dihabiskan di dalam rumahnya bersama istri dan anak-anaknya. Andaikata seseorang itu bisa bersandiwara dengan berakhlak mulia di tempat kerjanya –yang itu hanya memakan waktu beberapa jam saja- belum tentu ia bisa bertahan untuk terus melakukannya di rumahnya sendiri. Dikarenakan faktor panjangnya waktu yang dibutuhkan untuk ‘bersandiwara’. Justru yang terjadi, saat-saat itulah terlihat akhlak aslinya.

Ketika bersandiwara, bisa saja dia membuat mukanya manis, tutur katanya lembut dan suaranya halus. Namun, jika itu bukanlah watak aslinya, dia akan sangat tersiksa dengan akhlak palsunya itu jika harus dipertahankan sepanjang harinya.

Kebalikannya, seseorang yang memang pembawaan di rumahnya berakhlak mulia, insya Allah secara otomatis ia akan mempraktekkannya di manapun berada.

b. Di tempat kerja, ia hanyalah berposisi sebagai bawahan, yang notabenenya adalah lemah. Sebaliknya, ketika di rumah ia berada di posisi yang kuat; karena menjadi kepala rumah tangga. Perbedaan posisi tersebut tentunya sedikit-banyaknya berimbas pula pada sikapnya di dua alam yang berbeda itu.

Ketika di kantor, ia musti menjaga ‘rapor’nya di mata atasan. Hal mana yang membuatnya harus berusaha melakukan apapun demi meraih tujuannya itu. Meskipun untuk itu ia harus memoles akhlaknya untuk sementara waktu. Itu tidaklah masalah. Yang penting karirnya bisa terus menanjak dan gajinya pun bisa ikut melonjak.

Adapun di rumah, di saat posisinya kuat, dia akan melakukan apapun seenaknya sendiri, tanpa merasa khawatir akan dipotong gajinya ataupun dipecat.

Demikian itulah kondisi orang yang berakhlak mulia karena kepentingan duniawi. Lalu, bagaimanakah halnya dengan orang yang berakhlak mulia karena Allah? Ya, dia akan terus berusaha merealisasikannya dalam situasi dan kondisi apapun, serta di manapun ia berada. Sebab ia merasa selalu di bawah pengawasan Dzat Yang Maha melihat dan Maha mengetahui.

Kedua: Beberapa potret kemuliaan akhlak Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap keluarganya.

Sebagai teladan umat, amatlah wajar jika praktik keseharian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam bergaul dengan keluarganya kita pelajari. Dan tentu saja lautan kemuliaan akhlak beliau terhadap keluarganya tidak bisa dikupas dalam lembaran-lembaran tipis ini. Oleh karena itu, di sini kita hanya akan menyampaikan beberapa contoh saja. Hal itu hanya sekadar untuk memberikan gambaran akan permasalahan ini.

* Turut membantu urusan ‘belakang’.

Secara hukum asal, urusan dapur dan tetek bengek-nya memang merupakan kewajiban istri. Namun, meskipun demikian, hal ini tidak menghalangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk ikut turun tangan membantu pekerjaan para istrinya. Dan ini tidak terjadi melainkan karena sedemikian tingginya kemuliaan akhlak yang beliau miliki.

عَنْ عُرْوَةَ قَالَ قُلْتُ لِعَائِشَةَ يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِيْنَ أي شَيْءٌ كَانَ يَصْنَعُ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا كَانَ عِنْدَكِ؟ قَالَتْ: “مَا يَفْعَلُ أَحَدُكُمْ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ يَخْصِفُ نَعْلَهُ وَيُخِيْطُ ثَوْبَهُ وَيَرْفَعُ دَلْوَهُ”

Urwah bertanya kepada Aisyah, “Wahai Ummul Mukminin, apakah yang dikerjakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala bersamamu (di rumahmu)?” Aisyah menjawab, “Beliau melakukan seperti apa yang dilakukan salah seorang dari kalian jika sedang membantu istrinya. Beliau mengesol sandalnya, menjahit bajunya dan mengangkat air di ember.” (H.R. Ibnu Hibban).

Subhanallah! Di tengah kesibukannya yang luar biasa padat berdakwah, menjaga stabilitas keamanan negara, berjihad, mengurusi ekonomi umat dan lain-lain, beliau masih bisa menyempatkan diri mengerjakan hal-hal yang dipandang rendah oleh banyak suami di zaman ini! Andaikan saja para suami-suami itu mau mempraktekkan hal-hal tersebut, insyaAllah keharmonisan rumah tangga mereka akan langgeng.

* Berpenampilan prima di hadapan istri dan keluarga.

Berikut Aisyah, salah satu istri Rasul shallallahu ‘alahi wa sallam menyampaikan pengamatannya;

“أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ إِذَا دَخَلَ بَيْتَهُ بَدَأَ بِالسِّوَاكِ”

“Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam jika masuk ke rumahnya, hal yang pertama kali beliau lakukan adalah bersiwak.” (H.R. Muslim).

Bersiwak ketika pertama kali masuk rumah??! Suatu hal yang mungkin tidak pernah terbetik di benak kita. Tetapi, begitulah cara Nabi kita shallallahu ‘alahi wa sallam menjaga penampilannya di hadapan istri dan putra beliau. Ini hanya salah satunya lho! Dan beginilah salah satu potret kemuliaan akhlak Rasulullah kepada keluarganya.

* Tidak bosan untuk terus menasehati istri dan keluarga.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan,

“أَلاَ وَاسْتَوْصُوْا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا”

“Ingatlah, hendaknya kalian berwasiat yang baik kepada para istri.” (H.R. Tirmidzi dan dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albani).

Timbulnya riak-riak dalam kehidupan rumah tangga merupakan suatu hal yang lumrah. Namun, jika hal itu sampai mengotori keharmonisan jalinan kasih sayang antara suami dan istri, atau bahkan menghancurkan bahtera pernikahan, tentulah sangat berbahaya. Agar mimpi buruk itu tidaklah terjadi, seyogyanya ditumbuhkan budaya saling memahami dan kebiasaan saling menasehati antara suami dan istri.

Daripada itu, benih-benih kesalahan yang ada dalam diri pasangan suami-istri hendaknya tidaklah didiamkan begitu saja hanya karena dalih menjaga keharmonisan rumah tangga. Justru sebaliknya, kesalahan-kesalahan itu harus segera diluruskan. Dan tentunya hal itu harus dilakukan dengan cara yang elegan: tutur kata yang lembut, raut muka yang manis dan metode yang tidak menyakiti hati pasangannya.

Epilog

Semoga tulisan sederhana ini bisa dijadikan sebagai salah satu sarana instrospeksi diri –terutama bagi mereka yang menjadi panutan orang banyak, seperti: da’i, guru, ustadz, pejabat dan yang semisalnya- untuk terus berusaha meningkatkan kualitas muamalah para panutan itu terhadap keluarga mereka masing-masing. Jika sudah demikian, berarti mereka telah betul-betul berhasil menjadi qudwah luar maupun dalam. Wallahu a’la wa a’lam.

Psikologi Sosial Terapan

Defenisi
Penerapan dari metode, teori, prinsip, atau temuan penelitian yang digunakan untuk mengerti dan memahami atau memberi solusi atas masalah-masalah social yang terjadi (Oscamp & Schultz, 1998)

Ciri-ciri Psikologi Terapan
 Berorientasi masalah
 Berorientasi nilai
 Kegunaan social
 Focus pada situasi social
 Pendekatan yang komprehensif
 Setting lapangan
 Bermanfaat praktis

Terapan Psikologi Sosial di Indonesia

 Terorisme
 Bullying
 Sukarelawan

Jumat, 10 Juni 2011

Macam Kesulitan Belajar Siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah, kita dihadapkan dengan sejumlah karakterisktik siswa yang beraneka ragam. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan. Namun, di sisi lain tidak sedikit pula siswa yang justru dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan.

Kesulitan belajar siswa dapat ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis yang dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya. Kesulitan belajar siswa mencakup pengertian yang luas, diantaranya :

1. Learning disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya respons-respons yang bertentangan, sehingga hasil belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi yang dimilikinya.
2. Learning disfunction adalah gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat dria, atau gangguan psikologis lainnya.
3. Underachiever merupakan siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah.
4. Slow learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
5. Learning disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya. Siswa yang mengalami kesulitan belajar seperti tergolong dalam pengertian di atas akan tampak dari berbagai gejala.