Kamis, 29 September 2011

Jalan Tol Cetak Lobster Konsumsi

Selama ini lobster yang dibesarkan dengan beragam teknologi waring dan EDU umumnya memakan waktu 7 bulan. Dengan memanfaatkan arus deras yang berkembang awal 2005 memberi harapan baru bagi peternak. Cara yang dipakai Cuncun Setiawan di Bintaro, Tangerang, itu membuat waktu panen maju 30 hari. Sayang, teknologi terbentur sumber air karena kolam sangat mengandalkan debit air yang besar.

Kesuksesan Firman menyunat waktu pembesaran tidak mengandalkan teknologi maupun modifi kasi kolam budidaya. Pengelola bengkel motor di Sidoarjo, Jawa Timur, lebih menekankan pentingnya seleksi benih. Calon benih harus bongsor. Cirinya tubuh agak kekar dan sedikit lebih panjang. Benih seperti itu jelas sulit didapat. Dari setiap betina bertelur, hanya 10% saja yang terlihat bongsor setelah mencapai ukuran 5 cm.

Tambah pakan
Perawatan yang dilakukan Firman sama seperti umumnya peternak. Kualitas air dijaga dengan fi lterisasi. Pelet dan pakan alami seperti cacing tanah dan keong mas diberikan bergantian. Yang berbeda hanya dosis pemberian pakan. Jika selama ini jumlahnya berpatokan 1,5?2% dari bobot tubuh/hari, ayah 2 putra itu menaikkan hingga 5%. ?Benih bongsor lebih rakus sehingga akan cepat besar,? ujar penggemar tenis itu.

Wajar bila kemudian pertumbuhan red claw selama 2 bulan pertama melesat hingga mencapai ukuran sekitar 8 cm. Tiga bulan berikutnya panjang tubuh Cherax quadricarinatus itu 15 cm. Bobot rata-rata mencapai 100?110 g/ekor. ?Bila ruang gerak cukup, lobster lebih cepat besar,? tutur Firman yang mengatur padat penebaran 8?10ekor/m2.

Menurut pemilik Kayumanis Lobster Training Center di Bogor, Toni Kurniawan, pembesaran lobster supercepat itu sangat mungkin dilakukan. Bahkan waktu pembesaran bisa dipacu lebih singkat lagi hingga 4,5 bulan, bila seleksi benih lebih cermat. ?Dampak pembesaran supercepat ini cukup besar, seperti mengurangi biaya operasional,? ujarnya.

Kolam tanah
Menurut FX Santoso, peternak di Surabaya, semua benih sebetulnya dapat dipaksa tumbuh cepat, terutama jika pembesaran dilakukan di kolam tanah berukuran besar di atas luasan 200 m2. ?Cukup ditebar biasa saja, panen dapat dilakukan sekitar 6 bulan berikutnya,? ujar mantan kontraktor itu. Meski demikian banyak rambu-rambu yang perlu dipatuhi agar tujuan berhasil.

Jenis struktur tanah kolam yang selama ini diabaikan peternak justru menjadi vital. Tanah berpasir, misalnya, berisiko karena menyebabkan air mudah hilang. Masalah lain juga timbul saat kolam dibangun di atas tanah yang terlalu liat. Tanah liat menghambat proses penyerapan kotoran secara alami. ?Yang terbaik struktur tanah itu campuran lempung dan sedikit berlumpur,? ujar FX Santoso.

Pemakaian plastik sebagai penahan agar air tidak merembes tidak disarankan. Pemakaian plastik membuat bagian tanah di bawahnya berembun. Selama plastik dijamin tidak bocor tidak ada masalah. Namun, kenyataan di lapangan capit lobster dengan mudah merobek plastik. Akibatnya kualitas air berubah karena tanah yang tertutup plastik menjadi asam. ?Karena kebocoran itu, dari penebaran 14.000 benih pada November 2005, hanya dalam sebulan cuma tersisa 4.000 ekor, selebihnya mati,? ujar FX Santoso.

Untuk menghindari kebocoran kolam, pemadatan tanah di awal pembangunan kolam mutlak dilakukan. Cara lain, dengan melapisi terpal tebal atau bahan lain yang tidak mungkin robek oleh capit lobster. ?Supaya murah biayanya, dinding kolam dilapisi potongan bambu saja. Dasarnya tetap tanah yang dipadatkan,? ujar Riswan Rismawan, peternak di Bekasi Barat.

Daerah dingin
Yang tidak banyak diketahui, pembesaran lobster dapat dilakukan di daerah bersuhu dingin sekitar 24?26?C. Dataran menengah di atas 600 m dpl seperti di Bogor dan Lawang, Malang, berpotensi menghasilkan ukuran konsumsi lebih cepat. ?Benih yang kami tebar Januari lalu kini sudah berukuran 6? 7 cm dan lebih gemuk,? ujar Renca P Sanny, peternak di Gunungsari, Bogor.

Jenis pakan juga sangat mempengaruhi cepat-lambatnya pertumbuhan lobster. Pemberian pakan pelet secara terus menerus membuat si capit merah tumbuh memanjang. Sebaliknya pemberian pakan alami membuat udang menjadi bongsor.

?Meski tampak lebih kecil, lobster yang diberi pakan alami umumnya berbobot lebih berat,? ujar Juanda, peternak di Pondokgede, Bekasi.

Menurut FX Santoso pembesaran lobster paling bagus menerapkan cara seperti pada budidaya udang windu. Kolam dipupuk dahulu agar sumber pakan alami melimpah. Ketersediaan oksigen terlarut diperbesar dengan pemakaian kincir air. Pemberian pakan dikontrol dengan memakai anco. ?Minimal dalam setengah tahun sejak tebar 2 inci lobster sudah dapat dipanen dengan bobot rata-rata 90?100 g/ekor,? ujar alumnus Teknik Arsitektur Universitas Kristen Petra, Surabaya, itu. (Dian Adijaya S)

Karena Setitik Aeromonas Melepuh Seluruh Ekor

Pak, lobster saya kok ekornya seperti melepuh, kenapa ya? ujar Santi -nama alias -menunjuk 30 lobster di box styrofoam 50 cm x 20 cm x 30 cm. Peternak di Surabaya itu pantas bersedih. Cherax quadricarinatus yang diandalkan sebagai penghasilan tambahan itu tampak dipenuhi benjolan kuning berkerut. Seandainya seluruh lobster mati, Santi bakal merugi hingga Rp3-juta.

Wajar bila Santi dengan setengah memaksa meminta FX Santoso di Surabaya untuk mengobati lobster itu. Sayang, pemilik Santoso Farm itu pun tak berdaya. Upaya pengobatan ia lanjutkan dengan membawa contoh air dan lobster ke laboratorium Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Seminggu kemudian uji laboratorium menunjukkan biang penyakit itu adalah bakteri Aeromonas sp dan Salmonella sp.

Kehadiran bakteri aeromonas sebetulnya cerita lama. Hampir semua komoditas perikanan pernah diterjang bakteri itu. Bahkan pada kurun 1980 - 1981 menjadi wabah mematikan pada ikan mas. Serangan pada lobster baru diketahui di penghujung 2005. Kejadian itu diduga bermula dari Jawa Timur, lalu setahun kemudian merebak ke Jawa Barat dan Jakarta. Lobster yang terserang selalu menunjukkan gejala ekor melepuh.
Lingkungan buruk

Menurut Ir Arief Prajitno, MS, ahli penyakit ikan dari Universitas Brawijaya, Malang, penyakit ekor melepuh Haemorragil septicacaemia, itu memang disebabkan bakteri Aeromonas hydrophila. Bakteri itu masuk melalui ekor yang sering menyentuh dasar kolam. Selanjutnya mikroorganisme itu menembus sistem kekebalan tubuh dan membuat darah keluar melalui pori-pori. Meski tubuh udang secara alami segera membuat antibodi dengan mengirimkan leukosit, tapi jumlah sel darah putih itu kalah jauh dibanding populasi aeromonas. Akibatnya, Ekor lobster dipenuhi bisul berisi nanah, ujar Arief.

Aeromonas bisa muncul setiap saat terutama bila kondisi lingkungan jelek. Misalnya, gara-gara sisa pakan yang menumpuk di dasar kolam menyebabkan kadar amonia meningkat. Kondisi itu sangat disukai bakteri aeromonas. Nah selama daya tahan tubuh lobster kuat, bakteri itu tidak akan mengganggu. Namun di sisi lain, dengan membludaknya jumlah amonia pH dan suhu air berubah drastis. Inilah yang berbahaya bagi lobster. Ketahanan tubuhnya menurun tajam.

Kenaikan dan penurunan pH yang masih bisa ditolelir lobster berkisar 0,2 - 0,5, serta suhu kurang lebih 2o C. Di atas itu lobster akan stres sehingga bakteri mudah menyusup ke dalam tubuh. Jika itu terjadi, lobster akan terlihat kusam, berlendir, dan selalu bergerak ke atas mencari oksigen, serta sedikit demi sedikit terlihat ekornya luka.

Menurut Dr Triyanto, ketua jurusan Perikanan dan Kelautan, Universitas Gadjah Mada, ekor lobster bagian paling sensitif. Sebab, ratusan sel saraf terdapat di sana. Sangat berbahaya bila ada penyakit di ekor, ujar alumnus UGM itu. Bila tak segera diobati bisa menyebar dan menimbulkan kematian massal. Untuk itu seyogyanya pisahkan lobster sakit di kolam tersendiri agar tidak menulari yang lain.
Desinfektan

Cara pencegahan ekor melepuh salah satunya manajemen pakan. Kebanyakan ekor melepuh akibat pemberian pakan berlebih, tutur Santoso. Idealnya jumlah pakan tidak boleh lebih 3 - 4%dari bobot tubuh supaya tidak tersisa. Pakan itu diberikan 3 - 4 kali dalam sehari, termasuk pada malam hari. Lebih sering lebih baik, misalnya selang 2 jam, tambahnya.

Selain itu kadar oksigen terlarut (DO) harus diperhatikan. Semakin tinggi kadar oksigen terlarut, kesehatan lobster semakin baik. Aerasi mutlak dipakai agar DO minimal mencapai 4 ppm. Demikian pula dengan pH dan suhu. Lobster menghendaki pH 6,7 - 7 dan suhu 28 - 30o C. Agar tidak terjadi fl uktuasi suhu dan pH secara drastis, kolam dinaungi shading net atau diberi atap.

Bila ekor lobster sudah telanjur melepuh, segera karantina. Rendam dalam larutan Oxytetracyclin , dosis 10 mg per liter air. Perlakuan itu selama seminggu. Atau boleh juga Oxytetracyclin dicampurkan pada pakan. Dosisnya, 60 - 75 mg Oxytetracyclin untuk 1 kg pakan. Campuran itu diberikan selama 7 - 14 hari. Pengobatan dapat diulang 2 - 3 kali jika belum berhasil.

Cara lain dengan merendam lobster dalam desinfektan. Larutkan 20 mg PK dalam 1 liter air. Tunggu hingga 30 - 60 menit, lalu masukkan ke dalam akuarium steril. Setelah itu baru lobster dicemplungkan selama 3 - 5 detik. Risvan Rismawan, peternak lobster di Bekasi, cukup memotong ekor yang melepuh dan mengolesinya dengan obat antiseptik. Kemudian lobster dikarantina di dalam akuarium berisi larutan methylen blue sebanyak 5 tetes per 5 liter air.
Jangan lupa, untuk menghindari kemungkinan kolam tercemar aeromonas bersihkan dengan khlorin. Biarkan selama 1 hari sebelum dibilas detergen. Dua puluh empat jam kemudian, bilas lagi kolam dengan air bersih agar sisa-sisa klorin dan detergen hilang. Pada hari ke-4 kolam sudah bisa diisi air dan esok harinya lobster dimasukkan kembali. Untuk kolam tanah, setelah dikeringkan ditaburi kapur tohor pada setiap sudut. Jemur selama 1 - 2 minggu hingga dasar kolam terlihat retak-retak sebelum diisi air baru. (Lastioro Anmi Tambunan)

Selasa, 27 September 2011

Si Capit Merah di Seantero Dunia

Bumi nusantara bukan tak punya lobster air tawar. Nun di pedalaman Papua ada C. lorentzi, monticola, dan black tiger. Mereka hidup di aliran sungai-sungai di Lembah Baliem. Namun, lantaran tidak dibudidayakan, gaungnya tak bergema. Lain halnya dengan kondisi di Australia, Amerika Serikat, Cina, dan Taiwan. Di sana crawfish-nama populernya-dibudidayakan intensif. Dari sekitar 400 spesies 15 jenis yang dibudidayakan.

Hasil panen lobster air tawar dari negara-negara itu melanglang hingga ke Eropa. Di sana hewan bercapit itu jadi makanan berkelas. Malah di Swedia setiap tahun ada festival memasak dan makan lobster.

Festival yang sama juga kerap diadakan di Louisiana-sentra utama lobster air tawar di Amerika Serikat. Tahun ini festival itu direncanakan pada 22 April. Negara bagian yang berbatasan dengan Teluk Meksiko itu pun kaya resep-resep hidangan berbahan lobster air tawar.

Sebut saja gubo dan jambalaya. Hidangan itu berupa nasi yang diguyur kuah berbumbu rempah. Potongan daging, udang, dan lobster air tawar dicemplungkan ke dalam kuah sebelum ditumpahkan ke atas nasi. Itulah makanan khas orang-orang keturunan Perancis yang tinggal di sana. Penasaran dengan kondisi lobster air tawar di negara lain? Inilah sebaran hewan bercangkang itu di seluruh dunia.
Amerika Serikat

* Hampir 300 spesies lobster air tawar ada di Amerika Serikat. Hewan invertebrata itu diternakkan sebagai bahan pangan dan pakan ternak. Peternakan lobster untuk konsumsi kebanyakan ada di Louisiana, Mississippi, dan Texas. Lobster dipelihara di kolam-kolam dangkal seperti sawah.
* Kolam-kolam dikeringkan setiap akhir musim semi untuk ditanami padi, alligator grass Alternanthera phylloxeroides, dan water primerose Jussiaea spp. Itulah pakan alami hewan bercapit itu. Pada saat itulah induk-induk lobster kawin dan bertelur pada awal musim gugur. Pada musim gugur anak-anak lobster mulai membesar dan siap dipanen pada awal musim semi tahun berikut, sekitar Maret-Mei.
* Hasil tangkapan lobster air tawar konsumsi mencapai 100-juta pound setara 48,5 ton per tahun. Produksi terbesar dari Louisiana. Mayoritas yang diusahakan adalah red swamp crayfish Procambarus clarkii-ini asli Amerika, berwarna dominan merah-dan white river crayfi sh P. acutus.
* Penanaman di Louisiana dimulai pada 1970-an. Ketika itu ribuan bibit ditebar di kolam dengan total luas 7.000 ha. Pertengahan 1980-an budidaya menyebar ke Texas, Mississippi, dan Florida. Lalu menyebar ke Missouri dan Virginia.

Sumber: www.aqualink.com, www.nap.edu
Eropa

* Astacus astacus jenis lobster air tawar asli Eropa. Hewan bercangkang itu ditemukan hampir di semua negara Eropa. Sebut saja Austria, Belanda, Belarusia, Belgia, Denmark, Estonia, Finlandia, Inggris, Jerman, Norwegia, Spanyol, hingga Rusia. Jenis lain, Austropotamobius pallipes alias lobster air tawar bercapit putih dan A. torrentium.
* Pada paruh awal 1980 diintroduksi Procambarus clarkii dari Kenya ke Austria dan Italia. Jenis itu sebelumnya sering dijajakan di pasar-pasar becek. Di Italia peternakannya tersentra di Tuscany-terutama di Danau Massaciuccoli. Jenis introduksi yang juga berkembang A. leptodactylus.

Sumber: www.sea-river-news.com
Taiwan

* Taiwan salah satu konsumen lobster air tawar dunia. Yang banyak dijajakan hidup-hidup di pasar tradisional di sana C. quadricarinatus. Itu diimpor dari Australia. Harga jual di Pulau Formosa NT$600 per kg segar. Tak sekadar jadi pembeli, peternak di negara berbentuk daun tembakau itu pun kemudian membudidayakan lobster air tawar. Jenis yang diusahakan C. quadricarinatus dan Procambarus clarkii.
* Jenis yang disebut terakhir, salah satu yang bernilai komersial di Taiwan. Budidaya dilakukan di sungai kecil, kolam, dan sawah. Menurut data The Illustrated Lobsters of Taiwan yang dipublikasikan pada 1993, P. clarkii dijual di toko akuarium sebagai ikan hias dengan harga NT$25 per ekor dan NT$334 per kg sebagai konsumsi.

Selandia Baru

* Ada 2 spesies koura-sebutan lobster air tawar di sana-yang hidup di Pulau Utara dan Pulau Selatan bagian barat laut. Jenis Paranephrops planifrons-yang paling lazim ditemukan. Yang lebih besar dan gemuk, P. zelandicus, hidup di bagian timur Pulau Selatan.
* Lobster air tawar ditemukan di sungai, danau, dan rawa. Belum ada budidaya intensif di sana.

Sumber: www.seakeepers-nz.com
Australia

* Australia salah satu yang paling kaya jenis lobster air tawar. Hampir 100 spesies yang masuk anggota famili Parastacidae ditemukan di sana. Lebih dari 20 jenis asli Queensland, termasuk lobster air tawar terkecil di dunia swamp crayfish alias si lobster rawa Tenuibranchiurus glypticus. Panjangnya hanya 25 mm. Ada juga Astacopis gouldii, bobotnya mencapai 6,3 kg-lobster air tawar terbesar di dunia.
* Secara umum crawfish yang ada di Australia terbagi atas 3 genus, Cherax (smooth freshwater crayfi sh alias yabby), Euastacus (spiny freshwater crayfish), dan Tenuibranchiurus. Jenis-jenis Euastacus banyak ditemukan di Australia bagian timur, seperti di Queensland. Sementara Cherax alias yabby atau lobbies hampir ada di seluruh Australia dan Papua Nugini. Dari kelompok inilah muncul 3 lobster air tawar komersial, yaitu yabby Cherax destructor, redclaw Chreax quadricarinatus-disebut juga gilgie alias si capit merah, dan marron Cherax tenuimanus.
* Yabby diproduksi di New South Wales (NSW), Victoria, Queensland, dan South Australia. Marron aslinya dari Western Australia, sekarang mulai menyebar ke selatan terutama di Pulau Kanguru. Sementara redclaw banyak diproduksi di Queensland, Northen Territory, dan NSW. Saat ini ada 126 peternakan di NSW yang berlisensi memproduksi lobster air tawar. Redclaw dan marron dibudidayakan semiintensif dengan kolam buatan, sementara yabby memanfaatkan bendungan- bendungan.
* Menurut data Rural Industries Research and Development Corporation (RIRDC), produksi lobster air tawar di Australia pada kurun 1996-1999 rata-rata 421 ton per tahun. Produksi yabby mencapai 73% dari total produksi. Sekitar 58%-nya datang dari Western Australia. Pada 2004/2005 nilai itu diprediksi mencapai 1.589 ton.
* Produksi itu diekspor ke Eropa dan Asia Tenggara, serta pasar baru seperti Jepang, Korea, Taiwan, dan Amerika Serikat. Rata-rata kebutuhan pasar 2.000 ton per tahun. (Evy Syariefa)

Sumber: www.rirdc.gov.au, www.fisheries.nsw.gov.au, www.Qmuseum.qdl.gov.au

Agar Lobster Papua Naik Pelaminan

Peristiwa naas itu terjadi setahun silam.Dengan berat hati, Doni-demikian ia dipanggil-mengangkat satu per satu lobster berukuran 7-10 cm itu dari akuarium berukuran 1 m x 0,5 m x 0,6 m. Modal yang dicemplungkan untuk memboyong 3 set lobster senilai Rp750-ribu/set pun hilang tanpa bekas. Jangankan menghasilkan telur, mengawinkannya aja sangat sulit. Jadi, kita tidak bisa produksi, kata alumnus Universitas Surabaya itu kesal.

Menurut suami Novy Kusumawardhani itu ia sudah merawat lobster papua dengan telaten. Pakan diberikan 2 kali sehari. Pergantian air rutin dilakukan seminggu sekali. Tak habis pikir, kok bisa mati. Padahal perawatan sama dengan redclaw, ucap Doni. Usaha lain menyilangkan dengan redclaw juga sia-sia belaka.
Susah makan

Kesulitan juga dialami pemain lama yang mencoba menangkarkan lobster papua. Sri Hardono misalnya, setahun silam 30 lobster black tiger meregang nyawa di farmnya di bilangan Lentengagung, Jakarta Selatan. Mereka mati satu per satu. Sekarang tinggal 10 ekor, ujarnya.

Seperti Doni, Hardono pun sudah telaten merawat lobster berkulit belang mirip harimau itu. Kondisi air seperti pH, 7-8; suhu dan pergantian air rutin dicek. Pakan pelet sebanyak 2-3% dari bobot tubuh/ekor diberikan sehari sekali pada sore hari. Obat penumbuh lumut juga ditebar agar kondisi kolam sesuai dengan habitat aslinya.

Namun, pengorbanan ayah Dewi May Cahyanti itu sia-sia. Lobster peliharaan mati satu per satu. Ia malas makan, gerakannya pun lamban. Pertumbuhan juga sangat lambat, katanya. Menurut pengamatan Hardono selama 6 bulan ukuran tubuh tetap sama seperti saat dibeli, 6-7 cm. Bandingkan dengan red claw yang bisa berukuran 2 kali lipat pada umur sama.
Adaptasi

Sulitnya perawatan lobster papua seperti Cherax monticola, C. lorentzi, C. orange, black tiger, dan blue brick lantaran mereka kurang adaptif dengan lingkungan baru. Tak heran bila peternak lobster di Jakarta, Surabaya, Malang, dan daerah lain, harus mati-matian menjinakkannya agar tidak mati.

Menurut Cuncun Setiawan, pemilik Bintaro Fish Center, Jakarta Selatan, beragam penyebab kematian lobster papua. Pengemasan yang tidak benar hingga perawatan di kolam yang kurang baik. Lobster yang dikirim saat pergantian kulit, kematian bisa mencapai 50% lebih, ujar Cuncun. Itu lantaran perubahan suhu selama dalam perjalanan. Pengemasan yang baik menggunakan sabut kelapa basah atau memakai kotak plastik transparan berisi kertas basah. Agar tetap lembap dan basah, es batu ditaruh di dalam boks styrofoam. Selain itu, lobster sebaiknya dikirim tidak dalam kondisi moulting alias ganti kulit.

Lobster-lobster papua itu sensitif. Perubahan suhu air yang tajam atau berbenturan bisa mngakibatkan stres, ujar FX Santoso, peternak asal Surabaya. Oleh karena itu Santoso-demikian ia disapa- sangat memperhatikan 2 indukan black tiger, 30 blue brick, 100 C. lorentzi, dan 30 C. orange miliknya. Di farmnya di bilangan Rungkut Permai, Surabaya, ia menggunakan air bersih bersuhu rendah, maksimal 24oC. Aerator berarus sedang juga diberikan untuk menyuplai kebutuhan oksigen.

Agar anggota keluarga Crustaceae itu hidup nyaman, Cuncun merancang kolam semen berukuran 2 m x 1 m x 0,3 m. Kolam dibuat rata dengan permukaan tanah agar suhu dalam kolam tetap dingin. Kolam yang mampu menampung 100 lobster berukuran jumbo-rata-rata 15 cm/ekor-itu juga dilengkapi filter dan aerator.

Kolam atau akuarium dibuat agak gelap. Maklum, di habitat aslinya seperti di Timika, Wamena, dan Lembah Baliem, lobster papua banyak berdiam di tepi sungai yang agak gelap. Karena itu penutup dari asbes atau jaring 70-80% bisa diletakkan di atas kolam. Tidak gelap sama sekali tetapi cahaya yang masuk jangan terlalu banyak, kata Cuncun. Batu bata dan pipa PVC tetap disediakan sebagai tempat sembunyi.

Air yang digunakan sebaiknya diendapkan selama 12 jam agar pH stabil. Air itu kemudian dimasukkan ke dalam kolam setinggi 20-30 cm. Selain itu aerator diatur agar tidak menghasilkan arus deras. Tiga hari sekali air dikuras sebanyak 30% dari total volume. Itu dimaksudkan agar lobster tidak kaget dengan kondisi air baru. Kotoran dan sisa pakan harus dibuang. Dengan cara itu, pH air tetap bisa dipertahankan 7,5-8.
Pakan

Untuk pakan, masing-masing peternak memiliki resep. Santoso misalnya, selain pelet, menggunakan cacing tanah, tauge, dan ubi. Pagi hari lobster sarapan dengan pelet dan cacing tanah. Sore hari diberi tauge atau ubi.

Resep Cuncun berbeda lagi. Pria berkulit putih itu rutin memberikan pelet, cacing tanah, dan umbi-umbian sebagai pakan. Biasanya dosis pakan 2-3% dari bobot tubuh diberikan 2 kali. Dua puluh lima persen pada pagi hari dan sisanya pada malam hari. Pertimbangannya lobster lebih aktif malam hari sehingga porsi pakan lebih banyak.

Lobster papua termasuk malas makan. Jadi, perlu diperhatikan dosis pemberian pakan. Bila terdapat banyak endapan di dasar kolam, pakan sebaiknya dikurangi sedikit demi sedikit. Setiap hari harus dicek agar kebutuhan pakannya bisa diketahui, ujar Cuncun. Maklum, sisa pakan berlebih menimbulkan endapan sehingga air cepat kotor.

Setelah berumur 4-5 bulan atau berukuran 8-10 cm, lobster papua dikawinkan massal. Untuk luasan kolam 1 m x 2 m, jumlah jantan dan betina 1:3. Artinya, perkawinan 10 jantan dengan 30 betina dalam 1 kolam efektif mendapatkan banyak anakan dalam waktu singkat.

Setelah 2-3 minggu dikawinkan, indukan ukuran jumbo mampu menghasilkan 200-400 telur/induk. Telur dipindahkan ke dalam akuarium yang kondisinya sama dengan kolam. Suhu dipertahankan 24-310C dengan pH 7-8. Bila suhu di bawah 240C telur menetas lebih lama, bisa mencapai 2 bulan. Bila kondisi air stabil, 5 minggu kemudian telur menetas. Pertumbuhan lobster papua memang lambat, tetapi dengan perawatan intensif black tiger, C. lorentzi, dan C. monticola bisa dipijahkan. Intinya harus telaten merawat, kata Cuncun. (Rahmansyah Dermawan)

Pesta Red Claw

Ketika itulah masyarakat setempat menyambut musim panas dengan pesta pora. Pesta meriah itu dilangsungkan di Restoran Saari di Sirplaasari, Helsinki, nyaris setiap hari. Di sana para tamu bakal dimanjakan dengan kelezatan hidangan olahan para ahli kuliner profesional. Menunya? Semangkuk besar lobster rebus, 4 iris roti tawar, 1 cup bir, dan semangkuk saos. Pengunjung tak perlu takut kehabisan. Untuk pesta itu pihak restoran mengimpor langsung red claw dari Australia.

Pesta yang digelar sejak 1998 itu senantiasa dibanjiri tamu. Tidak hanya lokal, pengunjung dari Perancis, Inggris, Amerika, Jepang, dan Belanda tertarik datang. Mereka bahkan perlu mengantre untuk mendapatkan tempat duduk. Maklum, kursi yang disediakan terbatas, hanya 200 bangku. Untuk setiap porsi bagi 4 orang, pihak restoran mengutip biaya US$150 setara Rp1,4-juta. (Dian Adijaya S)

Laba Tinggi Usai Dijepit Yabby

Pembeli bibit lobster Cherax quadricarinatus terus berdatangan ke farmnya seluas 200 m2 di Kopen, Yogyakarta. Mereka datang dari berbagai kota seperti Surabaya, Malang, Semarang, Purwokerto, Jambi, dan Gorontalo. Total jenderal pria 39 tahun itu memasarkan 6.000 lobster ukuran 5 cm per bulan, 2.000 ekor di antaranya hasil budidaya sendiri.

Untuk menghasilkan bibit lobster itu ia memerlukan waktu 2 bulan. Biaya yang digelontorkan cuma Rp750 per ekor sehingga total ongkos produksi Rp1.500.000. Sedangkan 4.000 ekor lain diperoleh dari rekannya anggota Asosiasi Pembudidaya Lobster Air Tawar Indonesia (APLATI). Ia hanya mengutip untung Rp500 per ekor. Laba bersih yang ditangguk alumnus Teknik Sipil Universitas Atmajaya Yogyakarta itu dari penjualan lobster 5 cm Rp5,5-juta per bulan. Itu di luar penjualan induk siap pijah berumur 7 bulan.

Harga satu set indukan-terdiri atas 3 jantan dan 5 betina-yang telah berjodoh Rp450.000. Padahal, dalam sebulan Johan menjual 30-35 set senilai Rp13,5-juta-Rp15,7-juta. Untuk membesarkan induk besar itu ia menghabiskan Rp2.000 per ekor alias Rp480.000-Rp560.000. Untung bersih dari penjualan induk siap pijah mencapai Rp13-juta setiap bulan.
Ceruk besar


Permintaan bibit memang deras mengalir. Namun, hingga saat ini tak semuanya terlayani. Masih ada permintaan 2.000 ekor per bulan yang gagal dipasok. Maklum, di Kopen, Yogyakarta, kelahiran Palembang 10 Agustus 1966 itu hanya mengelola 22 bak pembenihan terbuat dari semen. Di sana terdapat 20 bak berukuran 2 m x 2 m masing-masing terdiri atas 1 set induk dan 2 bak 5 m x 1 m yang diisi 15 set induk. Di Giwangan, Bantul, ayah 3 anak itu juga mengelola sebuah kolam semen 40 m2 terdiri atas 240 indukan.

Dari total 500 indukan itulah Johan Efendi memetik 2.000 lobster 5 cm dan 35 set indukan per bulan. Pasar lobster konsumsi juga minta pasokan. Syaratnya lobster hidup terdiri atas 3 ekor per kg. Harganya disepakati Rp250.000. Alih-alih Memenuhi permintaan mereka, untuk bibit pun belum terlayani sepenuhnya.

Johan Efendi tak serta-merta menggapai pasar empuk itu. Modal Rp1-juta amblas ketika 400 lobster yang ditebar meregang nyawa. Musababnya, suhu air di Wonosobo berketinggian 1.000-an m dpl amat dingin. Anggota famili Cambaridae itu hanya bertahan 14 hari. Pilihan lokasi di kaki Gunung Sumbing itu terbukti keliru, habitat yabby di daerah beriklim hangat.

Itu bukan kegagalan terakhir. Pada September 2004 lagi-lagi ia merasakan pedihnya dicapit lobster. Sekitar 40 set induk mati karena air tercemar pakan berupa cacing sutra yang mati sehingga terjadi polusi amonia. Sekitar Rp18-juta modalnya pun membusuk. Tiga bulan berselang giliran 1.540 ekor ukuran 5 cm terkapar lantaran diracun orang tak dikenal. Ia rugi Rp5-jutaan.

Di tengah keterpurukan tersisa semangat untuk melanjutkan pembesaran kerabat udang itu. Untuk mengantisipasi kegagalan itu ia lebih intens mencari informasi soal red claw di dunia maya hingga tengah malam. Selain itu ia juga mencari saran dari peternak lain di berbagai kota.

Strategi itu ternyata tidak mengelakkan Johan dari bencana. Pertengahan 2005 setidaknya 1.200 ekor berumur 2 bulan akhirnya mati. Saat itu Johan menebar lobster ukuran 5 cm di sebuah kolam koi berdinding semen dan dasar berlumpur. Satwa air itu banyak yang hilang dan lambat perkembangannya. Kemungkinan kompetisi makanannya kalah dibanding koi yang perkembangannya cepat, tuturnya. Kerugian yang dideritanya Rp3,6-juta.
Ragam komoditas

Kegagalan beragribisnis sejatinya bukan hal baru bagi Johan Efendi. Sebelum menggeluti lobster pada April 2003, ia sempat membudidayakan puyuh di Sukoharjo, Jawa Tengah. Ia memasarkan 5.000 piyik per bulan ke Boyolali, Klaten, dan Salatiga.

Badai krisis moneter pada 1998 menghantam usahanya. Saat itu harga pakan melonjak 3 kali lipat menjadi Rp200.000 dari sebelumnya Rp70.000 per sak. Usaha puyuh itu lesu darah dan akhirnya gulung kandang.

Johan kembali mencoba peruntungan bisnis. Pilihan jatuh pada parkit Melopsittacus undulatus sekadar meneruskan usaha kerabatnya yang pulang ke Palembang. Namun, usaha itu hanya bertahan setahun karena harga pakan yang mahal, mencapai Rp6.000 dari sebelumnya Rp2.500 per kg. Komoditas bawang daun menjadi pilihan berikutnya pada 2000. Anak ke-9 dari 10 bersaudara itu memasok 12 ton kg bawang daun segar per pekan ke raksasa produsen mi. Pehobi tenis itu mengumpulkan Allium fistulosum dari beberapa pekebun. Pada 2002 setelah setahun digeluti, bisnis bawang daun pun berhenti.

Baru pada 2003 ia melirik lobster. Ini pasti bakal lebih prospektif dibandingkan puyuh, parkit, atau bawang daun. Sebagai ikan konsumsi prospeknya bagus dan memiliki nilai ekonomis tinggi, katanya. Johan membuat 5 akuarium masing-masing 1 m x 0,5 m x 0,4 m di ruang tamunya. Setiap akuarium diisi 5 set indukan dengan total nilai Rp5- juta. Hasilnya, sekitar 2.500 burayak. Satu ekor induk menghasilkan 150-200 ekor pada proses peneluran pertama, ujarnya.

Saat itu lobster air tawar terbilang komoditas baru yang menawan calon pengusaha agribisnis. Dengan cepat lobster produksi Johan terserap pasar dengan harga tinggi: Rp30.000 per ekor ukuran 5 cm. Hasil penjualan perdana itu digunakan untuk ekspansi usaha di Kopen. Dari sanalah kini gelimang rupiah didapat di antara kesibukannya mendirikan ratusan hunian. Di sana pula ia menghabiskan waktu usai pulang kerja dan menanggalkan jabatan direktur. Meski untuk, sesaat sebelum akhirnya ia kembali bermetamorfosis. (Sardi Duryatmo/Peliput: Hanni Sofia).

Ekoponik Lobster Dipanen, Selada Dipetik

Teknik itulah yang diterapkan David Attawater, hobiis lobster asal Australia. Setiap 4-5 bulan, ia memamen lobster dan selada dari halaman belakang rumah. Padahal di sana tak terlihat kolam pembesaran atau akuarium berukuran besar layaknya peternak lobster. Yang tampak hanya barisan selada di atas talang hidroponik dan beberapa kolam fiber tertutup styrofoam. Namun, saat penutup putih itu diangkat tampak ratusan crayfish-nama lain lobster air tawar-berukuran 10-12 cm berkecipak.

Ini lobster ekoponik, ujarnya. Dengan menggunakan jaring, ia mengangkat 5-6 lobster berbobot sekitar 80-90 g itu ke dalam ember. Ia lalu melangkah ke kolam lain yang jaraknya hanya 2-3 langkah. Di sana 12 ikan silver perch berbobot 250 g/ekor dipanen. David mengambil 2 ekor Bidyanus bidyanus kesukaannya lalu memetik beberapa helai selada dari talang hidroponik. Hari itu sup lobster lengkap dengan sayuran hasil dari kebun ekoponik menjadi menu spesial.
Lobster ekoponik

Terobosan terbaru di dunia lobster yang diterapkan pakar di bidang hidroponik itu kini mulai dilirik di Indonesia. David menyebutnya sistem ekoponik karena memadukan akuaponik dan hidroponik. Prinsip teknik ini, air berputar dari satu kolam ke kolam lain tanpa ada yang terbuang. Meski di lahan sempit dan sumber air terbatas, David bisa membesarkan lobster, selada, dan tanaman hias sekaligus.

Ekoponik yang dibuat David terdiri dari kolam ikan berukuran 3,4 m x 1 m x 1 m berisi ikan air tawar. Lalu 3 talang NFT sepanjang masing-masing 3 m ditanami selada hijau, 2 tumpukan styrofoam sebagai biofi lter, kolam permanen yang dilengkapi tanaman air sebagai fi lter alami, tangki pembersih racun, dan kolam lobster berukuran 1,5 m x 0,5 m x 0,5 m. Setiap bagian dihubungkan dengan pipa PVC berdiameter 3,5 cm sepanjang 2-3 meter. Di ujung pipa diberi lubang sebanyak 15-20 buah sebagai tempat keluar air sekaligus aerator. Air didorong menggunakan 2 pompa otomatis yang beroperasi setiap 15 menit. Dengan cara itu kebutuhan oksigen terlarut tetap terjamin.
Nitrat dan amonium

Cara kerjanya? Sebanyak 500-600 liter air dalam kolam ikan menjadi sumber air utama bagi sistem ekoponik. Dari sana air dialirkan ke kolam lobster dan talang hidroponik. Nah, supaya air terbebas dari nitrat, amonium, dan polutan lain yang beracun, sebelumnya dimasukkan ke dalam kolam berisi paku-pakuan seperti Boston ferns, maiden hair ferns, dan selada. Tanaman-tanaman itu bertugas sebagai penyerap kelebihan nitrat yang berbahaya bagi lobster. Nitrat dan amonium justru dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman air.

Lantaran sistem ekoponik dirancang untuk menyuplai nutrisi secara kontinu, nitrat dan amonia yang terkandung dalam kotoran ikan dan lobster harus difi lter. Dari kolam lobster, nitrat, amonia, dan zat padat terlarut dialirkan melalui pipa PVC berdiameter 3,5 cm sepanjang 1-2 m menuju tangki pembersihan. Di dalam tangki berkapasitas 65 liter itu racun-racun ditangkap menggunakan katup dan kain yang dilekatkan pada ujung pipa.

Agar lebih steril, alumnus Grafton National Fishing Industry Education Centre, Austalia, itu menyaring kembali air di kolam penyaringan. Kolam berukuran 0,5 m x 0,2 m x 0,3 m dilengkapi tanaman air Bacopa monniera yang berfungsi sebagai penahan kerikil dan kotoran padat lain. Sebanyak 10-15 tanaman air itu diletakkan di dalam lubang di dasar kolam.

Dengan sistem gravitasi, air kemudian mengalir secara otomatis ke biofi lter yang posisinya lebih rendah. Biofi lter sederhana itu berupa 10 tumpukan boks styrofoam yang dasarnya diberi 4-5 lubang kecil dan dialasi jaring halus. Setiap tumpukan berisi ratusan bola-bola kecil yang bertugas menangkap sisa nitrit (NO2) dan nitrat (NO3). Nah, air itulah yang dipompa kembali menuju kolam lobster dan NFT, kata David.
Pemberian nutrisi

Ir Cuncun Setiawan, peternak lobster kawakan di Jakarta, berpendapat beternak lobster dengan sistem ekoponik dapat diterapkan asal pasokan air bebas racun. Bila kondisi air bagus lobster pasti tumbuh sehat, kata Cuncun. Menurutnya sistem ekoponik pada lobster cocok untuk skala hobiis karena efi sien di lahan sempit. Namun, sulit diterapkan untuk pembesaran karena hewan bercangkang itu memerlukan lahan luas untuk tumbuh besar.

Tak hanya air bersih dan oksigen terlarut yang diperlukan. Pakan berupa pelet juga diberikan 2-3% dari bobot tubuh atau sekitar 200-300 g/hari. Selain itu lobster diberi tambahan pakan berupa kulit wortel, vitamin, dan mineral. Menurut Yos Sutiyoso, pakar hidroponik di Jakarta, selada hidroponik dan tanaman hias air dapat tumbuh sehat lantaran mendapatkan suplai nutrisi berupa N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, Mn, Cu, Zn, B, dan Mo dari kotoran ikan dan lobster yang terurai. Kotoran ikan dan lobster mengandung zat yang diperlukan selada. Hanya perlu dicermati jumlah nutrisi yang dipasok ikan dan lobster, kata Yos. Menurutnya pasokan pakan dan nutrisi berbanding lurus dengan kotoran yang dihasilkan.
Parameter air

Pertumbuhan lobster, ikan air tawar, hingga tanaman air tergantung kondisi air. Oleh karena itu, David rutin mengecek kandungan oksigen terlarut, pH, dan suhu. Dengan sistem air berputar terus-menerus, oksigen terlarut dicapai di atas 5 ppm. Semakin tinggi kadar oksigen terlarut maka proses respirasi dan metabolisme semakin bagus. Suhu air dipertahankan 23-26oC.

Kadar keasaman air dijaga 7. Maklum, bila pH naik maka kadar amonia juga meningkat sehingga membahayakan ikan dan lobster. Bila pH terlalu rendah, kalsium karbonat (CaCO3) diberikan hingga pH netral. Pemberian kalsium karbonat terlalu banyak mengakibatkan persentase amonia dalam air juga naik. Pokoknya kalau pH sudah netral jangan ditambahkan lagi, sarannya.

Dengan perawatan relatif mudah seperti membersihkan pompa dan biofi lter, serta mengukur parameter air seminggu sekali, lobster, ikan air tawar, selada pun tumbuh sehat bersama-sama.(Rahmansyah Dermawan)

Senin, 26 September 2011

Waktu yang Tepat untuk Memberikan Lobster / Pakan Red Claw

Penelitian telah menunjukkan bahwa waktu Red Claw yang paling aktif di malam hari antara jam 6 sore dan tengah malam. Pada saat ini lah waktu terbaik untuk member makan. Makanan untuk Indukan sangat lah
penting. Induk harus diberi pakan yang lengkap (dengan suplemen vitamin dan mineral). Pelet Tenggelam atau pakan udang yg di berikan setidaknya pelet yang mengandung 28 persen protein, dengan takaran 3 persen dari berat badan per hari. Beberapa hatchery/farm pembenihan meramu sendiri pakan dengan makanan segar. Pakan buatan termasuk sayuran dicampur beku, benih burung, dan hati sapi cincang atau hati. Pakan yg di berikan harus sesuai dengan takaran, jangan sampai berlebihan, terutama dengan pakan segar, karena dapat mengurangi kualitas air.

Indukan lobster yang bertelur

Budidaya Lobster sangat mudah bila dijalankan dengan baik. Saya sudah menjalankan ternak LAT hampir 4 tahun lamanya. Awalnya hanya memiliki indukan 5 ekor, sekarang memiliki lebih dari seratus ekor lobster. itu pun belajar secara otodidak.

Baru sekarang saya biasanya memiliki 1 indukan yang bertelur, sekarang memiliki 2 indukan yang sedang bertelur. seandainya jika telur lobster sudah menetas harus mencari tempat baru lagi.

Lobster yang dibudidayakan disini jenis red clow atau penjapit merah, yang bibitnya didatangkan dari Australia. Jenis ini paling banyak diminati pasar, terutama untuk restoran sea food, dan hotel berbintang.

Budidaya lobster air tawar disini mulai dari pemijahan. Proses pemijahan dilakukan di bak semen. Induk lobster disatukan di dalam bak hingga terjadi perkawinan dan membuahkan telur.

Proses pembesaran lobster dilakukan di kolam tanah di tengah sawah. Lobster tumbuh optimal di kolam air tawar dengan ph antara 7 hingga 9, dan suhu antara 23 hingga 30 derajat celsius.

Lobster dipanen setelah dipelihara selama enam bulan. Pada usia tiga bulan seperti ini, lobster sudah dapat dikonsumsi, namun dari sisi ukuran belum layak, karena belum memenuhi kriteria permintaan pasar.

Lobster jenis penjapit merah dipasarkan di kota-kota di Pulau Jawa. Harganya sekitar 100 ribu rupiah per kilogram. Harga jual lobster di pasaran yang cukup menggiurkan, membuat usaha budidaya ini layak untuk ditekuni karena menjanjikan keuntungan.

Permintaan lobster air tawar jenis penjapit merah cukup tinggi dan belum seluruhnya dapat dipenuhi. Setiap minggunya sentra budidaya lobster air tawar ini menerima permintaan sekitar 5 kwintal lobster, namun baru dapat dipenuhi sekitar 1 kwintal saja.

Kini saatnya untuk mencicipi kelezatan rasa lobster air tawar. Kebetulan Pak Endang dan keluarganya telah menyiapkan lobster untuk kami nikmati bersama-sama. Hmmm, ternyata, rasa lobster air tawar ini memang lezat. Tidak salah bila banyak digemari dan harganya mahal.

Jumat, 23 September 2011

Apakah Lobster Layak Dikonsumsi?

Jakarta, Siapa yang tak tergiur mendengar kata lobster. Udang laut satu ini tak pernah terlewatkan oleh para penggemar hidangan laut (seafood). Rasanya yang lezat sangat menggoda lidah untuk mencicipinya. Tapi rasa lobster yang enak, apakah juga enak untuk kesehatan?

Ada dua jenis makanan, lezat dan sehat. Banyak orang yang sangat suka makan suatu jenis makanan karena rasanya yang lezat. Tapi makanan lezat belum tentu sehat, dan juga makanan sehat belum tentu lezat. Dan bagaimana dengan lobster?

Seperti dilansir dari buzzle, Jumat (19/3/2010), ada beberapa argumen yang mendasari pertanyaan 'apakah lobster sehat?', yaitu:

1. Tingkat kandungan merkuri

Beberapa ikan seperti ikan pedang, ikan hiu dan king mackerel mengandung merkuri dalam tingkat tinggi. Bila dimakan, maka kandungan merkuri tersebut dianggap berbahaya bagi tubuh. Tetapi kenyataannya adalah lobster tidak memiliki kandungan merkuri yang tinggi. Lobster mengandung sejumlah merkuri yang secara alami terdapat dalam semua ikan.

2. Parasit dan virus

Dokter dan juga beberapa orang berpikir bahwa lobster mengandung parasit dan virus. Tapi mereka tidak melihat satu hal, bahwa semua makhluk hidup juga mengandung parasit dan virus. Kuncinya adalah memasak daging dengan baik sebelum makan. Hal ini dapat menghilangkan semua bakteri dan kuman.

3. Pemakan makanan busuk

Argumen kuat yang menimbulkan pertanyaan adalah lobster pemakan makanan busuk dan ini menimbulkan anggapan bahwa lobster tak sehat untuk tubuh. Tapi hal tersebut sama sekali tidak benar. Bahkan, sama halnya seperti manusia yang tidak mau makan daging busuk dan basi dan akan lebih memilih daging segar. Begitu juga dengan lobster. Lobster makan ikan hidup, kerang, tiram dan kepiting.


Argumen-argumen yang keliru tentang lobster telah terjawab. Tapi masih harus dilihat apakah daging lobster sehat untuk dikonsumsi, terkait dengan kandungan nutrisi di dalamnya.

1. Protein

Lobster adalah sumber protein yang sangat baik. Protein penting bagi tubuh kita untuk energi dan pemantapan produksi gula darah. Hal ini juga membantu menurunkan berat badan.

Namun berlawanan dengan kepercayaan yang ada, yang menyatakan bahwa ayam mengandung protein tinggi. Kandungan protein dalam lobster bahkan melebihi kandungan protein dalam daging ayam. Juga tidak banyak kalori seperti daging ayam atau sapi. Menjadi pilihan yang lebih baik untuk memilih lobster ketimbang ayam atau sapi.

2. Asam lemak omega-3

Lobster daging mengandung asam lemak omega-3 dalam jumlah tinggi. Asam lemak omega-3 penting untuk mencegah penyakit jantung dan menjaga kesehatan jantung. telah terbukti bahwa orang-orang yang berisiko tinggi terhadap gangguan jantung, mendapat manfaat dari lobster karena kandungan omega-3 di dalamnya.

3. Membantu menurunkan berat badan

Lobster adalah makanan pilihan yang sangat baik bagi orang yang ingin mengubah gaya hidup, dan membuatnya menjadi lebih sehat dan lebih baik. Sebuah pilihan yang sempurna bagi orang-orang yang ingin menurunkan berat badan karena lobster sangat rendah lemak dan kalori, tetapi masih memberikan nutrisi yang diperlukan.

4. Daging lobster mengandung kalium, seng, vitamin B12 dan selenium. Semua itu sangat penting bagi kesehatan.

5. Mengonsumsi daging lobster sama halnya dengan konsumsi multi-vitamin tablet atau suplemen kesehatan.

Jadi apakah lobster baik untuk kesehatan? Jawabannya adalah ya. Karena semua argumen yang keliru tentang lobster telah terjawab, dan lobster juga mengandung banyak nutrisi penting yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.


Susu UHT atau Susu Formula?

HINGGA saat ini, masih ada sebagian Moms yang bingung menentukan mana susu yang baik untuk dikonsumsi si kecil. Ada yang beranggapan susu formula lebih baik dari susu UHT, ada pula yang beranggapan sebaliknya.

Daripada bingung, simak penjelasan dari dr Luciana B Sutanto MS SpGK berikut ini:

Beda Susu UHT, Skim, dan Formula

Moms, sebelum menentukan susu mana yang baik diberikan kepada si kecil, sebaiknya ketahui terlebih dulu apa bedanya susu UHT, Skim dan Formula.

Susu UHT (Ultra High Temperature) adalah susu yang disterilisasi dengan suhu tinggi (135 -145 derajat Celsius) dalam waktu yang singkat selama 2-5 detik. Pemanasan dengan suhu tinggi ini bertujuan untuk membunuh seluruh mikroorganisma (baik bakteri pembusuk maupun patogen) dan spora. Waktu pemanasan yang singkat dimaksudkan untuk mencegah kerusakan nilai gizi susu serta untuk mendapatkan warna, aroma dan rasa yang relatif tidak berubah seperti susu segar. Kesegaran susu akan terasa nikmat jika segera diminum, terlebih jika disimpan dalam lemari pendingin.

Sedangkan susu skim adalah susu bubuk tanpa lemak yang dibuat dengan cara pengeringan atau spray dryer untuk menghilangkan sebagian air dan lemak tetapi masih mengandung laktosa, protein, mineral, vitamin yang larut lemak, dan vitamin yang larut air (B12).

Susu formula yang dijual pada umumnya adalah susu yang diproses dari susu sapi segar baik dengan atau tanpa tambahan zat lain seperti lemak atau protein yang kemudian dikeringkan.

Tetap Utamakan ASI

Pada dasarnya tidak ada kewajiban memperkenalkan salah satu jenis susu tersebut. Justru, prinsip utama pemberian susu adalah berikan ASI pada bayi usia 0-6 bulan atau ASI eksklusif. Sebaliknya, susu formula bisa dijadikan alternatif bilamana Moms tidak dapat memberikan ASI Eksklusif.

Dengan diberikannya susu formula khusus yang dirancang hingga menyerupai ASI, diharapkan bisa memenuhi kebutuhan akan nutrisi bayi. Begitu usia 7 bulan, bayi mulai diberikan makanan pendamping ASI (MPASI). Tujuan MPASI untuk menambah asupan nutrisi selain dari ASI, serta mengajari bayi agar mengenal makanan secara bertahap dengan konsistensi lain yang nantinya menuju pada makanan padat.

Sementara, susu UHT bisa diberikan kepada bayi bila ia sudah berusia 9 bulan, tetapi harus diencerkan terlebih dahulu dengan air. Apabila bayi sudah berusia 12 bulan, susu UHT dapat diberikan seutuhnya kepada anak. Jumlah yang diberikan berkisar antara 2-3 gelas sehari (1 gelas = 250 ml) sesuai kemampuan anak.

Susu UHT memang direkomendasikan untuk anak usia 12 bulan ke atas. Susu skim tidak ditujukan untuk anak pada umumnya, melainkan bisa menjadi pilihan untuk anak yang harus mengurangi asupan kalori dan lemak, misalnya pada anak yang kegemukan. Pasalnya, nilai kalorinya hanya mengandung 55 persen dari seluruh energi susu. Tak heran, jika susu skim sering kali digunakan dalam pembuatan keju rendah lemak dan yogurt.

Mana yang Lebih Baik?

Bila dilihat dari sisi kualitas susu dengan cara sterilisasi, susu UHT lebih baik dibandingkan cara sterilisasi lain. Proses sterilisasi UHT yaitu dengan pemanasan yang tinggi dan singkat.

Di dalam teknologi pangan, telah diketahui bahwa pengolahan dengan suhu pemanasan yang tinggi tetapi dengan waktu yang sangat singkat, lebih dapat menyelamatkan nilai gizi daripada suhu pengolahan yang lebih rendah tetapi dengan waktu yang lebih lama. Jangka waktu simpan susu UHT lebih lama dari produk susu cair dengan cara sterilisasi pasteurisasi. Susu UHT dapat disimpan dalam waktu yang cukup panjang yaitu mencapai 6 - 10 bulan meski tanpa bahan pengawet, bahkan tidak perlu dimasukkan ke dalam lemari pendingin.

Selain itu, susu UHT merupakan susu yang higienis karena bebas dari seluruh mikroba (patogen/penyebab penyakit dan pembusuk) serta spora sehingga potensi kerusakan mikrobiologis sangat minimal, bahkan hampir tidak ada. Kontak panas yang sangat singkat pada proses UHT menyebabkan mutu sensori (warna, aroma dan rasa khas susu segar) dan mutu zat gizi, relatif tidak berubah. Keuntungan lainnya, karena biaya pengemasannya tidak sulit dan mahal, maka biasanya produk susu UHT dijual dengan harga yang terjangkau.

Bagaimana dengan susu formula? Susu bubuk berasal susu segar yang kemudian dikeringkan, umumnya menggunakan spray dryer atau roller dryer. Kerusakan protein sebesar 30 persen dapat terjadi pada pengolahan susu cair menjadi susu bubuk. Kerusakan vitamin dan mineral juga lebih banyak terjadi pada pengolahan susu bubuk.

Lama simpan susu bubuk juga tergolong lama, maksimal 2 tahun, tentunya dengan penanganan yang baik dan benar. Susu bubuk dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu susu bubuk berlemak (full cream milk powder), susu bubuk rendah lemak (partly skim milk powder) dan susu bubuk tanpa lemak (skim milk powder).

Yang penting diingat, pilihlah susu yang cocok untuk si kecil. Konsumsi susu penting untuk menunjang tumbuh kembang si kecil dan meningkatkan sistem imunitas (kekebalan) tubuh terhadap berbagai penyakit.
(Mom& Kiddie//tty)

Susu UHT, Bernilai Gizi Lebih

indosiar.com - Banyak orang tua yang mengaku merasa kebingungan dengan banyaknya jenis susu yang beredar di pasaran. Susu-susu itu "mengklaim", sebagai yang paling lengkap kandungan nutrisinya apalagi jika susu tersebut dikatakan ditambah dengan zat penting untuk perkembangan otak.

Susu adalah minuman yang sangat menyehatkan dengan kandungan gizinya yang terhitung lengkap. Karena itu susu dianjurkan bagi semua kalangan. Untuk perkembangan sosok anak, minum susu merupakan salah satu sumber kalsium. Karena itu membiasakan minum susu, adalah hal yang penting. Bagi balita berusia 0 bulan hingga 2 tahun, minum Air Susu Ibu (ASI) adalah yang paling baik. Jika tidak bisa hingga 2 tahun, minimal bayi minum ASI ekslusif hingga 6 bulan, tanpa makanan pendamping lainnya.

Setelah berumur 1 tahun keatas, anak dapat diberikan susu lain yaitu susu pasteurisasi, susu kental manis, susu bubuk, susu sterilisasi konvensional, dan susu Ultra High Temperature (UHT). Susu pasteurisasi merupakan susu yang diberi perlakuan panas sekitar 72 - 75 derajat Celcius selama 15 detik yang bertujuan untuk membunuh bakteri patogen. Susu pasteurisasi harus disimpan pada suhu rendah (5 - 6 derajat celcius) dan memiliki umur simpan hanya sekitar 14 hari.

Susu segar merupakan cairan yang berasal dari kambing atau sapi yang sehat dan bersih. Susu diperoleh dengan cara pemerahan yang benar dan kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambah sesuatu apapun dan belum mendapat perlakuan apapun.

Susu bubuk berasal susu segar baik dengan atau tanpa rekombinasi dengan zat lain seperti lemak atau protein yang kemudian dikeringkan. Umumnya pengeringan dilakukan dengan menggunakan spray dryer atau roller drayer. Umur simpan susu bubuk maksimal adalah 2 tahun dengan penanganan yang baik dan benar. Susu bubuk dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu susu bubuk berlemak (full cream milk prowder), susu bubuk rendah lemak (partly skim milk powder) dan susu bubuk tanpa lemak (skim milk prowder).

Sedangkan susu UHT merupakan susu yang diolah menggunakan pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang singkat (135-145 derajat celcius) selama 2-5 detik. Pemanasan dengan suhu tinggi bertujuan untuk membunuh seluruh mikroorganisme (baik pembusuk maupun patogen) dan spora. Waktu pemanasan yang singkat dimaksudkan untuk mencegah kerusakan nilai gizi susu serta untuk mendapatkan warna, aroma dan rasa yang relatif tidak berubah seperti susu segarnya.

Dari berbagai susu tersebut, yang paling disarankan adalah susu UHT. Karena berdasarkan beberapa penelitian, menyebutkan susu yang diproses secara UHT dapat mempertahankan nilai gizi lebih baik daripada proses pengolahan lainnya. Indikatornya adalah prosentase kerusakan lisin atau asam amino pembatas.

Seiring dengan kemajuan teknologi, susu UHT kemudian dikemas menggunakan enam lapis kertas, plastik polyethylene, dan alumunium foil yang mampu melindungi susu dari udara luar, cahaya, kelembaban, aroma luar, dan bakteri. Susu UHT dalam kemasan aseptik ini tahan disimpan dalam suhu kamar sampai 10 bulan, tanpa bahan pengawet. Dengan kemasan tersebut, susu terhindar dari bakteri perusak minuman dan tetap segar serta aman untuk dikonsumsi.

Susu UHT juga merupakan susu yang sangat higienis karena bebas dari seluruh mikroba (patogen/penyebab penyakit dan pembusuk) serta spora sehingga potensi kerusakan mikrobiologis sangat minimal, bahkan hampir tidak ada. Kontak panas yang sangat singkat pada proses UHT menyebabkan mutu sensori (warna, aroma dan rasa khas susu segar) dan mutu zat gizi, relatif tidak berubah.

Bagi anak, berikan susu UHT dengan rasa plain. Karena lebih sedikit gula serta zat artificial didalam susu tersebut. Apabila kemasan susu UHT telah dibuka, maka susu tersebut harus disimpan pada kulkas karena susu UHT harus dihindarkan dari penyimpanan pada suhu tinggi (di atas 50 derjat Celcius), sebab dapat terjadi gelasi yaitu pembentukan gel akibat kerusakan protein.

Harga susu UHT memang sedikit lebih mahal dari susu bubuk, namun demi kualitas anak, tidak perlu keraguan untuk membelinya. Hal ini diperlukan karena berdasarkan survei perusahaan riset global Canadean (2004), konsumsi susu sapi segar di Indonesia termasuk paling rendah di Asia.

Dan menurut catatan Prof. Ali Khomsan, guru besar ilmu pangan dan gizi IPB, meski tingkat konsumsi susu di Indonesia naik sebesar 4,68 l/kapita/tahun menjadi 6,5 l/kapita/tahun (2000) namun masih tertinggal dibanding tingkat konsumsi susu di Malaysia yang mencapai 20 l/kapita/tahun dan butuh waktu 600 tahun untuk mencapai tingkat konsumsi susu di Amerika Serikat yang mencapai 100 l/kapita/tahun.(berbagai sumber/Idh)

Mengapa Susu UHT?

Secara alami susu segar telah mengandung semua zat gizi dalam jumlah dan komposisi yang baik untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sesuai dengan namanya, susu formula adalah susu yang diformulasi dengan bahan-bahan lain, agar memiliki komposisi seperti yang diinginkan. Itulah sebabnya, mengapa saat
ini di pasaran ditemui begitu banyak macam susu formula, masing-masing dengan klaim dan iming-iming tertentu.

Bayi hingga usia 4-6 bulan sebaiknya memang mendapatkan ASI eksklusif Di atas usia tersebut sudah saatnya untuk mendapatkan makanan pendamping ASI (MP-ASI). Untuk sementara MP-ASI yang dipilihkan dapat berupa susu formula khusus untuk bayi di atas 6 bulan. Bila nanti sudah berusia 9 bulan, bayi
ibu sudah bisa dilatih dengan susu UHT, tetapi harus diencerkan terlebih dahulu dengan air. Apabila sudah berusia 12 bulan, susu UHT dapat diberikan seutuhnya anak. Jumlah yang diberikan berkisar antara 2 – 3 gelas sehari (1 gelas = 250 ml)., sesuai kemampuan anak.

Susu UHT direkomendasikan untuk diberikan kepada anak usia di atas 12 bulan. Dengan demikian putra Ibu sudah memenuhi kriteria tersebut. Budaya minum susu UHT harus dipertahankan hingga usia balita, remaja, dewasa bahkan lanjut usia. Karena melalui minum susu secara rutin, fisik anak akan tumbuh
secara optimum dan kuat, serta kesehatannya akan selalu terjaga prima sehingga tidak mudah terserang berbagai penyakit.

Sejak dini harus diusahakan agar anak memiliki status gizi yang baik, yaitu tidak kurang dan juga tidak lebih. Oleh karena itu, anak-anak harus diusahakan memiliki status gizi yang baik melalui pola makan yang benar, yaitu dengan menerapkan konsep menu seimbang. Menu seimbang artinya makanan
yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral, sesuai dengan kebutuhan anak. Cara paling sederhana untuk memonitor status gizi anak adalah dengan cara mengukur tinggi badan atau berat badan, serta mencocokkannya dengan Tabel tinggi badan menurut umur atau Tabel berat badan
menurut umur. Tabel tersebut bisa dilihat di buku-buku tentang gizi atau panduan rumah sakit.

Susu UHT (Ultra High Temperature) merupakan susu yang diolah dengan suhu pemanasan sangat tinggi (135-145ÂșC) dalam waktu yang sangat singkat (2-5 detik). Pemanasan dengan suhu yang sangat tinggi bertujuan untuk membunuh seluruh mikroorganisme, baik pembusuk maupun patogen (penyebab penyakit). Waktu pemanasan yang sangat singkat dimaksudkan untuk mencegah kerusakan
nilai gizi susu, serta untuk mendapatkan warna, aroma dan rasa yang relatif tidak berubah dibandingkan susu segarnya. Di dalam teknologi pangan, telah diketahui bahwa pengolahan dengan suhu pemanasan yang tinggi tetapi dengan waktu yang sangat singkat, lebih dapat menyelamatkan nilai gizi daripada
suhu pengolahan yang lebih rendah tetapi dengan waktu yang lebih lama.Pengolahan susu cair segar menjadi susu UHT relatif lebih sedikit pengaruhnya terhadap kerusakan zat-zat gizi, dibandingkan dengan pengolahan susu bubuk.

Susu bubuk berasal susu segar yang kemudian dikeringkan, umumnya menggunakan spray dryer atau roller dryer. Kerusakan protein sebesar 30% dapat terjadi pada pengolahan susu cair menjadi susu bubuk. Kerusakan vitamin dan mineral juga lebih banyak terjadi pada pengolahan susu bubuk.

Susu UHT dapat dijadikan sebagai pengganti susu bubuk. Dalam beberapa hal, susu UHT lebih praktis diberikan kepada anak-anak, yaitu mudah dibawa, tidak perlu waktu untuk menyiapkannya, serta awet disimpan pada suhu kamar selama 10 bulan meskipun tanpa bahan pengawet. Konsumsi susu penting untuk meningkatkan sistem imunitas (kekebalan) tubuh terhadap berbagai penyakit.

Sesungguhnya susu cair dapat diandalkan sebagai bahan pangan sumber zat gizi yang sangat baik. Itulah alasan utamanya mengapa konsumsi susu cair di dunia selalu lebih tinggi dibandingkan susu bubuk. Hanya di Indonesia, berlaku hal sebaliknya. Hal tersebut merupakan warisan masa lalu, khususnya
di zaman penjajahan yang lebih mudah untuk mendistribusikan susu bubuk ketimbang susu cair. Kendala lain di masa lalu adalah keterbatasan teknologi pengolahan susu dan keterbatasan lemari pendingin.

Selain itu keunggulan susu UHT dibandingkan yang lain adalah:

1. aman untuk dikonsumsi, karena telah bebas dari mikroba pembusuk dan mikroba penyebab penyakit,
2. memiliki warna, rasa dan penampakan yang mirip susu sapi segar,
3. susu bersifat awet dan tanpa bahan pengawet,
4. sangat praktis untuk dikonsumsi dan tidak membutuhkan lemari pendingin,
5. mengandung zat gizi yang sangat bermanfaat bagi pemeliharaan kesehatan tubuh yang optimal.

Kamis, 22 September 2011

Merangsang Kecerdasan Anak

Orang tua mana yang tidak ingin anaknya cerdas. Namun, yang masih menjadi pertanyaan, apa saja yang dibutuhkan si kecil agar pertumbuhan otaknya menjadi optimal ?

Otak merupakan benda yang paling vital dalam tubuh. Organ ini mengatur seluruh bagian dalam tubuh diantaranya gerakan motorik, pengaturan suhu tubuh, pengaturan tekanan darah, sekresi hormon,pernapasan, emosi dan berbagai macam kegiatan manusia.
Berbagai proses dalam otak itu yakni peenambahan sel (poliferasi), perpindahan sel (migrasi), perubahan sel (differensiasi), pembentukan system jalinan saraf antara satu dengan lainnya (sinaptogenesis) dan pembentukan selubung saraf (mielinisasi).

Yang penting dicatat, organ ini tumbuh secara luar biasa pada masa anak-anak. Sampai pada usia 2 tahun berat otak akan mencapai 75% otak dewasa. Menurut dr. Hartono Gunadi, Sp.A, dari RSUPN Cipto Mangunkusumo, sampai dengan bayi berusia 2 tahun, pertumbuhan dan perkembangan otak anak telah mencapai 90%.

Factor yang paling penting untuk pembentukan otak adalah factor nutrisi untuk mendukung pembentukan sel-sel otak. Sebagai orang tua yang bertanggung jawab terhadap kehidupan annak, Anda perlu tahu nutrisi seperti apa yang berperan dalam pembentukan otak sang buah hati, mulai dari dalam kandungan hingga remaja.

Masih ada lagi hal yang penting pada proses pertumbuhan seorang anak, yakni proses tumbuh kembang. Makna pertumbuhan berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi dalam tingkat sel, organ atau individu.

Sedangkan perkembangan lebih menitikberatkan pada aspek perubahan bentuk atau fungsi pematangan organ ataupun individu, termasuk perubahan aspek sosial atau emosional akibat pengaruh lingkungan.
Yang jelas, untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak, Anda harus mengetahui factor dan aspek apa saja yang mempengaruhinya.
Peranan Nutrisi

Cikal bakal otak mulai terbentuk pada minggu ketiga kehamilan berupa lempeng saraf, berubah menjadi tabung saraf pada minggu keempat dan mulai terbentuk otak besar, batang otak, otak kecil dan medulla spinalis pada minggu kelima kehamilan.

Setelah bayi lahir, maka usia yang paling penting dalam pertumbuhan otak adalah 0-2 tahun. Periode tersebut penting karena masa ini adalah periode emas. Dalam periode inilah terjadi perkembangan saraf otak yang tercepat, khususnya mielinisasi. Selanjutnya memang terus terjadi perkembangan hingga usia 5 tahun, namun tidak secepat pada usia sebelumnya. Dalam masa ini maka yang terjadi adalah pengorganisasian perkembangan dan hubungan antar jaringan (impuls) otak.

Factor nutrisi berperan mulai dari kandungan, jadi seorang ibu yang hamil harus memperhatikan asupan gizi, bukan hanya untuk dirinya, juga untuk sang janin. Yang harus diperhatikan adalah protein dan asam lemak esensial.

Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi. Setelah bayi lahir, kebutuhan zat gizi dilakukan melalui pemberian ASI Eksklusif sejak hari pertamanya sampai usia 6 bulan. Tapi setelah proses menyusui terlampaui, Anda harus memikirkan nutrisi sang anak.

Bagi Anda yang tak dapat menyusui anak karena sesuatu hal, pemilihan nutrisi untuk bayi harus dipertimbangkan dengan matang, demi perkembangan kecerdasannya. Nutrisi yang diyakini dapat meningkatkan kualitas otak anak adalah asam lemak DHA (asam dokosaheksanoat) dan AA (asam arakhidonat). Asam lemak ini merupakan asam lemak esensial, artinya tidak dapat dibentuk oleh tubuh sehingga harus ditambah dari luar.

Faktor Pendukung

Setelah otak seorang anak terbentuk, maka ada berbagai factor yang mempengaruhi perkembangannya. Teramat sayang bila anak Anda sudah memiliki sel-sel otak yang berkualitas, namun dibiarkan tanpa didukung perkembangannya.

Factor pendukung antara lain perhatian dan kasih sayang orang tua dan lingkungannya yang berpengaruh bagi aspek emosi. Mulai dari kontak fisik, sentuhan, belaian dan nyanyian.

Factor yang tak kalah pentingnya yaitu kebutuhan mental, misalnya proses pembelajaran, agama dan kepribadian. Factor pendukung inilah yang dapat menjadi stimulasi bagi perkembangan otak anak, juga akan mengaktifkan sel otak anak Anda sehingga perkembangannya akan lebih terpacu.
Stimulasi ini penting sekali, sebab, jaringan saraf otak akan hilang dengan sendirinya apabila jarang atau tidak pernah sama sekali mendapat stimulasi.
Stimulasi pada anak dapat diterima melalui sentuhan, pendengaran, penglihatan, pengecapan yang kesemuanya sudah dapat diproses sejak bayi baru lahir. Pemprosesan informasi atau stimulasi dari luar tergantung dari takaran dan derajat stimulasi yang diterima serta kemampuan si anak memproses stimulasi tersebut.

Interaksi orangtua dengan penuh kasih sayang dapat merangsang imajinasi dan gagasan kreatif anak. Stimulasi dapat dimulai dari dalam kandungan. Contohnya, si ibu yang hamil bisa mendengarkan musik sambil mengelus perutnya.

Contoh lain stimulasi setelah anak lahir adalah dengan bercerita atau mendongeng. Mendongeng selain dapat mengajarkan kata-kata, juga dapat menjadi simbolisasi pendidikan. Misalnya bagaimana berbuat baik dan bagaimana memecahkan suatu masalah.

Kemudian permainan juga merupakan stimulasi yang sangat tepat bagi anak. Usahakan memberi variasi permainan dan sangat baik kalau orangtua melibatkan diri secara langsung dalam permainan. Perlu diingat juga, jangan selalu melarang anak melakukan aktivitas sepanjang tidak berbahaya.

Senin, 19 September 2011

Imunisasi Dengan Vaksin Dari Enzim Babi

Penulis: Al Ustadz Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi hafizhahullah

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), imunisasi diartikan “pengebalan” (terhadap penyakit). Kalau dalam istilah kesehatan, imunisasi diartikan pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu. Biasanya imunisasi bisa diberikan dengan cara disuntikkan maupun diteteskan pada mulut anak balita (bawah lima tahun).

Vaksin adalah bibit penyakit (misal cacar) yang sudah dilemahkan, digunakan untuk vaksinasi.2 Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap penyakit. Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak.

Imunisasi memiliki beberapa jenis, di antaranya Imunisasi BCG, Imunisasi DPT, Imunisasi DT, Imunisasi TT, imunisasi Campak, Imunisasi MMR, Imunisasi Hib, Imunisasi Varicella, Imunisasi HBV, Imunisasi Pneumokokus Konjugata. Perinciannya bisa dilihat dalam buku-buku kedokteran, intinya jenis imunisasi sesuai dengan penyakit yang perlu dihindari.

Vaksin secara umum cukup aman. Keuntungan perlindungan yang diberikan vaksin jauh lebih besar daripada efek samping yang mungkin timbul. Dengan adanya vaksin maka banyak penyakit masa kanak-kanak yang serius, yang sekarang ini sudah jarang ditemukan.3

Jadi, imunisasi merupakan penemuan kedokteran yang sangat bagus dan manfaatnya besar sekali dalam membentengi diri dari berbagai penyakit kronis, padahal biayanya relatif murah.4

Hukum Asal Imunisasi
Imunisasi hukumnya boleh dan tidak terlarang, karena termasuk penjagaan diri dari penyakit sebelum terjadi. Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa yang memakan tujuh butir kurma ajwah, maka dia akan terhindar sehari itu dari racun dan sihir”(HR. Bukhari : 5768, Muslim : 4702).

Hadits ini menunjukkan secara jelas tentang disyari’atkannya mengambil sebab untuk membentengi diri dari penyakit sebelum terjadi.5 Demikian juga kalau dikhawatirkan terjadi wabah yang menimpa maka hukumnya boleh sebagaimana halnya boleh berobat tatkala terkena penyakit.6

Penggunaan Vaksin Polio Khusus (IPV)
Setelah sekelumit informasi tantang imunisasi di atas, sekarang kita masuk kepada permasalahan inti yang menjadi polemik hangat akhir-akhir ini, yaitu imunisasi dengan menggunakan vaksin polio khusus (IPV) yang dalam proses pembuatannya menggunakan enzim yang berasal dari babi. Bagaimanakah gambaran permasalahan yang sebenarnya ? Dan bagaimanakah status hukumnya?

A.Gambaran Permasalahan
Berdasarkan surat Menteri Kesehatan RI Nomor: 1192/MENKES/IX/2002, tanggal 24 September 2002, serta penjelasan Direktur Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman Departemen Kesehatan, Direktur Bio Farma, Badan POM, LP POM-MUI, pada rapat Komisi Fatwa, Selasa, 1 Sya’ban 1423 / 8 Oktober 2002; dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1.Pemerintah saat ini sedang berupaya melakukan pembasmian penyakit polio dari masyarakat secara serentak dengan cara pemberian dua tetes vaksin Polio oral (melalui saluran pencernaan).

2.Penyakit (virus) Polio, jika tidak ditanggulangi, akan menyebabkan cacat fisik (kaki pincang) pada mereka yang menderitanya.

3.Terdapat sejumlah anak balita yang menderita immunocompromise (kelainan sistem kekebalan tubuh) yang memerlukan vaksin khusus yang diberikan secara injeksi (vaksin jenis suntik).

4.Jika anak-anak yang menderita immunocompromise tersebut tidak diimunisasi maka mereka akan menderita penyakit Polio serta sangat dikhawatirkan pula mereka akan menjadi sumber penyebaran virus.

5.Vaksin khusus tersebut (IPV) dalam proses pembuatannya menggunakan enzim yang berasal dari porcine (babi), namun dalam hasil akhir tidak terdeteksi unsur babi.

6.Sampai saat ini belum ada IPV jenis lain yang dapat menggantikan vaksin tersebut dan jika diproduksi sendiri maka diperlukan investasi (biaya/modal) sangat besar sementara kebutuhannya sangat terbatas. 7

B.Jembatan Menuju Jawaban
Untuk sampai kepada status hukum imunisasi model di atas, kami memandang penting untuk memberikan jembatan terlebih dahulu dengan memahami beberapa masalah dan kaidah berikut, setelah itu kita akan mengambil suatu kesimpulan hukum.5

1.Masalah Istihalah
Maksud Istihalah di sini adalah berubahnya suatu benda yang najis atau haram menjadi benda lain yang berbeda nama dan sifatnya. Seperti khamr berubah menjadi cuka, bai menjadi garam, minyak menjadi sabun, dan sebagainya.9

Apakah benda najis yang telah berubah nama dan sifatnya tadi bisa menjadi suci? Masalah ini diperselisihkan ulama, hanya saya pendapat yang kuat menurut kami bahwa perubahan tersebut bisa menjadikannya suci, dengan dalil-dalil berikut :

a.Ijma’ (kesepakatan) ahli ilmu bahwa khamr apabila berubah menjadi cuka maka menjadi suci.
b.Pendapat mayoritas ulama bahwa kulit bangkai bisa suci dengan disamak, berdasarkan sabda Nabi “ Kulit bangkai jika disamak maka ia menjadi suci.” ( Lihat Shohihul-Jami’ : 2711)
c.Benda-benda baru tersebut – setelah perubahan – hukum asalnya adalah suci dan halal, tidak ada dalil yang menajiskan dan mengharamkannya.

Pendapat ini merupakan madzhab Hanafiyyah dan Zhahiriyyah[10], salah satu pendapat dalah madzhab Malik dan Ahmad[11]. Pendapat ini dikuatkan oleh Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah[12], Inul Qoyyim, asy-Syaukani[13], dan lain-lain.[14]

Alangkah bagusnya ucapan Imam Ibnul-Qoyyim : “Sesungguhnya benda suci apabila berubah menjadi najis maka hukumnya najis, seperti air dan makanan apabila telah berubah menjadi air seni dan kotoran. Kalau benda suci bisa berubah najis, lantas bagaimana mungkin benda najis tidak bisa berubah menjadi suci? Allah telah mengeluarkan benda suci dari kotoran dan benda kotor dari suci. Benda asal bukanlah patokan. Akan tetapi, yang menjadi patokan adalah sifat benda tersebut sekarang. Mustahil benda tetap dihukumi najis padahal nama dan sifatnya telah tidak ada, padahal hukum itu mengikuti nama dan sifatnya.”[15]

2.Masalah Istihlak
Maksud Istihlak di sini adalah bercampurnya benda haram atau najis dengan benda lainnya yang suci dan hal yang lebih banyak sehingga menghilangkan sifat najis dan keharamannya, baik rasa, warna, dan baunya.

Apabila benda najis yang terkalahkan oleh benda suci tersebut bisa menjadi suci? Pendapat yang benar adalah bisa menjadi suci, berdasarkan dalil berikut :
“Air itu suci, tidak ada yang menajiskannya sesuatu pun.” (Shohih. Lihat Irwa’ul-Gholil:14)

“Apabila air telah mencapai dua qullah maka tidak najis.” (Shohih. Lihat Irwa’ul-Gholil:23).

Dua hadits di atas menunjukkan bahwa benda yang najis atau haram apabila bercampur dengan air suci yang banyak, sehingga najis tersebut lebur tak menyisakn warna atau baunya maka dia menjadi suci. Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Barang siapa yang memperhatikan dalil-dalil yang disepakati dan memahami rahasia hukum syari’at, niscaya akan jelas baginya bahwa pendapat ini paling benar, sebab najisnya air dan cairan tanpa bisa berubah, sangat jauh dari logika.”[16]

Oleh karenanya, seandainnya ada seseorang yang meminum khomr yang bercampur dengan air yang banyak sehingga sifat khamr-nya hilang maka dia tidak dihukumi minum khomr. Demikian juga, bila ada seorang bayi diberi minum ASI (air susu ibu) yang telah bercampur dengan air yang banyak sehingga sifat susunya hilang maka dia tidak dihukumi sebagai anak persusuannya.”[17]

3.Darurat dalam Obat
Dharurah (darurat) adalah suatu keadaan terdesak untuk menerjang keharaman, yaitu ketika seorang memilki keyakinan bahwa apabila dirinya tidak menerjang larangan tersebut niscaya akan binasa atau mendapatkan bahaya besar pada badanya, hartanya atau kehormatannya. Dalam suatu kaidah fiqhiyyah dikatakan:

“Darurat itu membolehkan suatu yang dilarang”

Namun kaidah ini harus memenuhi dua persyaratan: tidak ada pengganti lainya yang boleh (mubah/halal) dan mencukupkan sekadar untuk kebutuhan saja.

Oleh karena itu, al-Izzu bin Abdus Salam mengatakan : “Seandainya seorang terdesak untuk makan barang najis maka dia harus memakannya, sebab kerusakan jiwa dan anggota badan lebih besar daripada kerusakan makan barang najis.”[20]

4.Kemudahan Saat Kesempitan
Sesungguhnya syari’at islam ini dibangun di atas kemudahan. Banyak sekali dalil-dalil yang mendasari hal ini, bahkan Imam asy-Syathibi mengatakan: “Dalil-dalil tentang kemudahan bagi umat ini telah mencapai derajat yang pasti”.[20]

Semua syari’at itu mudah. Namun, apabila ada kesulitan maka akan ada tambahan kemudahan lagi. Alangkah bagusnya ucapan Imam asy-Syafi’i tatkala berkata :
“Kaidah syari’at itu dibangun (di atas dasar) bahwa segala sesuatu apabila sempit maka menjadi luas.”[21]

5.Hukum Berobat dengan sesuatu yang Haram
Masalah ini terbagi menjadi dua bagian :

a.Berobat dengan khamr adalah haram sebagaimana pendapat mayoritas ulama, berdasarkan dalil :
“Sesungguhnya khomr itu bukanlah obat melainkan penyakit.” (HR. Muslim:1984)
Hadist ini merupakan dalil yang jelas tentang haramnya khamr dijadikan sebagai obat.22

b.Berobat dengan benda haram selain khamr. Masalah ini diperselisihkan ulama menjadi dua pendapat :

Pertama : Boleh dalam kondisi darurat. Ini pendapat Hanafiyyah, Syafi’iyyah, dan Ibnu Hazm.23 Di antara dalil mereka adalah keumuman firman Allah : “… Sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya….” (QS. Al- An’am [6]:119)

Demikian juga Nabi membolehkan sutera bagi orang yang terkena penyakit kulit, Nabi membolehkan emas bagi sahabat arfajah untuk menutupi aibnya, dan bolehnya orang yang sedang ihrom untuk mencukur rambutnya apabila ada penyakit di rambutnya.

Kedua: Tidak boleh secara mutlak. Ini adalah madzab Malikiyyah dan Hanabillah.24 Di antara dalil mereka adalah sabda Nabi :“Sesungguhnya allah menciptakan penyakit dan obatnya, maka berobatlah dan jangan berobat dengan benda haram” (ash-Shohihah:4/174)

Alasan lainnya karena berobat hukumnya tidak wajib menurut jumhur ulama, dan karena sembuh dengan berobat bukanlah perkara yang yakin.

Pendapat yang kuat: Pada asalnya tidak boleh berobat dengan benda-benda haram kecuali dalam kondisi darurat, yaitu apabila penyakit dan obatnya memenuhi kriteria sebagai berikut :
1)Penyakit tersebut penyakit yang harus diobati
2)Benar-benar yakin bahwa obat ini sangat bermanfaat pada penyakit tersebut.
3)Tidak ada pengganti lainnya yang mubah.25

6.Fatwa-fatwa
Dalam kasus imunisasi jenis ini, kami mendapatkan dua fatwa yang kami pandang perlu kami nukil di sini :

a.Fatwa Majelis Eropa Lil-Ifta’ wal-Buhuts
Dalam ketetapan mereka tentang masalah ini dikatakan: “Setelah Majelis mempelajari masalah ini secara teliti dan menimbang tujuan-tujuan syari’at, kaidah-kaidah fiqih serta ucapan para ahli fiqih, maka Majelis menetapkan :

1)Penggunaan vaksin ini telah diakui manfaatnya oleh kedokteran yanitu melindungi anak-anak dari cacat fisik (kepincangan) dengan izin Allah. Sebagaimana belum ditemukan adanya pengganti lainnya hingga sekarang. Oleh karena itu, menggunakannya sebagai obat dan imunisasi hukumnya boleh, karena bila tidak maka akan terjadi bahaya yang cukup besar. Sesungguhnya pinti fiqih luas memberikan toleransi dari perkara najis- kalau kita katakan bahwa cairan (vaksin) itu najis- apabila terbukti bahwa cairan najis ini telah lebur denga memperbanyak benda-benda lainnya. Ditambah lagi bahwa keadaan ini masuk dalam kategori darurat atau hajat yang sederajat dengan darurat, sedangkan termasuk perkara yang dimaklumi bersama bahwa tujuan syari’at yang paling penting adalah menumbuhkan maslahat dan membedung mafsadat.

2)Majelis mewasiatkan kepada para pemimpin kaum muslimin dan pemimpin markaz agar mereka tidak bersikap keras dalam masalah ijtihadiyyah (berada dalam ruang lingkup ijtihad) seperti ini yang sangat membawa maslahat yang besar bagi anak-anak muslim selagi tidak bertentangan dengan dalil-dalil yang jelas.26

b.Fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Majelis Ulama Indonesia dalam rapat pada 1 Sya’ban 1423H, setelah mendiskusikan masalah ini mereka menetapkan :

1). Pada dasarnya, penggunaan obat-obatan, termasuk vaksin, yang berasal dari – atau mengandung- benda najis ataupun benda terkena najis adalah haram.
2). Pemberian vaksin IPV kepada anak-anak yang menderita immunocompromise, pada saat ini, dibolehkan, sepanjang belum ada IPV jenis lain yang suci dan halal.27

C.Kesimpulan dan Penutup
Setelah keterangan singkat di atas, kami yakin pembaca sudah bisa menebak kesimpulan kami tentang hukum imunisasi IPV ini, yaitu kami memandang bolehnya imunisasi jenis ini dengan alasan-alasan sebagai berikut :

1.Imunisasi ini sangat dibutuhkan sekali sebagaimana penelitian ilmu kedokteran.
2.Bahan haram yang ada telah lebur dengan bahan-bahan lainnya.
3.Belum ditemukan pengganti lainnya yang mubah.
4.Hal ini termasuk dalam kondisi darurat.
5.Sesuai dengan kemudahan syari’at di kala ada kesulitan.

Demikianlah hasil analisis kami tentang masalah ini, maka janganlah kita meresahkan masyarakat dengan kebingungan kita tentang masalah ini. Namun seperti yang kami isyarakatkan di muka bahwa pembahasan ini belumlah titik, masih terbuka bagi semuanya untuk mencurahkan pengetahuan dan penelitian baik sari segi ilmu medis maupun ilmu syar’i agar bisa sampai kepada hukum yang sangat jelas. Kita memohon kepada Allah agar menambahkan bagi kita ilmu yang bermanfaat. Amin.

Daftar Referensi
1.Ahkamul-Adwiyah Fi syari’ah Islamiyyah kar. Dr. Hasan bin ahmad al-Fakki, terbetin Darul-Minhaj, KSA, cet. Pertama 1425H.
2.Al-Mawad al-Muharromah wa Najasah fil Ghidza’wad-Dawa’ kar. Dr. Nazih ahmad, terbitan Darul –Qolam, damaskus, cet. Pertama 1425 H.
3.Fiqih Shoidali Muslimin kar. Dr. Kholid abu Zaid ath-Thomawi, terbitan Dar shuma’i, KSA, cet. Pertama 1428 H
4.Himpunan Fatwa Majelis Ulama Indonesia
5.dan lain-lain

Catatan Kaki :
1.Al-Mawad al-Muharromah wan-Najasah Fil-Ghidza’ wad-Dawa’ kar. Dr. Nazih Hammad hlm. 7-8
2.KBBI Edisi Ke tiga Cetakan ketiga 2005 hlm. 1258.
3.Sumber: medicastore.com. Lihat pula al-Adwa kar. Ali al-Bar hlm. 126, Ahkamul Adwiyah Fi Syari’ah Islamiyyah kar. Dr. Hasan al-Fakki hlm. 128.
4.Ahkamu Tadawi kar. Ali al-Bar hlm. 22
5.Ibnul-Arobi berkata: “Menurutku bila seorang mengetahui sebab penyakit dan khawatir terkena olehnya, maka boleh baginya untuk membendungnya dengan obat.” (al-Qobas: 3/1129)
6.Majmu’ Fatawa wa Maqolat Syaikh Ibnu Baz: 6/26
7.Himpunan Fatwa Majelis Ulama Indonesia hlm. 369
8.Lihat Al-Mawad al-Muharromah wan-Najasah hlm. 16-38, Ahkamul Adwiyah Fi Syari’ah Islamiyyah hlm. 187-195, Fiqh Shoidali al-Muslim kar. Dr. Khalid abu Zaid hlm. 72-84.
9.Lihat Hasyiyah Ibni Abidin:1/210
10.Roddul-Mukhtar’: 1/217, al-Muhalla: 7/422
11.al-Majmu’: 2/572 dan al-Mughni: 2/503
12.Al-Ikhtiyarat al-Fiqhiyyah hlm. 23
13.Sailul-Jarror: 1/52
14.Lihat masalah ini secara luas dalam kitab al-Istihalah wa ahkamuha Fil-Fiqh Islami kar. Dr. Qodhafi ‘Azzat al-Ghonanim.
15.I’lamul-Muwaqqi’in: 1/394
16.Majmu’ Fatawa: 21/508, al-Fatawa al-Kubro: 1.256
17.Al-Fatawa al-Kubro kar. Ibnu Taimiyyah: 1/143, Taqrirul-Qowa’id kar. Ibnu Rojab: 1/173
18.Al-asybah wan-Nazho’ir Ibnu Nujaim hlm. 94 dan al-Asybah wan-Nazho’ir as-Suyuthi hlm. 84
19.Qowa’idul-Ahkam hlm. 141
20.Al-Muwafaqot kar. Asy-Syathibi: 1/231
21.Qowa’idul-Ahkam hlm. 60
22.Syarh Shahih Muslim kar. An-Nawawi: 13/153, Ma’alim Sunan kar. Al-Khoththobi: 4/205
23.Lihat Hasyiyah Ibni Abidin: 4/215, al-Majmu’ kar. An-Nawawi: 9/50, al-Muhalla kar. Ibnu Hazm: 7/426
24.Lihat al-Kafi kar. Ibnu Abdil Barr hlm. 440, 1142, al-Mughni kar. Ibnu Qudamah: 8/605
25.Ahkamul Adwiyah Fi Syari’ah Islamiyyah hlm. 187.
26.Website Majlis Eropa Lil Ifta’wal Buhuts/www.e-cfr.org, dinukil dari kitab Fiqh Shoidali al-Muslim hlm. 107.
27.Himpunan Fatwa Majelis Ulama Indonesia hlm. 370.

[Sumber : Majalah Al Forqan, Edisi 05 Th. ke - 8 1429 H/2008 M, oleh : Al Ustadz Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi]