Senin, 29 Agustus 2011

Petunjuk Nabi Dalam Shalat ‘Ied

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melaksanakan shalat ‘ied di tanah lapang. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah menunaikan shalatnya di masjid kecuali sekali saja, yaitu karena hujan.
Pada saat hari Raya ‘Idul Fitri, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenakan pakaian terbaik (terindah).
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa makan kurma -dengan jumlah ganjil- sebelum pergi melaksanakan shalat ‘ied. Tetapi pada ‘Idul Adha beliau tidak makan terlebih dahulu sampai beliau pulang, setelah itu baru beliau memakan sebagian daging binatang sembelihannya.
Dianjurkan untuk mandi sebelum pada hari ‘ied sebelum ke tanah lapang, sebagaimana hal ini dilakukan oleh Ibnu Umar yang dikenal semangat mengikuti sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berjalan (menuju tanah lapang) sambil berjalan kaki. Beliau biasa membawa sebuah tombak kecil. Jika sampai di tanah lapang, beliau menancapkan tombak tersebut dan shalat menghadapnya (sebagai sutroh atau pembatas ketika shalat).
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mengakhirkan shalat ‘Idul Fitri (agar kaum muslimin memiliki kesempatan untuk membagikan zakat fitrinya) dan mempercepat pelaksanaan shalat ‘Idul Adha (supaya kaum muslimin bisa segera menyembelih binatang kurbannya).
Ibnu ‘Umar yang dikenal sangat meneladani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah keluar menuju lapangan kecuali setelah matahari terbit, lalu beliau bertakbir dari rumahnya hingga ke tanah lapang.
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika sampai di tanah lapang langsung menunaikan shalat tanpa ada adzan dan iqomah. Tidak ada juga ucapan, ‘Ash Sholatul Jami’ah‘. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dan juga sahabatnya tidak menunaikan shalat sebelum (qobliyah) dan sesudah (ba’diyah) shalat ‘ied.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan shalat ‘ied dua raka’at terlebih dahulu kemudian berkhutbah. Pada rakaat pertama beliau bertakbir 7 kali berturut-turut setelah Takbiratul Ihram, dan berhenti sebentar di antara tiap takbir. Tidak disebutkan bacaan dzikir tertentu yang dibaca saat itu. Hanya saja ada riwayat dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu bahwa bacaan ketika itu adalah berisi pujian dan sanjungan kepada Allah ta’ala serta bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan diriwayatkan pula bahwa Ibnu Umar (yang dikenal semangat dalam mencontoh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam)mengangkat kedua tangannya pada setiap takbir.
Setelah bertakbir, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surat Al-Fatihah dan surat “Qaf” pada raka’at pertama serta surat “Al-Qamar” pada raka’at kedua. Kadang-kadang beliau membaca surat “Al-A’la” pada raka’at pertama dan “Al-Ghasyiyah” pada raka’at kedua. Kemudian beliau bertakbir lalu ruku’ dilanjutkan takbir 5 kali pada raka’at kedua lalu membaca Al-Fatihah dan surat lainnya.
Setelah menunaikan shalat, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadap ke arah jamaah, sedang mereka tetap duduk di shaf masing-masing. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan khutbah yang berisi wejangan, anjuran dan larangan.
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah di tanah dan tidak ada mimbar ketika beliau berkhutbah.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa memulai khutbahnya dengan ‘Alhamdulillah…‘ dan tidak terdapat dalam satu hadits pun yang menyebutkan beliau memulai khutbah ‘ied dengan bacaan takbir. Hanya saja dalam khutbahnya, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memperbanyak bacaan takbir.
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi keringanan kepada jamaah untuk tidak mendengar khutbah.
Diperbolehkan bagi kaum muslimin, jika ‘ied bertepatan dengan hari Jum’at untuk mencukupkan diri dengan shalat ‘ied saja dan tidak menghadiri shalat Jum’at.
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu melalui jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang (dari shalat) ‘ied.

Pembahasan ini disarikan dari kitab Zadul Ma’ad, Ibnul Qayyim al-Jauziyyah

***

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Muroja’ah: Ustadz Aris Munandar
Artikel www.muslimah.or.id

Selasa, 23 Agustus 2011

Daftar Produk Makanan Harom atau Diragukan Kehalalannya

Saat ini, di pasaran banyak beredar produk (dan bahan baku penyusun) makanan, obat, kosmetika yang diragukan kehalalannya menurut syariat Islam.

Apabila mengacu pada beberapa ayat dalam Kitab Suci Al Qur’an:

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ قُلْ فِيهِمَا إِثْمٌ كَبِيرٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَإِثْمُهُمَا أَكْبَرُ مِن نَّفْعِهِمَا وَيَسْأَلُونَكَ مَاذَا يُنفِقُونَ قُلِ الْعَفْوَ كَذَلِكَ يُبيِّنُ اللّهُ لَكُمُ الآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ

“ Mereka bertanya kepadamu tentang khamer dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfa’at bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfa’atnya“. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: ” Yang lebih dari keperluan.” Demikianlah Allooh menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir.” (QS. Al Baqoroh (2) ayat 219)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُلُواْ مِن طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُواْ لِلّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

“ Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allooh, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.” (QS. Al Baqoroh (2) ayat 172)

إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنزِيرِ وَمَا أُهِلَّ بِهِ لِغَيْرِ اللّهِ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلاَ عَادٍ فَلا إِثْمَ عَلَيْهِ إِنَّ اللّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

“ Sesungguhnya Allooh hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allooh. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allooh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Baqoroh (2) ayat 173)

حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالْدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللّهِ بِهِ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيحَةُ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ إِلاَّ مَا ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ وَأَن تَسْتَقْسِمُواْ بِالأَزْلاَمِ ذَلِكُمْ فِسْقٌ الْيَوْمَ يَئِسَ الَّذِينَ كَفَرُواْ مِن دِينِكُمْ فَلاَ تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِيناً فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّإِثْمٍ فَإِنَّ اللّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

“ Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allooh, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah , (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allooh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Maa’idah (5) ayat 3)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالأَنصَابُ وَالأَزْلاَمُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“ Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamer, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah , adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al-Maa‘idah (5) ayat 90)

dan Hadits Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم :

Hadits riwayat Imaam Muslim dari Ibnu ‘Umar رضي الله عنهما :

كُلُّ مُسْكِرٍ حَرَامٌ، وَكُلُّ خَمْرٍ حَرَامٌ

“Semua yang memabukkan adalah harom, dan semua khamer adalah harom”.


Maka beberapa diantara produk-produk tersebut dipastikan jelas-jelas harom.
Beberapa produk dan atau bahan baku (ingredient) penyusun produk makanan, obat, dan kosmetika tersebut diantaranya adalah :

1. Ang ciu
Ang ciu sering sekali dipakai dalam mengolah Sea Food (masakan ikan), Chinese Food (masakan Cina), Japanese Food (masakan Jepang), Bakmi ikan, Bakso ikan, dll.

Ang ciu ini bermanfaat untuk menghilangkan bau amis pada masakan ikan, sekaligus mampu mempertahankan aroma ikannya. Istilah dalam bahasa Inggris untuk ang ciu ini bermakna Red Wine dan dalam bahasa Indonesia berarti anggur merah/arak merah. Oleh karena merupakan arak (wine), maka dipastikan ang ciu ini harom dikonsumsi oleh orang Islam.

Produk lain yang memiliki fungsi mirip ang ciu adalah arak putih, arak mie, dan arak gentong.

2. Emulsifier E471
Emulsifier banyak jenisnya. Yang cukup terkenal dan sering dipakai adalah Lesitin dan E-number (Exxx). Telah diketahui oleh banyak ilmuwan di bidang peternakan, bahwa E471 adalah emulsifier yang berasal dari Babi.

Hal ini insya Allooh dapat diketahui (dianalisis) dengan menggunakan analisis PCR. Analisis ini cukup efektif dalam mendeteksi kandungan babi dalam suatu bahan. Hampir dapat dipastikan apabila suatu bahan makanan mengandung babi, maka tidak akan dapat lolos karena yang dideteksi adalah DNA babi.

3. Lesitin
Lesitin merupakan salah satu bahan pengemulsi makanan. Bahan ini dapat berasal dari bahan nabati (tumbuhan) dan dapat pula dari bahan hewani.

Bahan nabati yang paling sering dipakai dan disukai karena kualitasnya adalah kedelai, sehingga digunakan istilah Soy Lechitine atau Soya Lechitine (Soja Lechitine).

Bahan hewani yang paling sering dipergunakan adalah dari babi. Di samping karena kualitasnya yang paling baik, juga karena harganya relatif murah.

Hasil produk makanan yang menggunakan lesitin babi sangat bagus, rasanya gurih, nikmat, teksturnya lembut/ lunak, dll. Oleh karena teknologi makanan (bakery, dll) sudah sedemikian maju, maka apabila lesitin yang dipakai oleh suatu perusahaan berasal dari kedelai, maka mereka tidak akan mau ambil resiko produknya tidak akan laku dijual (dihindari konsumen muslim dan para vegeterian).

Untuk itu, apabila mereka menggunakan kedelai, maka akan langsung mencantumkan identitas ‘kedelai’ untuk mendampingi lesitin. Sehingga berhati-hatilah bila kita menjumpai suatu produk yang hanya ditulis ‘lesitin’ saja, tanpa embel-embel soja, soy, atau soya, karena bisa jadi lesitin tersebut berasal dari babi.

4. Rhum
Rhum adalah salah satu derivat alkohol yang dapat digolongkan dalam kelompok khamer. Rhum sering sekali terlibat dalam proses pembuatan roti (bakery).

Jenis rhum yang paling sering dipergunakan adalah rhum semprot dan rhum oles (Toffieco, Jamaica, dll). Rhum amat sering pula dipakai dalam pembuatan roti Black Forest.

Di toko bahan roti, nama rhum ini sedemikian harum, seharum baunya yang menyengat, sebagaimana umumnya bahan lain yang berasal dari alkohol. Oleh karena termasuk dalam kategori khamr, maka umat Islam dilarang menggunakan rhum ini.

5. Lard
Lard adalah istilah khusus dalam bidang peternakan untuk menyebutkan lemak babi. Bahan ini sering sekali dimanfaatkan dalam proses pembuatan kue/roti karena mampu membuat roti/kue menjadi lezat, nikmat, renyah, lentur, dll.

Oleh karena merupakan bahan yang berasal dari babi, maka secara otomatis Lard ini dihukumi haram. Di Australia, salah seorang dosen senior di Fakultas Peternakan UGM pernah menemukan tulisan Lard dengan huruf Arab. Akan tetapi, tentunya meskipun ditulis dengan huruf Arab, tidak serta merta menjadi Lard ini halal.

6. Kuas Bulu Putih (Bristle)
BPS melaporkan bahwa pada periode Januari – Juni 2001, Indonesia mengimpor “Boar Bristle dan Pig/Boar Hair” sejumlah 282,983 ton atau senilai $ USD 1.713.309. Apa yang menarik?

Sekadar tahu, Anping adalah perusahaan yang memiliki sejarah 400 tahun dalam memproses bristle dan bulu ekor hewan. Perusahaan ini merupakan pusat distribusi terbesar bulu ekor hewan di utara Cina. Disebutkan, sekitar 50.000 orang lebih yang bergabung dalam proses produksinya dan memiliki lebih dari 1.000 workshop yang menyebar di berbagai negara. Kata kunci yang menunjukkan identitas kuas putih ini adalah tulisan Bristle pada gagang kuas, yang dalam Kamus Webster berarti Pig Hair (bulu babi).

Berdasarkan hasil survei Tim Jurnal Halal, maka untuk membedakan apakah bulu kuas yang kita pergunakan berasal dari bulu/rambut babi atau yang lain dilakukan dengan cara yang sangat mudah dan sederhana. Bulu binatang mengandung suatu protein yang disebut KERATIN. Keratin merupakan salah satu kelompok protein yang dikenal sebagai protein serat. Sebagaimana halnya protein, maka rambut/bulu yang mengandung keratin saat dibakar akan menimbulkan bau yang khas. Bau khas tersebut sama ketika kita mencium aroma daging yang dipanggang.
Sementara bila kuas itu terbuat dari ijuk, sabut, atau plastik, maka pasti tidak akan mengeluarkan aroma spesifik selain bau abu pembakaran. Ketika dibandingkan dengan sapu ijuk dibakar jelas sekali terdapat perbedaan bau yang sangat kentara.

Karena terbuat dari bulu babi, maka kuas tersebut najis, sehingga bila dipergunakan untuk mengoles roti, maka roti tersebut terkena najis. Singkatnya, benda najis hukumnya harom dimakan.

7. Alkohol (dan derivatnya) dalam obat
Beberapa macam obat (influenza) yang tercatat menggunakan alkohol atau derivatnya (turunannya,seperti : ethanol, dll) adalah Vicks : Vicks Formula 44, OBH : OBH Combi Plus, Woods, Benadryl, Actifed, Tonikum Bayer.

8. Urine dan Organ Dalam
Komisi Fatwa MUI Pusat mengeluarkan Fatwa Munas No. 2 Tgl. 30 Juli 2000 pada Munas VI – Majelis Ulama Indonesia Tahun 2000 di Jawa Barat bahwa urine, keringat, darah, dan organ tubuh yang telah keluar dari tubuh manusia harom dikonsumsi kembali. Selain itu, seluruh organ tubuh manusia harom dipakai dalam pembuatan makanan, obat, dan kosmetika.

9. Daging dan Jerohan Impor
Hati-hati ketika membeli produk daging beku di supermarket (mall, dll). Sebelum membeli daging, hendaklah kita tanyakan pada penjual (penjaga/pramuniaganya), dari manakah daging beku tersebut berasal.

Pemerintah negara Swizerland tidak mengijinkan Syariat Islam maupun Yahudi dalam penyembelihan ternak diterapkan. Untuk itu, karena ternak (sapi, kambing, dll) tidak disembelih sebagaimana Syariat Islam, maka daging tersebut menjadi harom dimakan.

Lain hal dengan New Zealand (Selandia Baru). Di negara tersebut Syariat Islam dalam penyembelihan telah ditegakkan. Namun sayangnya, seringkali jerohannya tidak terawasi dengan baik dan sering bercampur dengan produk harom.

10. Cokelat Impor
Ketika kita mendapatkan oleh-oleh cokelat dari teman yang pulang dari luar negeri terkadang kita sering terlalu senang dan kurang berhati-hati. Tanpa membaca ingredients-nya (bahan baku), maka kita sering langsung menyantapnya. Tentunya bukan cokelatnya yang diharomkan! Akan tetapi, seringkali di beberapa negara di Eropa dan Amerika, produsen pembuat cokelat sering mencampurkan alkohol, brandy, dll. Padahal kesemuanya itu jelas termasuk dalam kelompok khamr yang diharamkan bagi umat Islam. Untuk itu, apabila kita temukan dalam daftar ingredients-nya ada bahan yang harom, maka selaku umat Islam yang taat pada Syariat Islam, maka makanan tersebut harus kita tinggalkan (tidak kita santap).

11. Roti Black Forest
Mutiara Dahlia, M.Kes, dosen program Tata Boga Universitas Negeri Jakarta, dalam resep standarnya, penggunaan rhum memang tak dapat dielakkan. Black Forest merupakan jenis kue yang menggunakan rhum dalam kadar paling tinggi dibandingkan jenis kue lainnya, yaitu sekitar 50 cc.

12. Plasenta Dalam Kosmetik
Kosmetik La-Tulipe produksi PT. Rembaka – Sidoarjo, Jawa Timur dan Musk by Alyssa Ashley menggunakan plasenta manusia. Plasenta (organ dalam) manusia HAROM dipergunakan sebagai bahan kosmetika (lihat Bab Urine dan Organ Dalam).

Ditulis oleh:
Nanung Danar Dono, S.Pt., M.P.
Dosen Fakultas Peternakan UGM Yogyakarta dan Sekretaris Eksekutif/Auditor Halal LPPOM MUI Propinsi DIY

http://www.geraihalal.co.cc/2010/05/daftar-beberapa-produk-makanan-haram.html

Catatan:

Makalah asli diberi tambahan pelengkap berupa ayat-ayat Al Qur’an dan Hadits Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم dalam tulisan Arab, dan tarjamahnya.


Tipe Permainan Seperti Apa Yang Baik Untuk Anak Saya?

Pertanyaan seperti ini sering menghampiri para orangtua, karena dengan banyaknya pilihan permainan yang ada terkadang membuat bingung apa yang baik, dan apa yang tidak.

Permainan harus disesuaikan dengan usia dan tahap perkembangannya. Karena bermain adalah cara yang dimiliki oleh anak untuk mempelajari dunia, maka tugas kita sebagai orangtua adalah memilih aktivitas terbaik untuk mereka. Biasanya anak usia 12 bulan memiliki rasa ingin tahu yang besar untuk mengetahui sebuah ‘sebab-akibat’, sebuah permainan ‘hide and seek’, bersembunyi di balik kursi atau meja akan menjadi permainan yang menyenangkan bagi mereka. Bagi anak yang berusia 20 bulan, karena kemampuan fisik mereka sudah cukup baik, mereka memiliki keinginan yang kuat untuk tantangan fisik, misalnya menaiki tangga, karena itu carilah tempat yang cukup aman untuk mereka bermain dan kita tetap bisa mengawasinya dengan baik.

Berikut beberapa panduan permainan yang baik untuk anak dalam beberapa tahap.

Permainan sosialisasi.
Berinteraksi dengan orang lain amat penting untuk perkembangan terutama di tahun pertamanya. Bayi suka melihat, tersenyum, dan tertawa. Bayi yang lebih besar suka permainan peekaboo (cilukba) dan permainan dengan menggunakan lagu-lagu yang simpel.

Permainan menggunakan obyek.
Menyentuh, membanting, memasukkan ke mulut, melempar, mendorong, dan banyak hal lainnya yang akan menjadi eksperimen yang mengagumkan bagi bayi berusia 4 sampai dengan 10 bulan.

Permainan representasi dan fungsi.
Berpura-pura menggunakan alat-alat dengan caranya, misal menggunakan sisir untuk menyisir rambutnya, atau menggosok gigi dengan sikat gigi, adalah permainan imajinasi bagi anak usia 12 sampai dengan 21 bulan, karena pada usia ini imajinasi mereka mulai berkembang.

Permainan simbol.
Permainan ini biasanya dilakukan oleh anak di kisaran usia 2 tahun, berandai-andai bahwa kotak sepatu adalah bis sekolah dan menirukan suara motor.

Permainan peran.
Biasanya dilakukan oleh anak usia 30 sampai 36 bulan. Pada usia ini mereka akan menjadi aktor dan aktris cilik yang hebat. Mereka berpura-pura menjadi dokter, guru, ibu, atau lainnya, dan pintar menyerap apa yang terjadi di lingkungannya.

Makan Bersama Keluarga – Apa Masih Jamannya?

Seberapa penting sih makan bersama keluarga itu? Di jaman yang serba sibuk ini, memang susah sekali untuk meluangkan waktu untuk duduk dan makan bersama anggota keluarga. Dengan kesibukan masing-masing dan waktu pulang yang tidak bersamaan, pasti sulit sekali untuk mengatur waktu.

Ternyata, baru-baru ini ada penelitian yang dilakukan oleh University of Illinois di Urbana-Champaign, Amerika, yang menemukan hubungan yang erat antara makan malam keluarga dengan obesitas. Fakta yang ditemukan oleh tim ini setelah menganalisa 17 studi kasus mengenai obesitas, gangguan makan dan makan bersama keluarga adalah anak-anak yang orang tuanya terbiasa untuk makan malam bersama memiliki resiko lebih rendah untuk mengalami gangguan makan dan obesitas.

Hasil yang lebih terperinci dari penelitian ini adalah anak yang duduk makan bersama keluarga paling kurang dua atau tiga kali seminggu memiliki kemungkinan 12 persen lebih rendah untuk angka mengalami overweight. Juga kemungkinan 20 persen lebih rendah untuk angka anak mengalami gangguan makan. Kebiasaan untuk duduk makan malam bersama keluarga juga akan mengurangi kemungkinan anak makan junk food sebanyak 20 persen dan 24 persen peningkatan dalam jumlah anak yang mengkonsumsi makanan sehat.

Bukan hanya itu, kebiasaan makan bersama juga membantu kesehatan mental anak-anak remaja. Kebiasaan ini membantu meningkatkan kualitas komunikasi antara remaja dan orang tua menjadi lebih baik, yang mana sangat sulit untuk didapatkan saat ini. Makan bersama juga akan membantu anak-anak dalam pertumbuhan untuk mengembangkan kebiasaan makan yang lebih sehat sehingga anak-anak kita akan terhindar dari penyakit.

Jadi, setelah tahu manfaatnya, sekarang saatnya kita mempraktekkannya.

Senin, 22 Agustus 2011

MERANGSANG PENGALAMAN INTELEKTUAL BAYI DAN ANAK

Kecerdasan memang benar berasal dari faktor gen, tetapi selain itu keadaan lingkungan juga sangat membantu dalam mengembangkan kecerdasan anak. Lingkungan yang mendukung, menstimulasi, dan membiasakan anak untuk belajar akan membantu meningkatkan kecerdasan anak nantinya.

Banyak orang tua betanya-tanya “kapan pembelajaran untuk anak-anak mereka dimulai? apakah jika saya mengajarkan terlalu banyak hal kepada bayi saya, dia bisa menjadi bosan di sekolah nantinya?”…

Ayah…Bunda… abaikan segala pertanyaan itu, dan berikan sebanyak mungkin pengalaman belajar, dari masa bayi hingga seterusnya. Tapi ingat,,,memberikan pengalaman belajar kepada seorang bayi bukan berarti memaksanya untuk menghafalkan angka-angka atau warna-warna. Memberikan pengalaman belajar kepada seorang balita bukan berarti memaksanya untuk duduk manis di dalam kelas layaknya anak-anak usia sekolah.

Pengalaman belajar untuk bayi dan balita adalah dengan mengajaknya bermain, berkomunikasi dan berinteraksi sebanyak mungkin. Jika kita memotivasi anak sedini mungkin untuk melihat, mendengar, berfikir dan menemukan. Kita akan meningkatkan rasa ingin tahunya dan keinginannya untuk belajar lebih banyak lagi.

SEDIAKAN WAKTU 10-15 MENIT, DUA KALI SEHARI, UNTUK WAKTU BERMAIN YANG BERKUALITAS BERSAMA ANAK

* Mainkan Cilukba di balik selimut atau bersembunyi di belakang kursi dan muncul kembali
* Gerak-gerakkan sebuah boneka dan nyanyikan sebuah lagu hingga anak tertawa
* Goyang-goyanglah mainan yang dapat mengeluarkan bunyi atau tamborin, pukulah sebuah drum dan liahatlah reaksinya.
* Tiuplah gelembung sabun tinggi-tinggi ke udara untuk menstimulasi penglihatan, genggaman, dan koordinasi mata. (Mulai pada usia 5-6 bulan). Kegiatan ini juga menyenangkan dilakukan saat ia mandi.
* Bangunlah dan runtuhkan balok-balok. Tumpuklah balok-balok itu lagi (mulai dengan tiga balok saat anak berusia 6-9 bulan) dan ajaklah anak anda untuk melakukan hal yang sama. Buatlah menara yang lebih tinggi untuk balita anda.
* Bukalah dan tutuplah pintu di boks mainan; kemudian biarkanlah anak yang lebih besar atau balita anda untuk bereksplorasi sendiri.
* Perkenalkan beragam jenis buku, begitu bayi anda dapat melihat dan berfokus, membalik halaman buku, menekan tombol pada buku musik, dan tak lama kemudian anak anda akan ”membaca” sendiri.

Aktivasi otak tengah tidak serta merta menjadikan anak cerdas

Aktivasi Otak Tengah (AOT) sedang marak dibicarakan, diliput media massa, dan menjadi trend di kalangan menengah ke atas – itu karena biaya mengikuti AOT ini tidak bisa dibilang murah. Inti dari AOT adalah mengaktifkan otak tengah sehinga otak kanan (emosional, EQ) dan otak kiri (IQ, intelektual) dapat berkembang maksimal.

Betul, bahwa segera setelah mengikuti AOT , anak akan memiliki kemampuan yang lebih dan salah satu hasil yang langsung dapat terlihat adalah kemampuan untuk membaca dengan mata tertutup. Tetapi, tentu bukan itu tujuan utamanya. Yang kita harapkan adalah anak yang mempunyai konsentrasi tinggi, daya ingat yang baik, kreatif dan semua hal positif yang menunjang perkembangannya menjadi anak yang cerdas secara emosional dan intelektual. Semua hasil positif yang dijanjikan atau yang kita harapkan, tidak serta merta didapat secara otomatis setelah mengikuti AOL. Tetap diperlukan bimbingan yang intensif untuk terus melatih kemampuan yang diperoleh setelah AOT.

Banyak pro kontra tentang AOT yang terus berkembang yang sebenarnya tidak perlu menjadi perhatian kita. Fokus kita seharusnya pada persamaan persepsi bahwa yang baik bukan jenius tapi yang seimbang antara kecerdasan emosional (EQ) dan Intelektual (IQ) sehingga muncullah kecedasan spritual (SQ) yang juga baik.

Jadi, kalau kita belum mampu atau tidak mau mengikutsertakan anak kita pada program AOT, minimal kita melatih agar otak kiri dan otak kanan anak berkembang sama baiknya dan menjadi seimbang. Latihan yang sudah kita kenal adalah adalah :

1. Tangan kanan menepuk-nepuk kepala, tangan kiri melakukan gerakan memutar di atas perut. Lakukan dalam 8 hitungan, lalu lakukan yang sebaliknya.

2. Kepalkan tangan kanan dan lakukan gerakan seperti menumbuk pada paha kanan, sementara tangan kiri melakukan mengelus paha kiri. Lakukan dalam 8 hitungan, lalu lakukan yang sebaliknya.

Beberapa senam otak lainnya :

1. Gerakan Silang
Cara: Kaki dan tangan digerakkan secara berlawanan. Bisa ke depan, samping atau belakang. Agar lebih ceria anda bisa menyelaraskan dengan irama musik.
Manfaat: Merangsang bagian otak yang menerima informasi dan bagian yang mengungkapkan informasi, sehingga memudahkan proses mempelajari hal-hal baru dan meningkatkan daya ingat.

2. Olengan Pinggul
Cara: Duduk dilantai. Posisi tangan dibelakang, menumpi ke lantai dengan siku di tekuk. Angkat kaki sedikit lalu olengkan pinggul ke kiri dan ke kanan dengan rileks.
Manfaat: Mengaktifkan otak untuk kemampuan belajar, melihat dari kiri ke kanan, kemampuan memperhatikan dan memahami.

3. Pengisi Energi
Cara: Duduk nyaman di kursi, kedua lengan bawah dan dahi diletakkan di atas meja. Tangan ditempatkan di depan bahu dengan jari-jari menghadap sedikit ke dalam. Ketika menarik napas rasakan napas mengalir ke garis tengah seperti pancuran energi, mengangkat dahi, kemudian tengkuk dan terakhir punggung atas. Diafragma dan dada tetap terbuka dan bahu tetap rileks.
Manfaat: Mengembalikan vitalitas otak setelah serangkaian aktivitas yang melelahkan, mengusir stres, meningkatkan konsentrasi dan perhatian serta meningkatkan kemampuan memahami dan berpikir rasional.

4. Menguap Berenergi
Cara: Bukalah mulut seperti hendak menguap lalu pijatlah otot-otot di sekitar persendian rahang. Lalu melemaskan otot-otot tersebut.
Manfaat: Mengaktifkan otak untuk peningkatan oksigen agar otak berfungsi secara efisien dan rileks, meningkatkan perhatian dan daya penglihatan, memperbaiki komunikasi lisan dan ekspresif serta meningkatkan kemampuan untuk memilah informasi.

5. Luncuran Gravitasi
Cara: Duduk di kurasi dan silangkan kali. Tundukkan badan dengan lengan ke dapan bawah. Buang napas ketika turun dan ambil napas ketika naik. Lakukan dengan posisi kaki berganti-ganti.
Manfaat: Mengaktifkan otak untuk rasa keseimbangan dan koordinasi, meningkatkan kemampuan mengorganisasi dan meningkatkan energi.

6. Tombol Imbang
Cara: Sentuhkan 2 jari ke belakang telinga, pada lekukan di belakang telinga sementara tangan satunya menyentuh pusar selama kurang lebih 30 detik. Lalukan secara bergantian. Selama melakukan gerakan itu dagu rileks dan kepala dalam posisi normal menghadap ke depan.
Manfaat: Mengaktifkan otak untuk kesiapsiagaan dan memusatkan perhatian, mengambil keputusan, berkonsentrasi dan pemikiran asosiatif
(Buku: Brain Gym, Paul E. Dennison PhD, Gail E. Dennison, Penerbit PT. Grasindo)

Selasa, 16 Agustus 2011

Rahasia Sifat-Sifat Anak Kecil Yang Berciri Sukses Disaat Dewasa Kelak

Orang tua memegang peran penting dalam mendidik anak, namun apabila orangtua lengah terhadap anak didiknya maka peran itu akan langsung diambil alih oleh lingkungannya,dan jangan menyesal...........jika segalanya terlanjur salah ??

Pembaca budiman , apakah anda punya anak yg masih kecil ? atau memiliki ponakan yg seumuran 2-5th atau anda sudah punya cucu seumur itu ?

Anak yg berumur 2-5tahun tingkah mereka lucu-lucu,asik namun seringkali tingkah mereka itu juga bisa bikin kita merasa "sebel" dan bikin kita emosi , anak kecil seumuran 2-5th seringkali berulah macam-macam yg menjengkelkan,aneh dan bikin kita sebagai orangtua pusing mendidiknya

Nah, Namun sedikit orang tau bahwa anak kecil yg menyebalkan ,aneh dan terlanjur kita cap sebagai anak yg nakal pada umur segitu. sesungguhnya memiliki rahasia menakjubkan yg diungkap mereka setelah mereka dewasa kelak.

Keadaan malah berbalik saat mereka dewasa kelak akan menjadi anak yg membanggakan orangtuanya.

Apakah anak anda seperti ini ?

Inilah ciri-ciri dan sifat anak kecil yg ( padahal ) memiliki keberhasilan ketika mereka dewasa kelak !

1.) Anak yg Hyper-aktif atau Tidak mau diam ataupula tidak bisa duduk tenang.

Ciri-ciri Anak Hiperaktif:

1. Tidak Fokus
Misalnya, anak Anda hiperaktif. Maka, kebanyakan dari kegiatan yang sedang dia lakukan tidak bisa bertahan lama. Saat dia bermain bola, kemudian ada anak lain yang melintas di depan sambil membawa balon, dia akan membuang bolanya dan ikut bermain balon bersama anak lain. Begitu ada anak lain yang berbeda, dia bisa mengalihkan perhatiannya untuk mengikuti anak tersebut. Anak hiperaktif tidak bisa bertahan diam lebih dari 5 menit. Anak ini juga suka berteriak-teriak tidak jelas, dan berbicara semaunya. Juga memiliki sikap yang tidak mudah dipahami.

2. Sifat Menentang
Anak hiperaktif lebih sulit dinasehati dari pada anak non-hiperaktif. Misal, ia sedang bermain naik turun tangga dan kita memintanya untuk berhenti, ia akan diam saja atau marah dengan tetap melanjutkan bermain.

3. Destruktif
Sebagai perusak ulung, anak hiperaktif harus dijauhkan dari ruangan yang banyak benda-benda berharga atau barang pecah belah dan sejenisnya. Sikap yang suka melempar, menghancurkan barang inilah yang disebut destruktif.

4. Tidak Mengenal Lelah
Tidak akan tampak kelelahan saat ia bermain maupun setelah ia bermain. Setiap hari berlari, berjalan dan melakukan kegiatan tanpa tujuan jelas, bergerak terus adanya.

5. Tanpa Tujuan Jelas
Anak aktif membuka buku untuk dibaca, anak hiperaktif membuka buku untuk disobek, dilipat-lipat, atau dibolak balik saja tanpa membaca.

6. Bukan Penyabar yang Baik Dan Usil
Sering saat bermain, ia dengan tidak sabar mengambil mainan dengan paksa. Tidak suka jika menunggu giliran bermain. Suka mendorong, mencubit, atau memukul tanpa alasan.

Anak hiperaktif memiliki kelebihan disamping kekurangannya itu. Tentunya orang tua sangat diharapkan lebih menaruh perhatian khusus kepada anak hiperaktif. Bukan berarti melebihkan dari anak lainnya, tetapi harus mendidik dengan cara yang berbeda dengan biasanya.

Sesungguhnya anak-anak seperti ini kelak akan menjadi anak yg sangat dinamis, kelak ketika saat mereka dewasa nanti mereka akan mampu mengerjakan tugas dalam waktu yg bersamaan, atau malah memimpin lebih dari satu perusahaan tanpa merasa kesulitan sama sekali.

2.) Anak yg Keras kepala atau Susah Sekali Diatur.

Anak yg susah diatur contohnya: Selalu saja sulit kalau disuruh mandi sore, bandel bila disuruh membereskan buku-bukunya yang berserakan, tidak mau disuruh gosok gigi sebelum tidur, dan sebagainya. tetapi begitu pulang sekolah suasana rumah jadi kacau. Rumah jadi berantakan, rasanya tidak selesai-selesai merapikan rumah. Kalau sudah begini banyak orangtua menjadi sering marah-marah dan stres.

Empat Jenis Anak Pemberontak
1. Menyukai kontrol. Dibandingkan anak-anak lain, anak dari golongan ini sangat menyukai kontrol. Mereka mau melakukan apa saja, bahkan sesuatu yang hasilnya berlawanan asal mereka bisa mendapat,mempertahankan, dan merebut kembali kontrol di tangannya.
2. Memanfaatkan keadaan sekitar. Biasanya mereka sangat cepat menagkap respons orang lain dan memanfaatkan respons tersebut untuk kepentingan sendiri, baik di lingkungan sosial maupun di lingkungan keluarga. Kelak kemampuan membaca reaksi orang lain ini bisa berguna. Tapi bagi anak-anak, kemampuan eksploitif ini digunakan untuk memanfaatkan orang lain dan membuat Anda pusing.
3. Tidak melihat keterlibatan dirinya dalam suatu persoalan. Bukan hanya tidak melihat dirinya berperan dalam suatu persoalan, tetapi juga meyakinkan diri bahwa orang lain di sekitarnyalah yang dengan sengaja menimbulkan persoalan.
4. Toleransi tinggi terhadap hal-hal negatif. Mereka suka membangkitkan kemarahan, dan hal negatif orang lain. Dan sering berhasil melakukan hal tersebut. (sumber : Try and Make Me, Ray Levy, Ph.D)

Padahal sesungguhnya anak-anak seperti ini kelak ketika mereka dewasa nanti akan punya prestasi menakjubkan dan sanggup menjadi pemimpin-pemimpin perusahaan atau pemimpin instansi yg sangat berhasil dengan peningkatan karir yg amat sangat pesat.

3.) Anak yg Pemalu dan Sulit Sekali Bergaul.

Contoh : Anak ini senang sekali menyendiri dan melakukan sesuatu di dalam kamarnya,dan bahkan anak ini sangat cengeng sekali.

Perasaan malu adalah perasaan gelisah yang dialami seseorang terhadap pandangan orang lain atas dirinya. Ada yang mengartikannya sebagai sesuatu yang "aneh", "hati-hati", "curiga" dan sebagainya. Pada umumnya sejak lahir manusia telah memiliki sedikit perasaan malu, namun bila perasaan itu telah berubah menjadi semacam rasa takut yang berlebihan, maka hal itu akan menjadi suatu fobia, yaitu takut mengalami tekanan dari orang lain atau takut menghadapi masyarakat. Anak yang pemalu selalu menghindar dari keramaian dan tidak dapat secara aktif bergaul dengan temannya yang lain.
Guru tidak mudah mengetahui apakah muridnya seorang pemalu, sebab pada umumnya mereka tidak suka berbuat kegaduhan atau masalah. Sifat pemalu dapat menjadi masalah yang cukup serius sebab akan menghambat kehidupan anak, misalnya dalam pergaulan, pertumbuhan harga diri, belajar, dan penyesuaian diri. Umumnya ciri anak pemalu ialah terlalu sensitif, ragu-ragu, terisolir, murung, dan juga sulit bergaul. Jadi mereka perlu diberi bantuan.

PENYEBAB MASALAH

1. Unsur Keturunan
Hal ini merupakan faktor yang tidak langsung dan belum pasti. Sejak lahir anak tersebut terlihat agak sensitif dan kemungkinan hal itu terjadi karena pembawaan saat ibu yang ketika sedang mengandung mengalami tekanan jiwa maupun fisik. Namun ini juga belum dapat menjadi suatu bukti yang kuat apakah kelak anak yang sensitif itu akan menjadi seorang pemalu.
2. Masa Kanak-kanak Kurang Gembira
Ada sebagian anak yang mengalami hal-hal yang kurang menyenangkan pada masa kanak-kanaknya. Misalnya orangtua sering berpindah- pindah, orangtua bercerai, orangtua meninggal, dipaksa pindah sekolah atau dihina oleh teman dan sebagainya. Semua pengalaman itu mengakibatkan terganggunya hubungan sosial mereka dengan lingkungan, suka menghindar atau mundur, dan tidak berani bergaul dengan orang yang tidak dikenal.
3. Kurang Bermasyarakat
Sifat pemalu akan terjadi bila anak hidup dengan latar belakang di mana ia diabaikan oleh orangtuanya, atau dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang mengasingkan diri, terlalu dikekang sehingga mereka tidak dapat mengalami hubungan sosial yang normal dengan masyarakat.
4. Perasaan Rendah Diri
Mungkin perasaan malu itu timbul karena anak bertubuh pendek, bersikap kaku atau punya kebiasaan yang jelek, lalu berusaha untuk menutupinya dengan cara menyendiri atau menghindari pergaulan dengan orang lain. Karena kurang rasa percaya diri dan beranggapan dirinya tidak sebanding dengan orang lain, ia tidak suka memperlihatkan diri di keramaian.
5. Pandangan Orang Lain
Banyak anak yang menjadi pemalu karena pandangan orang lain yang telah merasuk ke dalam dirinya sejak kecil. Mungkin orang dewasa sering mengatakan bahwa ia pemalu, bahkan guru dan teman-teman juga berpendapat sama, sehingga akhirnya ia benar-benar menjadi seorang pemalu.

Padahal anak-anak seperti ini kelak akan menjadi anak yg unggul di bidang sains dan teknologi, atau bisa juga mereka menjadi seniman2 dan maestro kelas dunia, mereka adalah anak-anak yg peka dan penuh cinta kasih,terutama cinta kasih terhadap pada orangtuanya.


4.) Anak yg Terlalu Cerewet dan Tidak Tahu Malu pada lingkungannya.

Contoh : Anak ini bahkan cenderung sering membuat orangtuanya malu-maluin

Jadi anak kecil sering serba salah. Sedikit bicara, orangtua prihatin. Banyak cakap, bikin sebel bin senewen. Menghadapi bocah "bawel", bagaimana meladeninya? Betulkah itu juga cermin tingginya intelektualitas anak?
Usai gladi resik untuk pementasan musik, sekelompok anak yang tergabung dalam sebuah paduan suara berhamburan keluar dari sebuah gedung pertunjukan. Riuh rendah suara mereka, mirip tawon keluar dari sarangnya. Maklum anak-anak. Tapi, coba simak bocah yang satu ini.
"Ma, Mama, lihat enggak tadi aku di panggung. Yang berdiri di sebelahku namanya Nia. Dia teman sekolahku. Mama tahu 'kan. Nah, anak kecil di depannya, yang rambutnya dikuncir dua, itu lo yang bajunya pink, Mama lihat 'kan? Gayanya dia 'kan salah ya, Ma. 'Kan mestinya badannya enggak ikut goyang, cuma kepalanya aja. Iya 'kan Ma? Eh, Ma, Ma, Si Nia itu 'kan juga ngeles balet di sanggar deket rumah kita. Itu lo Ma, yang di halamannya ada pohon mangganya. Tahu 'kan Ma ...."
Dibaca saja mungkin bikin capek, apalagi kalau mendengar langsung kalimat-kalimat yang meluncur dari bocah perempuan berumur lima tahun itu. Tanpa bisa disela, ia masih terus bicara bahkan ketika sudah masuk ke mobil yang membawa mereka pulang. Ibunya gamang, tak tahu harus bagaimana meladeni anaknya yang tergolong talkative atau "cerewet" ini. Dibentak, dijewer, atau dibungkam?
Apakah putra atau putri Anda yang masih balita juga punya kecenderungan macam itu? Berbahagialah Anda kalau demikian, sebab di satu sisi itu bisa jadi pertanda anak memiliki tingkat intelektualitas yang oke. Tapi, di lain sisi Anda perlu prihatin, karena hal itu bisa menunjukkan ada sesuatu yang salah dalam dirinya; apalagi kalau materi yang dibicarakan melompat-lompat.


Padahal anak-anak seperti ini akan menjadi anak yg terkenal ketika mereka dewasa kelak, anak-anak seperti ini sungguh memiliki bakat unjuk keberanian saat mereka tampil didepan umum dan kemampuan mereka untuk berekspresi.


Begitulah sejarah telah membuktikan secara berkali-kali bahwa anak yg dulu ketika mereka kecil yg dianggap sebagai anak yg aneh,bodoh dan menyebalkan seperti "ulat bulu"namun nyatanya setelah mereka dewasa malah menjadi orang-orang yg sukses dan terkenal dikehidupan.

Anak-anak ini yg dulu dianggap bermasalah layaknya seperti tingkah "ulatbulu" yg menjijikan,gatal dan cocok untuk disingkirkan padahal sesungguhnya adalah anak-anak yg belajar mengenali diri dan lingkungannya pada saat mereka kecil
dengan didikan orang tua yg mendidiknya secara "cerdas" berarti membantu anak-anak siap untuk ber"metamorfosis" ketika kelak dewasa nanti.
Orang tua diharap mampu mendidik dengan segala cara yang cerdas dan tetap sabar dalam menangani anak-anak yg dianggap seperti "ulat bulu" ini.

Tidur Seranjang dengan Bayi, Amankah?

Banyak yang mengatakan tidur bersama bayi dalam satu ranjang sangat berisiko. Yang lain mengatakan, tidur satu ranjang dengan bayi bisa tetap aman dan justru akan menjalin kelekatan. Mana yang benar?

Meski hal ini masih menimbulkan pro-kontra, pilihan sepenuhnya ada di tangan Anda. Berikut sebagian pendapat yang pro dan kontra tersebut:

Pro:

* Bayi tidur lebih lelap. Beberapa bayi sangat rewel sehingga seolah ingin selalu ‘menempel’ pada mama. Dengan berada dalam dekapan mama, ia menjadi lebih tenang. Sedikit sentuhan, usapan, atau tepukan ketika mereka terjaga akan membuat ia mudah kembali terlelap.
* Mama merasa lebih tenang, karena bayi hanya berada dalam sejauh jangkauan tangannya. Setiap saat ia bisa mengecek keadaan bayinya, tanpa harus beranjak dari tempat tidur.
* Terjalin hubungan yang lebih erat antara mama dan bayi. Interaksi yang intens dan seringnya sentuhan akan memperkuat kelekatan di antara keduanya.


Kontra:

* Bayi jadi manja. Ia tergantung pada keberadaan mama untuk terlelap. Karena terbiasa ada orang lain, ia jadi sulit menenangkan diri sendiri dan tertidur lagi tanpa bantuan kalau terjaga di malam hari.
* Mama tak bisa beristirahat dengan baik, padahal beragam aktivitas menanti keesokan hari. Keberadaan bayi membuat mama tidak bisa tidur dengan leluasa. Posisi tidur yang tak nyaman ini juga bisa menimbulkan gangguan kesehatan lain.
* Bayi bisa tertindih tubuh mama, mengalami kesulitan bernapas, kekurangan oksigen dan bahkan akhirnya meninggal. Meski sangat jarang terjadi, kondisi ekstrem ini bukan tak mungkin terjadi. Tapi tentu saja peristiwa fatal ini hanya akan terjadi bila mama kurang peka atau berada dalam kondisi yang terlalu lelah sehingga tidak menyadari apa yang terjadi di sekelilingnya.

Kenapa Bayi Merangkak Sebelum Belajar Berjalan

erangkak merupakan fase yang biasa dilalui bayi sebelum mulai berjalan. Ia belajar memperkuat otot-otot tangan dan kaki untuk membantu mengangkat tubuh dan berpindah tempat.

Sebagian besar bayi mulai belajar merangkak di usia 6-10 bulan. Biasanya di usia ini ia sudah bisa duduk tanpa ditopang. Setelah ia bisa melakukan hal ini, ia juga akan mampu menggerakkan kepala, menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mengamati keadaan di sekelilingnya.

Merangkak juga merupakan cara bayi untuk berusaha mengenal lingkungan dengan caranya sendiri. Pada umumnya, ia akan mulai belajar merangkak dengan menyeimbangkan tangan dan lutut. Selanjutnya, ia akan mencoba maju mundur dengan memindahkan lutut. Tapi, bisa juga ia mencoba maju mundur dengan caranya sendiri, seperti menggeser bokong, menggerakkan satu tangan dan satu kaki untuk menarik tubuhnya maju, merambat di atas perut, atau berguling ke sana kemari.

Namun, beberapa bayi tidak merangkak sama sekali tapi langsung mengangkat tubuh dengan berpegangan pada tepi meja, lalu berdiri dan mulai belajar berjalan setapak demi setapak. Apapun ‘gaya’nya, tak perlu terlalu khawatir. Selama ia masih mencoba untuk bergerak, tak masalah dengan cara bagaimana ia belajar melakukannya, kan?

Setelah beberapa bulan berlatih, ia akan semakin lancar bergerak dan lebih percaya diri. Jangan heran kalau di usia sekitar 9-10 bulan, sudah akan lancar merangkak ke sana kemari. Dan setelah semakin ahli, ia akan menguasai apa yang disebut William Sears sebagai cross-crawling, yaitu menggerakkan tangan dan kaki yang berlawanan (misalnya tangan kiri dan kaki kanan, atau sebaliknya) untuk maju, dan bukannya menggunakan tangan dan kaki dari sisi yang sama.

Kebutuhan DHA pada bayi

Berapa sih kebutuhan DHA bayi per hari, dan bagaimana menakarnya?

DHA

Belum lama beredar artikel mengenai bahaya kelebihan Docosahexanoic Acid (DHA). Meski sejauh ini baru terlihat dialami masyarakat Eskimo dengan gejala berupa perdarahan, mirip vlek berwarna kebiruan di kulit, tak urung banyak juga orangtua yang mempertanyakan kebenaran kabar tersebut. Seperti diketahui, masyarakat Eskimo adalah pengonsumsi ikan laut dalam jumlah banyak dan ikan laut secara alami potensial mengandung asam lemak tersebut.

Meski begitu, mungkinkah kita dan anak-anak kita yang sehari-hari mengonsumsi susu ber-DHA dan mungkin ditambah lagi dengan suplemen DHA mengalami kelebihan dosis? Marzuki Iskandar, STP, MTP, menjawab, "Tubuh punya mekanisme sendiri untuk memformulasikan kebutuhan DHA. Misalnya saja, berapa pun banyaknya susu yang dikonsumsi ibu hamil, makanan yang dihasilkannya untuk janin atau ASI untuk bayinya akan tertakar dengan pas, tak kurang ataupun lebih."

Tubuh punya mekanisme sendiri untuk memformulasikan kebutuhan DHA. Misalnya saja, berapa pun banyaknya susu yang dikonsumsi ibu hamil, makanan yang dihasilkannya untuk janin atau ASI untuk bayinya akan tertakar dengan pas, tak kurang ataupun lebih.


Namun begitu, Marzuki menganjurkan untuk tidak melakukan “pemborosan” DHA (dan tentu saja pengurangan pemenuhan kebutuhan DHA), sebab untuk itu memang ada angka yang sudah ditetapkan WHO, yaitu sekitar 20 mg/kg berat tubuh per hari. Sebagai ilustrasi, bayi dengan BB 10 kg, angka kebutuhan DHA-nya adalah 0,2 g/hari. Jadi sekiranya ibu-ibu menghitung bahwa bayinya sudah mendapat asupan DHA yang cukup dari ASI atau susu formula, dan sumber makanan lain, ya sebaiknya tidak perlu ditambah lagi.

DR. dr. Damayanti Rusli, Sp.A(K)., dari FKUI/RSCM, Jakarta., seperti yang pernah dimuat dalam rubrik Tanya Jawab Gizi tabloid nakita, menjelaskan, asam linolenat (Omega-3) dan asam linoleat (Omega-6) adalah asam lemak tak jenuh berantai panjang yang menggunakan enzim sama (elongase dan desaturase) untuk menghasilkan DHA (dari linolenat) dan AA (dari linoleat). Keduanya bersifat esensial atau tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh, hingga harus ada asupan dari makanan. Tingginya kadar DHA dalam darah memang akan mengurangi pembentukan AA, yang pada beberapa kasus dilaporkan terjadi perdarahan atau hemolisis (pecahnya sel darah merah). Nah, di sinilah letak bahaya jika kadar DHA dalam darah terlalu tinggi. Oleh sebab itu, dalam mengonsumsi makanan perlu diperhatikan komposisi/perbandingan asam linoleat dengan asam linolenat, yaitu 5:1 sampai dengan 15:1. Sedangkan perbandingan DHA:AA antara 1:1 sampai 1:2.

Sumber asam linoleat antara lain minyak jagung, minyak bunga matahari, minyak kapas, minyak kacang, minyakwijen, dan lain- ain. Sedangkan, sumber asam linoleat dan linolenat antara lain kacang merah, kacang kedelai, minyak kedelai. Orangtua sebenarnya tidak perlu kelewat cemas. Kasus kelebihan DHA seperti yang dialami orang Eskimo merupakan contoh ekstrem. Mereka mengonsumsi ikan setiap hari dalam rentang waktu yang sangat panjang karena alamnya memang mengondisikan demikian.

Sebaliknya, di luar kondisi ekstrem tersebut orangtua tak perlu khawatir apakah bayi mendapatkan DHA dalam jumlah yang cukup. Mengapa? Tak lain karena kebutuhan tersebut akan terpenuhi dari komposisi gizi seimbang dalam konsumsi makanan sehari-hari.

SEMUA ADA DALAM ASI
Tumbuh kembang otak sejak kehamilan 6 bulan hingga anak berumur 2 tahun sedang pesatpesatnya. Sampai umur 1 tahun, 60% energi dari makanan bayi digunakan untuk pertumbuhan otak. Karenanya bayi membutuhkan banyak protein, karbohidrat, dan lemak, juga vitamin B1, B6, asam folat, yodium, zat besi, seng, termasuk di dalamnya DHA. “Semua kebutuhan tersebut sudah tersedia lengkap dalam ASI,” kata Dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi., dari Divisi Tumbuh Kembang Pediatri Sosial, Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUIRSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta. “Jadi, selama orangtua bisa memberikan ASI yang cukup kepada bayinya, maka tak perlu khawatir akan kekurangan atau kelebihan zat penting ini.

Karena takaran yang terkandung dalam ASI sudah benar-benar pas sesuai kebutuhan bayi.” DHA adalah zat penting yang sangat dibutuhkan sebagai komponen utama pembentuk otak dan retina mata manusia. Selain berperan penting dalam mengoptimalkan fungsi membran sel otak dan fungsi retina mata serta sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel-sel saraf otak. Lebih jauh DR. Moesijanti Yudiarti Endang Soekatri, MCN., dari PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi Indonesia) menjelaskan bahwa DHA adalah sumber energi dan pelarut vitamin selain sebagai pembentuk sel-sel otak. Meski sel-sel otak sudah terbentuk sejak dalam kandungan dan jumlahnya terus bertambah mencapai milyaran di usia 2 tahun, belum ada hubungan antar selsel tersebut. Hubungan antarsel inilah yang membentuk rangkaian fungsi. Sementara kualitas dan kompleksitas rangkaian hubungan antarsel otak ditentukan oleh stimulasi (rangsangan) dari lingkungan serta nutrisi. “Karenanya orangtua harus benar-benar memberikan yang terbaik untuk bayinya,” Soedjatmiko.

Seperti diketahui, sel otak tersusun atas 50% lemak dan 50% protein. Lemak yang terdapat dalam jaringan sel otak adalah LCPUFA atau asam lemak rantai panjang tak jenuh ganda yang di dalamnya terkandung DHA sebanyak 40%. Sementara jenis bahan pangan yang secara alami kaya akan asam lemak esensial ini adalah ikanikan yang terdapat di perairan laut dalam seperti tuna, salmon, makarel, hering, dan sebagainya. Bayi-bayi yang mendapat ASI cukup tentu tidak kesulitan mendapatkan zat yang sarat manfaat ini. Namun, bagaimana dengan mereka yang tidak mendapat ASI? “Kalau memang sangat terpaksa tidak bisa memberikan ASI, maka susu formula yang tersedia sudah diformulasikan untuk mencukupi kebutuhan tersebut,” kata Moesijanti. Setelah 6 bulan, bayi sudah bisa dikenalkan pada makanan-makanan lain yang mengandung asam linoleat dan linolenat. Dengan demikian apa yang dibutuhkannya pun dapat terpenuhi.

Sumber: Nakita



Artikel Terkait:
Herpes Genitalis dan bayi Cacat
Menepuk air di dulang, tepercik muka sendiri. Karena itu dapat dimaklumi betapa sulitnya menemukan seseorang yang secara dini mau mengakui dirinya...
Bayi Laki-laki atau Perempuan ada Kiatnya
Secara ilmiah, penentuan jenis kelamin calon bayi sangat dipengaruhi oleh jenis kromosom yang berhasil menjangkau sel telur. Bila kromosom X yang...
Cara Gampang Merawat Kulit Bayi dan Balita
Berbagai gangguan kulit pada bayi dan balita seperti biang keringat, eksim popok, dan eksim susu sebenarnya bisa diatasi bila orang tua rajin menjaga...
Mengapa nafas bayi berbunyi?
Hampir 80% anak-anak yang menderita asma menunjukkan beberapa gejala alergi di awal-awal kelahiran mereka. Namun demikian tidak selalu alergi...
Kematian mendadak pada bayi, lihat gennya!
Sebuah gen yang membantu mempertahankan otak bisa bekerja dengan baik mungkin berperan penting untuk mengerti mengapa kematian mendadak pada bayi itu...

Omega-3 Tak Menjamin Cerdas

U ntuk jadi cerdas, si kecil perlu mendapat banyak rangsangan. Lagi pula, bila Omega-3 di konsumsi tak seimbang dengan Omega-6 dan zat gizi lainnya, hasilnya malah membahayakan.

Saat ini, di pasaran semakin banyak dijumpai produk makanan bayi, baik susu maupun makanan tambahan, yang berlabel "Plus Omega-3" atau "Plus DHA". Konon, Omega-3 dan DHA bermanfaat bagi perkembangan kecerdasan bayi. Sebenarnya, apa, sih, yang dimaksud Omega-3 dan DHA?

"Omega-3 itu nama umum asam alfa-linolenat sedangkan DHA merupakan senyawa turunan dari alfa -linolenat," jelas Mohamad Harli . Yang dimaksud Omega adalah nama kelompok asam lemak tak-jenuh majemuk berantai panjang (polyunsaturated fatty acids, PUFA) dengan panjang rantai karbon dari 18-22 (C18-22). Selain Omega-3, masih ada 2 macam Omega lagi, yaitu Omega-6 (asam linoleat ), dan Omega-9 (asam oleat ).

Namun, dari ketiga Omega tersebut, yang utama hanyalah Omega-3 dan Omega-6 karena merupakan asam lemak esensial dan sangat diperlukan oleh tubuh. "Sayangnya, tubuh manusia tak membentuk asam lemak esensial, sehingga harus dipasok dalam bentuk yang terdapat pada makanan atau bisa ditambahkan pada makanan tertentu," lanjut Sarjana Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga dari IPB ini. H

ARUS SEIMBANG

Omega-3, terang Harli, akan diproses menjadi tiga bentuk senyawa aktif, yaitu asam lemak DHA (dokosaheksaenoat ), EPA (eikosapentaenoat ), dan LNA (asam alfa-linolenat). Sedangkan Omega 6 menghasilkan senyawa aktif asam lemak LA (linoleat ) dan asam lemak AA (arakhidonat ). Bila diibaratkan kue, Omega-3 dan Omega-6 adalah tepung, telurnya atau bahan dasar pembuat kue. Sedangkan bentuk jadinya atau kuenya adalah DHA, EPA, LNA, LA, dan AA. Sementara proses pembuatannya, seperti mengaduk, mencampur, dan lainnya, adalah proses di dalam tubuh yang disebut elongase dan desaturase.

"Asam-asam lemak esensial dan turunannya ini mempunyai fungsi sendiri-sendiri dan saling bekerja sama satu sama lain demi keseimbangan. Oleh karena itu, pasokannya dari makanan juga harus seimbang," jelas Harli. Bila hanya salah satu senyawa saja yang diutamakan, misalnya DHA saja, akibatnya akan merusak keseimbangan dalam tubuh dan akan mengganggu proses biokimia lainnya. DHA, jelas Harli lebih lanjut, bila dalam jumlah seimbang akan memiliki peranan menyehatkan peredaran darah karena mekanisme kerja DHA adalah melebarkan pembuluh darah dan menghambat penggumpalan darah.

"Tapi kalau kelebihan, malah akan membuat darah terlalu encer. Akibatnya, ketika diperlukan penggumpalan atau pembekuan darah seperti saat tengah menjalani operasi, maka darah jadi sulit menggumpal." Celaka, kan! Selain itu, tak berbeda jauh dengan efek susu formula secara umum, kelebihan DHA juga dapat membuat kegemukan pada bayi. "Memang, bayi yang menyusu ASI juga akan menjadi gemuk namun tak berlebihan alias normal. Hal ini disebabkan, ketika ia banyak bergerak, berat badannya akan cepat menyusut," jelas Harli.

Tak demikian halnya dengan bayi yang mengkonsumsi susu formula, "gemuknya tak sehat seperti gemuk berair dan itu bisa berlanjut terus hingga dewasa bila tak diwaspadai dan dikontrol konsumsinya." Itulah mengapa, Harli menganjurkan agar susu formula ditambahi DHA harus dikonsumsi sesuai petunjuk/aturannya.

TAK MENJAMIN CERDAS

Memang, diakui Harli, DHA mempunyai manfaat besar bagi proses tumbuh kembang sel-sel otak dan retina janin maupun bayi. "Senyawa ini diperlukan dalam proses pembentukan, pertumbuhan, dan perkembangan sel-sel otak serta saraf sejak masa pembentukan janin hingga anak berusia 2 tahun." Jadi, kekurangan DHA pada saat-saat tersebut akan ditandai dengan rendahnya kemampuan kognitif dan intelektual anak. Tapi bukan berarti DHA lalu menjadi sangat super. "Karena dalam proses tumbuh kembang sel-sel otak pada bayi, DHA sebenarnya tak bekerja sendiri, seperti zat gizi kalori-protein, mineral yodium, zat besi, vitamin A," jelas peneliti Omega-3 di daerah Magelang tahun 1994-1997 ini.

Selain itu, kecerdasan pun sebenarnya dipengaruhi banyak faktor. Salah satunya ialah rangsangan dari lingkungan. "Justru 90 persen aspek kecerdasan seseorang ditentukan oleh pengalaman hidupnya," ujar Harli. "Walaupun bahan dasarnya bagus, artinya zat gizinya cukup, namun bila bayi tak dirangsang dengan lingkungan yang menunjang dan menantang proses berpikirnya, maka akan percuma saja," lanjutnya.

Misal, seorang bayi yang bergizi baik tapi karena terlalu dilindungi oleh orang tuanya, bisa saja ia kemudian jadi penakut terhadap lingkungan sehingga perkembangan kecerdasannya pun terhambat. Jadi, Bu-Pak, selain tersedia materi dasar berupa sel-sel otak yang optimal, kecerdasan tetap harus dirangsang dengan berbagai pengalaman lingkungan setelah bayi lahir.

Lagi pula, berdasarkan penelitian tak ada perbedaan dampak yang nyata terhadap psikologis bayi antara yang mengkonsumsi susu formula dengan DHA dan tanpa DHA. "Baik tingkat kecerdasannya, mental, maupun psikomotoriknya tak berbeda, kok, bila lingkungannya mendukung masa-masa perkembangan sang anak," ujar Harli. Hal ini disebabkan turunan Omega-3 dan Omega-6 dapat diolah tubuh sesuai keperluannya, asalkan bahan baku atau prekusornya berupa asam linoleat dan linolenat dari makanan sudah ada.

"Jadi, bila sebuah merek susu formula yang tak mencantumkan DHA namun dalam kandungannya terdapat asam lemak esensial berarti susu itu tak lebih jelek dari susu dengan DHA," tandas Harli. Pendeknya, baik susu formula dengan ataupun tanpa DHA, apabila dikonsumsi oleh bayi sehat, maka hasilnya akan sama. Yang beda cuma harga susunya, kok, Bu-Pak, jadi lebih mahal karena ada tambahan DHA-nya. Iya, kan!

Seberapa banyak kita harus mengonsumsi AA & DHA?

AA (Asam Arakhidonat) merupakan asam lemak tidak jenuh ganda Omega-6, sedangkan DHA (Asam Dokosaheksaenoat) merupakan asam lemak tidak jenuh ganda Omega-3. Asam lemak tidak jenuh ganda (polyunsaturated fatty acids = PUFA) merupakan asam lemak yang penting bagi tubuh, yaitu untuk mendukung tumbuh kembang otak dan proses penglihatan; menurunkan kadar kolesterol darah; serta mencegah aterosklerosis, stroke dan penyakit jantung koroner.

Walaupun AA dan DHA memiliki arti penting bagi pembentukan sel-sel otak dan proses penglihatan, kedua asam lemak tersebut bukanlah termasuk asam lemak esensial. Artinya kedua asam lemak tersebut tidak mutlak harus ada di dalam makanan (termasuk susu) yang dikonsumsi, karena tubuh dapat membentuk sendiri kalau ada bahan bakunya (prekursor). Prekursor pembentuk AA dan DHA adalah asam linoleat dan asam linolenat.

Asam lemak linoleat dan linolenat merupakan asam lemak esensial, yaitu asam lemak yang tidak dapat dibentuk di dalam tubuh, sehingga harus dikonsumsi melalui makanan (antara lain susu). Asam lemak linolenat merupakan asam lemak omega-6 pembentuk AA, sedangkan asam lemak linolenat merupakan asam lemak omega-3 pembentuk DHA.

Secara alamiah susu sapi segar telah mengandung sejumlah vitamin, mineral, laktosa (gula susu), asam lemak esensial (asam linoleat dan asam linolenat), asam amino esensial (triptophan, tirosin), sphingomyelin, laktoferin, serta prebiotik galakto-oligosakarida (GOS) dengan komposisi yang lengkap.

Mengingat khasiat dan kandungan gizinya yang sangat lengkap, susu dikelompokkan sebagai pangan fungsional (functional food). Dan sebagai pangan fungsional, susu dapat dikonsumsi tanpa batas karena tidak menimbulkan bahaya apapun. Namun demikian, dalam konsep gizi seimbang, seseorang dianjurkan minum susu sebanyak 2-3 gelas sehari atau setara dengan 500-750ml susu cair.

Tubuh kita dapat memproduksi AA dan DHA Melalui proses yang disebut elongasi (pemanjangan rantai karbon) dan desaturasi (penidakjenuhan/penambahan ikatan rangkap), tubuh dapat mengubah asam lemak linoleat menjadi AA. Dengan cara yang sama, tubuh dapat mengubah asam linolenat menjadi DHA.

Sepanjang asam lemak linoleat dan linolenat tersedia dalam jumlah cukup dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari, maka tubuh dengan sendirinya dapat membentuk AA dan DHA dalam jumlah yang cukup pula. Dengan demikian,yang paling penting harus ada di dalam susu adalah asam lemak linoleat dan linolenat, bukan AA dan DHA.

Susu yang baik dan mengandung nutrisi paling lengkap adalah ASI dan Susu Sapi. Secara alami, asam lemak linoleat dan linolenat terkandung di dalam kedua jenis susu ini.

Susu UHT, paling alami nilai nutrisinya
Pada proses pengolahan susu, penambahan zat gizi tertentu memiliki banyak tujuan, misalnya menggantikan zat gizi yang hilang selama proses pengolahan. Tehnik penambahan zat-zat gizi ke dalam makanan disebut fortifikasi. Fortifikasi dalam susu kebanyakan dilakukan ke dalam susu bubuk, dikarenakan selama pengolahan susu menjadi susu bubuk banyak nutrisi yang hilang oleh panas. Salah satu zat gizi yang sering ditambahkan dalam susu bubuk adalah AA dan DHA. Namun demikian, belum ada hasil penelitian yang pasti apakah AA dan DHA yang ditambahkan ke dalam susu bubuk dapat diserap dan dimanfaatkan tubuh sama baiknya dengan yang alami.

Jika dilihat dari teknik pengolahannya, susu cair UHT memiliki keunggulan yaitu zat-zat gizi yang terkandung di dalamnya relatif tidak berubah selama proses. Teknik pengolahan di PT Ultrajaya (UHT -Ultra High Temperature) adalah teknik pengolahan susu paling mutakhir, di mana susu sapi segar dipanaskan dengan suhu 140C selama 4 detik saja. Hasilnya, susu UHT bebas dari segala mikroba namun sejumlah kandungan nutrisi alaminya tetap terjaga. Sejumlah vitamin, mineral, protein, asam lemak, asam amino yang terkandung di dalamnya tetap aman dan dapat dengan mudah diserap tubuh. Jadi yang alami tentu lebih baik bukan?
Sumber: Seputar Susu asuhan Prof. Dr.Ir. Made Astawan, MS.

Rekomendasi baru tentang AA dan DHA dalam susu formula

Dear temans,

Menyambung postingku sebelumnya mengenai merotasi merk susu formula, kali ini aku mau coba uraikan dua macam zat terkenal yang sering ditambahkan pada susu formula, yaitu AA dan DHA, dan rekomendasi mengenai penggunaan dua zat tersebut. Kadang penasaran kan… apaan sih AA dan DHA itu?

AA

AA adalah singkatan dari asam arachidonat. Atau ada juga yang menyingkatnya sebagai ARA. Asam arachidonat adalah salah satu jenis asam lemak omega-6, yang banyak dijumpai pada membran sel, dan merupakan senyawa yang penting dalam komunikasi antar sel dan menjadi senyawa prekursor (penyusun) bagi senyawa-senyawa penting lainnya dalam tubuh. Senyawa induknya adalah asam linoleat (LA = linoleic acid). Asam linoleat ini merupakan asam lemak tidak jenuh yang tidak bisa disintesis oleh tubuh kita, disebut asam lemak esensial, dan karenanya perlu diberikan dari luar melalui makanan. Dalam formula susu, biasanya ditambahkan asam linoleat yang sering disebut juga omega 6. Ada beberapa merk susu yang tidak menambahkan komponen AA, tetapi menambahkan asam linoleat atau omega 6 sebagai gantinya, yang diharapkan nantinya akan diubah menjadi AA di dalam tubuh. Menurut catatanku (tahun 2007) ada beberapa merk susu yg tidak mengandung AA, tetapi mengandung omega 6, misalnya Morinaga Chil-mil, Enfamil, Promil, Lactogen, Vitalac, S-26. Silakan nanti dicek lagi kalau pas pilih-pilih susu.

DHA

DHA adalah singkatan dari docosahexaenoic acid. Senyawa ini merupakan asam lemak tak jenuh rantai panjang golongan omega-3, yang banyak dijumpai di otak dan retina mata, sehingga sangat penting untuk fungsi penglihatan. DHA dibuat dari senyawa induknya yaitu asam linolenat atau ada yang menyebutnya sebagai ALA (alpha linolenic acid). Sebelum menjadi DHA, ALA akan diubah dulu menjadi eicosapentaenoic acid (EPA). Hampir semua merk susu formula yang kucatat menambahkan pula asam linolenat atau omega-3 ini dalam komposisinya, dalam berbagai variasi kadar. Perbandingan antara omega-3 : omega-6 rata-rata 1: 8-10. Sedangkan untuk DHA, sebagian besar merk susu menambahkan DHA disamping omega-3 itu sendiri. Ada dua merk yang tercatat tidak mengandung DHA, yaitu Enfamil, S26, dan Promil.

Rekomendasi baru

Selama bertahun-tahun, diyakini bahwa bayi dapat mensintesis sendiri AA dan DHA dengan cara mengubah senyawa penyusunnya yaitu asam linoleat (LA) dan linolenat (ALA). Namun belakangan dilaporkan bahwa kecepatan konversi LA menjadi AA dan ALA menjadi DHA ternyata tidak cukup cepat untuk memenuhi kebutuhan AA dan DHA, terutama pada saat perkembangan otak bayi yang pesat.

Bayi yang menyusu ibunya, akan memperoleh AA dan DHA dari ASI. Jika dibandingkan antara bayi yang menyusu ASI dengan bayi yang minum susu formula yang tidak mengandung AA dan DHA, ternyata dijumpai bahwa dalam tubuh bayi yang minum susu formula tanpa AA/DHA, kadar AA dan DHA lebih sedikit daripada yang minum ASI, walaupun susu formulanya mengandung asam linoleat dan asam linolenat. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun bayi mungkin bisa mengubah LA dan ALA menjadi AA dan DHA, tetapi itu belum cukup memenuhi kebutuhannya. Hal ini menyebabkan berkembangnya rekomendasi yang baru-baru ini direlease oleh World Association of Perinatal Medicine (J. Perinat. Med. 2008: 36), dan bisa dilihat pada http://www.dhababy.com/community/factsheetlandingpage.php).

Rekomendasi ini menyatakan perlunya penambahan AA dan DHA pada susu formula untuk bayi kurang dari 1 tahun, dengan kadar 0,2-0,5% dari total asam lemak, untuk menjamin perkembangan mata dan otak yang optimum. Hal ini terutama ditujukan bagi bayi yang karena sesuatu hal tidak bisa mendapatkan ASI dari ibunya.

Selain itu, beberapa hal lain yang direkomendasikan antara lain adalah :

1. Susu formula untuk bayi harus disuplementasi dengan AA dengan jumlah sedikitnya sama dengan jumlah DHA

2. EPA, jenis lain asam lemak omega-3 yang banyak dijumpai pada ikan dan minyak ikan, harus dibatasi jumlahnya untuk tidak melebihi jumlah DHA

3. Asupan makanan yang mengandung AA dan DHA harus diberikan secara kontinyu pada bayi/anak sampai umur satu tahun, hanya saja para ahli belum punya cukup informasi untuk merekomendasikan jumlahnya secara pasti

4. Wanita hamil dan menyusui harus berusaha mengkonsumsi makanan yang mengandung DHA dengan kadar sedikitnya 200 mg/hari

Nah, demikian kira-kira informasi yang terkumpul tentang AA dan DHA yang bisa dibagikan dalam posting ini.

Masih banyak lagi beberapa zat-zat tambahan yang sering dimasukkan dalam komposisi susu formula, seperti spingomyelin, fosfolipid, gangliosida, asam sialat, dll, yang kadang bikin harga susu jadi tambah mahal hehe….. Seberapa pentingkah mereka ? Yang itu nanti akan kupostingkan kemudian…. Belum sempat disusun je….

Buat para ibu yang punya bayi, semoga bermanfaat…

Postingan ini bukan untuk mendukung penggunaan susu formula ber-AA/DHA lho,…. bagaimanapun ASI is the best..!!

Senin, 15 Agustus 2011

TIPS buat LAT yang bertelur

1. sebelum dipindah diwadah karantina pastikan lama pengeraman induk sudah lebih dari 5 hari dari telor keluar atau paling tidak induknya sudah selesai mengeluarkan semua telur2nya. cirinya induk betina sudah tidak ditunggui/dijaga oleh si induk jantannya.
2. cara memindahkan yg aman bisa sekalian diangkat dengan pipa sembunyiannya atau menggunakan ciduk, lakukan dengan hati2 jangan sampai LATnya terkejut sehingga mengibaskan ekornya karena jika mulai ada telur yg rontok dapat memicu si induk utk merontokkan telur2nya sedikit demi sedikit & memakannya.
3. jaga kepadatan media pengeraman, misal satu wadah cuma diisi satu atau beberapa induk betina (menyesuaikan luas media & sembunyian), resiko jika terlalu padat adalah antar LAT sering berganti atau rebutan utk masuk ke lubang sembunyian yg sama sehingga telur dapat rontok karena tercapit oleh LAT yg lain.
4. penggunaan air dimedia bisa dibuat dangkal atau skitar 5-10cm, yg penting induk terendam & gunakan aerator/pump udara secukupnya. fungsi dari penggunaan air yg dangkal utk mengurangi keaktifan gerak LATnya saat dipindahkan sehingga LAT lebih banyak diam di lubang sembunyian & jika LATnya kekurangan oksigen dia dpt berdiri di pinggir media utk menyembulkan kepalanya.
5. jaga kebersihan media terutama dibagian dasar media. resiko dari kotoran2 & sisa pakan yg mengendap di dasar media adalah tumbuhnya parasit & jamur yg dpt menjalar ke LAT dan telur yg digendongnya yg berimbas pada pembusukan telur. (induk betina dng ukuran lebih dr 5" lebih mudah/sering mendapat kasus ini)

Perawatan Burayak-bibit

Pembesaran dari burayak s/d bibit (5cm) membutuhkan waktu +/- 2 bulan. Untuk pembesaran pada wadah atau kolam kepadatan tebar 100 ekor/m2. Didalam wadah atau petakan kolam yang merupakan habitat buatan, Lobster Air Tawar sangat peka terhadap perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya baik karena faktor alami (perubahan musim, cuaca, perairan) maupun karena faktor perlakuan teknis budidaya pada wadah atau petakan kolam. Selanjutnya lakukan pengecekan kondisi Lobster Air Tawar secara praktis yang dapat diterapkan langsung dilapangan sebagai bahan acuan dalam mengambil keputusan terkait dengan permasalahan yang terjadi pada Lobster Air Tawar serta perlakuan yang perlu diterapkan secara cepat, tepat serta efektif dan efisien. Shelter atau tempat persembunyian harus tersebar merata pada wadah atau petakan kolam untuk menekan kanibalisme, jumlah shelter yang diberikan sebaiknya 2-3X dari jumlah Lobster Air Tawar dalam wadah atau petakan kolam tsb. Setiap bulan sebaiknya dilakukan seleksi / sortir pada bibit dari segi ukuran & berat, serta kualitasnya. Penyedotan kotoran dan sisa pakan yang telah busuk pada dasar wadah/kolam dilakukan 2 hari sekali lalu untuk pengisian air baru s/d batas air seperti semula.

Perawatan Indukan Saat gendong Telor

Indukan Lobster Air Tawar yang sedang gendong telor awalnya memang nafsu makannya berkurang. Dan setelah beberapa hari akan normal kembali. Pakan bisa diberikan antaralain, cacing dan kecambah. Berikan 2 kali pada waktu pagi & sore hari, porsi pakan jangan terlalu berlebih sebab akan banyak sisa pakan yang tidak habis sehingga bisa merusak kualitas air.


Perlu dilakukan sifoning dan atau penyedotan kotoran dan sisa pakan pada habitatnya. Alat yang bisa dipergunakan untuk sifoning dengan selang aerator, lidi, dan tali. Dengan begitu bisa diarahkan kemana saja tanpa membuat Lobster Air Tawar terusik. Setelah habitatnya bersih dari kotoran dan sisa pakan yang telah membusuk pengisian air baru sesuai batas air semula guna memperbaiki kualitas air.

Mengenai kasus ”Molting pada saat Lobster Air Tawar gendong telor”

Menurut salah satu sumber LAT molting pada saat karapas sudah mencapai +/- 125% dari panjang awal (dengan asumsi bahwa saat LAT bertelur s/d burayak rontok tidak ada pertumbuhan ) maka jika mau bertelor pertumbuhan sudah mencapai 120% dan selama sekian minggu terjadi pertumbuhan 0% LAT tidak akan molting. Tapi jika LAT nafsu makannya bertambah dan terjadi pertumbuhan makan dalam periode bertelor panjangnya mencapai lebih dari 5% sehingga LAT akan molting.

Itu sudah ada siklusnya masing-masing dan siklus tsb dangat berkaitan dengan banyak factor misalnya: umur, ketersediaan pakan, kondisi air, hormone kecepatan pertumbuhan dsb.
Diposkan oleh .:: Lobster Indonesia Farm ::. dikantor 8/01/2008

Mengenal Autisme


Banyak sekali definisi yang beredar tentang apa itu Autisme. Tetapi secara garis besar, Autisme, adalah gangguan perkembangan khususnya terjadi pada masa anak-anak, yang membuat seseorang tidak mampu mengadakan interaksi sosial dan seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri. Pada anak-anak biasa disebut dengan Autisme Infantil.

Schizophrenia juga merupakan gangguan yang membuat seseorang menarik diri dari dunia luar dan menciptakan dunia fantasinya sendiri : berbicara, tertawa, menangis, dan marah-marah sendiri.

Tetapi ada perbedaan yang jelas antara penyebab dari Autisme pada penderita Schizophrenia dan penyandang autisme infantil. Schizophrenia disebabkan oleh proses regresi karena penyakit jiwa, sedangkan pada anak-anak penyandang autisme infantil terdapat kegagalan perkembangan.

Gejala autisme infantil timbul sebelum anak mencapai usia 3 tahun. Pada sebagian anak, gejala-gejala itu sudah ada sejak lahir. Seorang Ibu yang sangat cermat memantau perkembangan anaknya sudah akan melihat beberapa keganjilan sebelum anaknya mencapai usia 1 tahun. Yang sangat menonjol adalah tidak adanya atau sangat kurangnya tatap mata.

Untuk memeriksa apakah seorang anak menderita autis atau tidak, digunakan standar internasional tentang autisme. ICD-10 (International Classification of Diseases) 1993 dan DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual) 1994 merumuskan kriteria diagnosis untuk Autisme Infantil yang isinya sama, yang saat ini dipakai di seluruh dunia. Kriteria tersebut adalah :

Harus ada sedikitnya 6 gejala dari (1), (2), dan (3), dengan minimal 2 gejala dari (1) dan masing-masing 1 gejala dari (2) dan (3).

(1) Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik. Minimal harus ada 2 dari gejala di bawah ini :

*

Tak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai : kontak mata sangat kurang, ekspresi muka kurang hidup, gerak gerik kurang tertuju
*

Tidak bisa bermain dengan teman sebaya
*

Tak ada empati (tak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain)
*

Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional yang timbal balik

(2) Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi. Minimal harus ada 1 dari gejala di bawah ini :

*

Perkembangan bicara terlambat atau sama sekali tak berkembang. Anak tidak berusaha untuk berkomunikasi secara non-verbal
*

Bila anak bisa bicara, maka bicaranya tidak dipakai untuk berkomunikasi
*

Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang
*

Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif, dan kurang dapat meniru

(3) Adanya suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dalam perilaku, minat, dan kegiatan. Minimal harus ada 1 dari gejala di bawah ini :

*

Mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan berlebihan
*

Terpaku pada suatu kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang tidak ada gunanya
*

Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan diulang-ulang
*

Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian benda

Sebelum umur 3 tahun tampak adanya keterlambatan atau gangguan dalam bidang (1) interaksi sosial, (2) bicara dan berbahasa, dan (3) cara bermain yang monoton, kurang variatif.

Bukan disebabkan oleh Sindroma Rett atau Gangguan Disintegratif Masa Kanak.

Namun kemungkinan kesalahan diagnosis selalu ada, terutama pada autisme ringan. Hal ini biasanya disebabkan karena adanya gangguan atau penyakit lain yang menyertai gangguan autis yang ada, seperti retardasi mental yang berat atau hiperaktivitas.

Autisme memiliki kemungkinan untuk dapat disembuhkan, tergantung dari berat tidaknya gangguan yang ada. Berdasarkan kabar terakhir, di Indonesia ada 2 penyandang autis yang berhasil disembuhkan, dan kini dapat hidup dengan normal dan berprestasi. Di Amerika, di mana penyandang autisme ditangani secara lebih serius, persentase kesembuhan lebih besar.

Bila Anda membutuhkan informasi yang lebih detail tentang autisme, silakan menghubungi alamat di bawah ini :

P2GPA
Pusat Pelayanan Gangguan Perkembangan Anak
Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata
Jl. Imam Bonjol 186 A, Semarang 50132
Telp. 024 - 554613

POPAA
Perkumpulan Orangtua Pembina Anak Autistik
Jl. Erlangga Tengah III/34, Semarang
Telp. 024 - 313083

Yayasan Autisma Indonesia
Jl. Buncit Raya No. 55, Jakarta Pusat
Telp. 021 - 7971945 - 7991355

Mengenal & Membimbing Anak Hiperaktif

Apa sebenarnya yang disebut hiperaktif itu ? Gangguan hiperaktif sesungguhnya sudah dikenal sejak sekitar tahun 1900 di tengah dunia medis. Pada perkembangan selanjutnya mulai muncul istilah ADHD (Attention Deficit/Hyperactivity disorder). Untuk dapat disebut memiliki gangguan hiperaktif, harus ada tiga gejala utama yang nampak dalam perilaku seorang anak, yaitu inatensi, hiperaktif, dan impulsif.

Inatensi

Inatensi atau pemusatan perhatian yang kurang dapat dilihat dari kegagalan seorang anak dalam memberikan perhatian secara utuh terhadap sesuatu. Anak tidak mampu mempertahankan konsentrasinya terhadap sesuatu, sehingga mudah sekali beralih perhatian dari satu hal ke hal yang lain.

Hiperaktif

Gejala hiperaktif dapat dilihat dari perilaku anak yang tidak bisa diam. Duduk dengan tenang merupakan sesuatu yang sulit dilakukan. Ia akan bangkit dan berlari-lari, berjalan ke sana kemari, bahkan memanjat-manjat. Di samping itu, ia cenderung banyak bicara dan menimbulkan suara berisik.

Impulsif

Gejala impulsif ditandai dengan kesulitan anak untuk menunda respon. Ada semacam dorongan untuk mengatakan/melakukan sesuatu yang tidak terkendali. Dorongan tersebut mendesak untuk diekspresikan dengan segera dan tanpa pertimbangan. Contoh nyata dari gejala impulsif adalah perilaku tidak sabar. Anak tidak akan sabar untuk menunggu orang menyelesaikan pembicaraan. Anak akan menyela pembicaraan atau buru-buru menjawab sebelum pertanyaan selesai diajukan. Anak juga tidak bisa untuk menunggu giliran, seperti antri misalnya. Sisi lain dari impulsivitas adalah anak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas yang membahayakan, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

Selain ketiga gejala di atas, untuk dapat diberikan diagnosis hiperaktif masih ada beberapa syarat lain. Gangguan di atas sudah menetap minimal 6 bulan, dan terjadi sebelum anak berusia 7 tahun. Gejala-gejala tersebut muncul setidaknya dalam 2 situasi, misalnya di rumah dan di sekolah.

Problem-problem yang biasa dialami oleh anak hiperaktif

*

Problem di sekolah
Anak tidak mampu mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan baik. Konsentrasi yang mudah terganggu membuat anak tidak dapat menyerap materi pelajaran secara keseluruhan. Rentang perhatian yang pendek membuat anak ingin cepat selesai bila mengerjakan tugas-tugas sekolah. Kecenderungan berbicara yang tinggi akan mengganggu anak dan teman yang diajak berbicara sehingga guru akan menyangka bahwa anak tidak memperhatikan pelajaran. Banyak dijumpai bahwa anak hiperaktif banyak mengalami kesulitan membaca, menulis, bahasa, dan matematika. Khusus untuk menulis, anak hiperaktif memiliki ketrampilan motorik halus yang secara umum tidak sebaik anak biasa
*

Problem di rumah
Dibandingkan dengan anak yang lain, anak hiperaktif biasanya lebih mudah cemas dan kecil hati. Selain itu, ia mudah mengalami gangguan psikosomatik (gangguan kesehatan yang disebabkan faktor psikologis) seperti sakit kepala dan sakit perut. Hal ini berkaitan dengan rendahnya toleransi terhadap frustasi, sehingga bila mengalami kekecewaan, ia gampang emosional. Selain itu anak hiperaktif cenderung keras kepala dan mudah marah bila keinginannya tidak segera dipenuhi. Hambatan-hambatan tersbut membuat anak menjadi kurang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Anak dipandang nakal dan tidak jarang mengalami penolakan baik dari keluarga maupun teman-temannya. Karena sering dibuat jengkel, orang tua sering memperlakukan anak secara kurang hangat. Orang tua kemudian banyak mengontrol anak, penuh pengawasan, banyak mengkritik, bahkan memberi hukuman. Reaksi anakpun menolak dan berontak. Akibatnya terjadi ketegangan antara orang tua dengan anak. Baik anak maupun orang tua menjadi stress, dan situasi rumahpun menjadi kurang nyaman. Akibatnya anak menjadi lebih mudah frustrasi. Kegagalan bersosialisasi di mana-mana menumbuhkan konsep diri yang negatif. Anak akan merasa bahwa dirinya buruk, selalu gagal, tidak mampu, dan ditolak.
*

Problem berbicara
Anak hiperaktif biasanya suka berbicara. Dia banyak berbicara, namun sesungguhnya kurang efisien dalam berkomunikasi. Gangguan pemusatan perhatian membuat dia sulit melakukan komunikasi yang timbal balik. Anak hiperaktif cenderung sibuk dengan diri sendiri dan kurang mampu merespon lawan bicara secara tepat.
*

Problem fisik
Secara umum anak hiperaktif memiliki tingkat kesehatan fisik yang tidak sebaik anak lain. Beberapa gangguan seperti asma, alergi, dan infeksi tenggorokan sering dijumpai. Pada saat tidur biasanya juga tidak setenang anak-anak lain. Banyak anak hiperaktif yang sulit tidur dan sering terbangun pada malam hari. Selain itu, tingginya tingkat aktivitas fisik anak juga beresiko tinggi untuk mengalami kecelakaan seperti terjatuh, terkilir, dan sebagainya.

Berikut ini adalah faktor-faktor penyebab hiperaktif pada anak :

Faktor neurologik

*

Insiden hiperaktif yang lebih tinggi didapatkan pada bayi yang lahir dengan masalah-masalah prenatal seperti lamanya proses persalinan, distres fetal, persalinan dengan cara ekstraksi forcep, toksimia gravidarum atau eklamsia dibandingkan dengan kehamilan dan persalinan normal. Di samping itu faktor-faktor seperti bayi yang lahir dengan berat badan rendah, ibu yang terlalu muda, ibu yang merokok dan minum alkohol juga meninggikan insiden hiperaktif
*

Terjadinya perkembangan otak yang lambat. Faktor etiologi dalam bidang neuoralogi yang sampai kini banyak dianut adalah terjadinya disfungsi pada salah satu neurotransmiter di otak yang bernama dopamin. Dopamin merupakan zat aktif yang berguna untuk memelihara proses konsentrasi
*

Beberapa studi menunjukkan terjadinya gangguan perfusi darah di daerah tertentu pada anak hiperaktif, yaitu di daerah striatum, daerah orbital-prefrontal, daerah orbital-limbik otak, khususnya sisi sebelah kanan

Faktor toksik

Beberapa zat makanan seperti salisilat dan bahan-bahan pengawet memilikipotensi untuk membentuk perilaku hiperaktif pada anak. Di samping itu, kadar timah (lead) dalam serum darah anak yang meningkat, ibu yang merokok dan mengkonsumsi alkohol, terkena sinar X pada saat hamil juga dapat melahirkan calon anak hiperaktif.

Faktor genetik

Didapatkan korelasi yang tinggi dari hiperaktif yang terjadi pada keluarga dengan anak hiperaktif. Kurang lebih sekitar 25-35% dari orang tua dan saudara yang masa kecilnya hiperaktif akan menurun pada anak. Hal ini juga terlihat pada anak kembar.

Faktor psikososial dan lingkungan

Pada anak hiperaktif sering ditemukan hubungan yang dianggap keliru antara orang tua dengan anaknya.

Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mendidik dan membimbing anak-anak mereka yang tergolong hiperaktif :

*

Orang tua perlu menambah pengetahuan tentang gangguan hiperaktifitas
*

Kenali kelebihan dan bakat anak
*

Membantu anak dalam bersosialisasi
*

Menggunakan teknik-teknik pengelolaan perilaku, seperti menggunakan penguat positif (misalnya memberikan pujian bila anak makan dengan tertib), memberikan disiplin yang konsisten, dan selalu memonitor perilaku anak
*

Memberikan ruang gerak yang cukup bagi aktivitas anak untuk menyalurkan kelebihan energinya
*

Menerima keterbatasan anak
*

Membangkitkan rasa percaya diri anak
*

Dan bekerja sama dengan guru di sekolah agar guru memahami kondisi anak yang sebenarnya

Disamping itu anak bisa juga melakukan pengelolaan perilakunya sendiri dengan bimbingan orang tua. Contohnya dengan memberikan contoh yang baik kepada anak, dan bila suatu saat anak melanggarnya, orang tua mengingatkan anak tentang contoh yang pernah diberikan orang tua sebelumnya.

Cara Mengukur LAT (Lobster Air Tawar)

Cara Mengukur LAT sebenarnya sangat gampang, tidak perlu sampai di ukur ke Pos Yandu atau ke Badan Metreologi, hehehehee :-)


Caranya ialah


Cukup ambil sebuah penggaris, kemudian ukur dari mulai ujung kepala sampai ke ujung ekor, seperti gambar di bawah ini :


ingat, hanya ujung kepala ke ujung ekor saja yg di ukur, capit tidak ikut di ukur, apalagi antena dan kumisnya, jelas tidak ikut di ukur ya :D

di karenakan populasi Lobster Air Tawar di Indonesia, kebanyakan berasal dari Australia, maka umumnya LAT di ukur dalam satuan Inchi, supaya tidak membingungkan, berikut konversi satuan Inchi ke Satuan Centimeter :

1 Inchi = 2.54 Centimeter
2 Inchi = 5.08 Centimeter
3 Inchi = 7.62 Centimeter
4 Inchi = 10.16 Centimeter
5 Inchi = 12.7 Centimeter
6 Inchi = 15.24 Centimeter
7 Inchi = 17.78 Centimeter
8 Inchi = 20.32 Centimeter
9 Inchi = 22.86 Centimeter

dah ya, sampe 9 aja, LAT ukuran 8 inchi aja pun udah sangat jarang tuh


semoga membantu

Kamis, 11 Agustus 2011

Jurus Jitu Mendidik Anak



Penulis: Ustadz Abdullah Zaen, Lc., M.A

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya.

Di bulan Ramadhan tahun ini, kami mendapat amanah untuk mengimami shalat Tarawih dan Subuh di Masjid Agung Darussalam Purbalingga selama lima hari. Masih dalam rangkaiannya, kami ditugaskan untuk memberikan kuliah Tarawih dan kuliah Subuh. Kebetulan materi pengajian Tarawih seputar pilar-pilar penting dalam mendidik anak.

Karena banyaknya permintaan dari jama’ah, bahan materi tersebut kami kumpulkan dalam bentuk makalah yang kami beri judul “Jurus Jitu Mendidik Anak”. Tentu masih terlalu jauh dari format sempurna, namun semoga yang sederhana ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak -yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu- yang turut andil dalam amal salih ini.

Tegur sapa para pembaca kami nantikan. Selamat menelaah!

JURUS PERTAMA: MENDIDIK ANAK PERLU ILMU

Ilmu merupakan kebutuhan primer setiap insan dalam setiap lini kehidupannya, termasuk dalam mendidik anak. Bahkan kebutuhan dia terhadap ilmu dalam mendidik anak, melebihi kebutuhannya terhadap ilmu dalam menjalankan pekerjaannya.

Namun, realita berkata lain. Rupanya tidak sedikit di antara kita mempersiapkan ilmu untuk kerja lebih banyak daripada ilmu untuk menjadi orangtua. Padahal tugas kita menjadi orangtua dua puluh empat jam sehari semalam, termasuk saat tidur, terjaga serta antara sadar dan tidak. Sementara tugas kita dalam pekerjaan, hanya sebatas jam kerja.

Betapa banyak suami yang menyandang gelar bapak hanya karena istrinya melahirkan. Sebagaimana banyak wanita disebut ibu semata-mata karena dialah yang melahirkan. Bukan karena mereka menyiapkan diri menjadi orangtua. Bukan pula karena mereka memiliki kepatutan sebagai orangtua.

Padahal, menjadi orangtua harus berbekal ilmu yang memadai. Sekadar memberi mereka uang dan memasukkan di sekolah unggulan, tak cukup untuk membuat anak kita menjadi manusia unggul. Sebab, sangat banyak hal yang tidak bisa dibeli dengan uang.

Uang memang bisa membeli tempat tidur yang mewah, tetapi bukan tidur yang lelap.

Uang bisa membeli rumah yang lapang, tetapi bukan kelapangan hati untuk tinggal di dalamnya.

Uang juga bisa membeli pesawat televisi yang sangat besar untuk menghibur anak, tetapi bukan kebesaran jiwa untuk memberi dukungan saat mereka terempas.

Betapa banyak anak-anak yang rapuh jiwanya, padahal mereka tinggal di rumah-rumah yang kokoh bangunannya. Mereka mendapatkan apa saja dari orangtuanya, kecuali perhatian, ketulusan dan kasih sayang!

Ilmu apa saja yang dibutuhkan?

Banyak jenis ilmu yang dibutuhkan orangtua dalam mendidik anaknya. Mulai dari ilmu agama dengan berbagai varianya, hingga ilmu cara berkomunikasi dengan anak.

Jenis ilmu agama pertama dan utama yang harus dipelajari orangtua adalah akidah. Sehingga ia bisa menanamkan akidah yang lurus dan keimanan yang kuat dalam jiwa anaknya. Nabi shallallahu’alaihiwasallam mencontohkan bagaimana membangun pondasi tersebut dalam jiwa anak, dalam salah satu sabdanya untuk Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma,

“Jika engkau memohon, mohonlah kepada Allah. Dan jika engkau meminta pertolongan, mintalah kepada Allah”. HR. Tirmidzi dan beliau berkomentar, “Hasan sahih”.

Selanjutnya ilmu tentang cara ibadah, terutama shalat dan cara bersuci. Demi merealisasikan wasiat Nabi shallallahu’alaihiwasallam untuk para orangtua,

“Perintahkanlah anak-anak kalian untuk shalat saat berumur tujuh tahun, dan pukullah jika enggan saat mereka berumur sepuluh tahun”. HR. Abu Dawud dan dinilai sahih oleh Syaikh al-Albany.

Bagaimana mungkin orangtua akan memerintahkan shalat pada anaknya, jikalau ia tidak mengerti tatacara shalat yang benar. Mampukah orang yang tidak mempunyai sesuatu, untuk memberikan sesuatu kepada orang lain?

Berikutnya ilmu tentang akhlak, mulai adab terhadap orangtua, tetangga, teman, tidak lupa adab keseharian si anak. Bagaimana cara makan, minum, tidur, masuk rumah, kamar mandi, bertamu dan lain-lain.

Dalam hal ini Nabi shallallahu’alaihiwasallam mempraktekkannya sendiri, antara lain ketika beliau bersabda menasehati seorang anak kecil,

“Nak, ucapkanlah bismillah (sebelum engkau makan) dan gunakanlah tangan kananmu”. HR. Bukhari dan Muslim dari Umar bin Abi Salamah.

Yang tidak kalah pentingnya adalah: ilmu seni berinteraksi dan berkomunikasi dengan anak. Bagaimana kita menghadapi anak yang hiperaktif atau sebaliknya pendiam. Bagaimana membangun rasa percaya diri dalam diri anak. Bagaimana memotivasi mereka untuk gemar belajar. Bagaimana menumbuhkan bakat yang ada dalam diri anak kita. Dan berbagai konsep-konsep dasar pendidikan anak lainnya.

Ayo belajar!

Semoga pemaparan singkat di atas bisa menggambarkan pada kita urgensi ilmu dalam mendidik anak. Sehingga diharapkan bisa mendorong kita untuk terus mengembangkan diri, meningkatkan pengetahuan kita, menghadiri majlis taklim, membaca buku-buku panduan pendidikan. Agar kita betul-betul menjadi orangtua yang sebenarnya, bukan sekedar orang yang lebih tua dari anaknya!

JURUS KEDUA: MENDIDIK ANAK PERLU KESALIHAN ORANGTUA

Tentu Anda masih ingat kisah ‘petualangan’ Nabi Khidir dengan Nabi Musa ‘alaihimassalam. Ya, di antara penggalan kisahnya adalah apa yang Allah sebutkan dalam surat al-Kahfi. Manakala mereka berdua memasuki suatu kampung dan penduduknya enggan untuk sekedar menjamu mereka berdua. Sebelum meninggalkan kampung tersebut, mereka menemukan rumah yang hampir ambruk. Dengan ringan tangan Nabi Khidir memperbaiki tembok rumah tersebut, tanpa meminta upah dari penduduk kampung. Nabi Musa terheran-heran melihat tindakannya. Nabi Khidir pun beralasan, bahwa rumah tersebut milik dua anak yatim dan di bawahnya terpendam harta peninggalan orangtua mereka yang salih. Allah berkehendak menjaga harta tersebut hingga kedua anak tersebut dewasa dan mengambil manfaat dari harta itu.

Para ahli tafsir menyebutkan, bahwa di antara pelajaran yang bisa dipetik dari kisah di atas adalah: Allah akan menjaga keturunan seseorang manakala ia salih, walaupun ia telah meninggal dunia sekalipun.

Subhânallâh, begitulah dampak positif kesalihan orang tua! Sekalipun telah meninggal dunia masih tetap dirasakan oleh keturunannya. Bagaimana halnya ketika ia masih hidup?? Tentu lebih besar dan lebih besar lagi dampak positifnya.

Urgensi kesalihan orangtua dalam mendidik anak

Kita semua mempunyai keinginan dan cita-cita yang sama. Ingin agar keturunan kita menjadi anak yang salih dan salihah. Namun, terkadang kita lupa bahwa modal utama untuk mencapai cita-cita mulia tersebut ternyata adalah: kesalihan dan ketakwaan kita selaku orangtua. Alangkah lucunya, manakala kita berharap anak menjadi salih dan bertakwa, sedangkan kita sendiri berkubang dalam maksiat dan dosa!

Kesalihan jiwa dan perilaku orangtua mempunyai andil yang sangat besar dalam membentuk kesalihan anak. Sebab ketika si anak membuka matanya di muka bumi ini, yang pertama kali ia lihat adalah ayah dan bundanya. Manakala ia melihat orangtuanya berhias akhlak mulia serta tekun beribadah, niscaya itulah yang akan terekam dengan kuat di benaknya. Dan insyaAllah itupun juga yang akan ia praktekkan dalam kesehariannya. Pepatah mengatakan: “buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya”. Betapa banyak ketakwaan pada diri anak disebabkan ia mengikuti ketakwaan kedua orangtuanya atau salah seorang dari mereka. Ingat karakter dasar manusia, terutama anak kecil, yang suka meniru!

Beberapa contoh aplikasi nyatanya

Manakala kita menginginkan anak kita rajin untuk mendirikan shalat lima waktu, gamitlah tangannya dan berangkatlah ke masjid bersama. Bukan hanya dengan berteriak memerintahkan anak pergi ke masjid, sedangkan Anda asyik menonton televisi.

Jika Anda berharap anak rajin membaca al-Qur’an, ramaikanlah rumah dengan lantunan ayat-ayat suci al-Qur’an yang keluar dari lisan ayah, ibu ataupun kaset dan radio. Jangan malah Anda menghabiskan hari-hari dengan membaca koran, diiringi lantunan langgam gendingan atau suara biduanita yang mendayu-dayu!

Kalau Anda menginginkan anak jujur dalam bertutur kata, hindarilah berbohong sekecil apapun. Tanpa disadari, ternyata sebagai orang tua kita sering membohongi anak untuk menghindari keinginannya. Salah satu contoh pada saat kita terburu-buru pergi ke kantor di pagi hari, anak kita meminta ikut atau mengajak jalan-jalan mengelilingi perumahan. Apa yang kita lakukan? Apakah kita menjelaskannya dengan kalimat yang jujur? Atau kita lebih memilih berbohong dengan mengatakan, “Bapak hanya sebentar kok, hanya ke depan saja ya. Sebentaaar saja ya sayang…”. Tapi ternyata, kita malah pulang malam!

Dalam contoh di atas, sejatinya kita telah berbohong kepada anak, dan itu akan ditiru olehnya.

Terus apa yang sebaiknya kita lakukan? Berkatalah dengan jujur kepada anak. Ungkapkan dengan lembut dan penuh kasih serta pengertian, “Sayang, bapak mau pergi ke kantor. Kamu tidak bisa ikut. Tapi kalo bapak ke kebun binatang, insyaAllah kamu bisa ikut”.

Kita tak perlu merasa khawatir dan menjadi terburu-buru dengan keadaan ini. Pastinya akan membutuhkan waktu lebih untuk memberi pengertian kepada anak karena biasanya mereka menangis. Anak menangis karena ia belum memahami keadaan mengapa orang tuanya harus selalu pergi di pagi hari. Kita perlu bersabar dan melakukan pengertian kepada mereka secara terus menerus. Perlahan anak akan memahami mengapa orangtuanya selalu pergi di pagi hari dan bila pergi bekerja, anak tidak bisa ikut.

Anda ingin anak jujur? Mulailah dari diri Anda sendiri!

Sebuah renungan penutup

Tidak ada salahnya kita putar ingatan kepada beberapa puluh tahun ke belakang, saat sarana informasi dan telekomunikasi masih amat terbatas, lalu kita bandingkan dengan zaman ini dan dampaknya yang luar biasa untuk para orangtua dan anak.

Dulu, masih banyak ibu-ibu yang rajin mengajari anaknya mengaji, namun sekarang mereka telah sibuk dengan acara televisi. Dahulu ibu-ibu dengan sabar bercerita tentang kisah para nabi, para sahabat hingga teladan dari para ulama, sekarang mereka lebih nyaman untuk menghabiskan waktu berfacebookan dan akrab dengan artis di televisi. Dulu bapak-bapak mengajari anaknya sejak dini tatacara wudhu, shalat dan ibadah primer lainnya, sekarang mereka sibuk mengikuti berita transfer pemain bola!

Bagaimana kondisi anak-anak saat ini, dan apa yang akan terjadi di negeri kita lima puluh tahun ke depan, jika kondisi kita terus seperti ini??

Jika kita tidak ingin menjumpai mimpi buruk kehancuran negeri ini, persiapkan generasi muda sejak sekarang. Dan untuk merealisasikan itu, mulailah dengan memperbaiki diri kita sendiri selaku orangtua! Sebab mendidik anak memerlukan kesalihan orangtua.

Semoga Allah senantiasa meridhai setiap langkah baik kita, amien…

JURUS KETIGA: MENDIDIK ANAK PERLU KEIKHLASAN

Ikhlas merupakan ruh bagi setiap amalan. Amalan tanpa disuntik keikhlasan bagaikan jasad yang tak bernyawa.

Termasuk jenis amalan yang harus dilandasi keikhlasan adalah mendidik anak. Apa maksudnya?

Maksudnya adalah: Rawat dan didik anak dengan penuh ketulusan dan niat ikhlas semata-mata mengharapkan keridhaan Allah ta’ala.

Canangkan niat semata-mata untuk Allah dalam seluruh aktivitas edukatif, baik berupa perintah, larangan, nasehat, pengawasan maupun hukuman. Iringilah setiap kata yang kita ucapkan dengan keikhlasan..

Bahkan dalam setiap perbuatan yang kita lakukan untuk merawat anak, entah itu bekerja membanting tulang guna mencari nafkah untuknya, menyuapinya, memandikannya hingga mengganti popoknya, niatkanlah semata karena mengharap ridha Allah.

Apa sih kekuatan keikhlasan?

Ikhlas memiliki dampak kekuatan yang begitu dahsyat. Di antaranya:

1. Dengan ketulusan, suatu aktivitas akan terasa ringan. Proses membuat dan mendidik anak, mulai dari mengandung, melahirkan, menyusui, merawat, membimbing hingga mendidik, jelas membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Puluhan tahun! Tentu di rentang waktu yang cukup panjang tersebut, terkadang muncul dalam hati rasa jenuh dan kesal karena ulah anak yang kerap menjengkelkan. Seringkali tubuh terasa super capek karena banyaknya pekerjaan; cucian yang menumpuk, berbagai sudut rumah yang sebentar-sebentar perlu dipel karena anak ngompol di sana sini dan tidak ketinggalan mainan yang selalu berserakan dan berantakan di mana-mana.Anda ingin seabreg pekerjaan itu terasa ringan? Jalanilah dengan penuh ketulusan dan keikhlasan! Sebab seberat apapun pekerjaan, jika dilakukan dengan ikhlas insyaAllah akan terasa ringan, bahkan menyenangkan. Sebaliknya, seringan apapun pekerjaan, kalau dilakukan dengan keluh kesah pasti akan terasa seberat gunung dan menyebalkan.

1. Dengan keikhlasan, ucapan kita akan berbobot. Sering kita mencermati dan merasakan bahwa di antara kata-kata kita, ada yang sangat membekas di dada anak-anak yang masih belia hingga mereka dewasa kelak. Sebaliknya, tak sedikit ucapan yang bahkan kita teriakkan keras-keras di telinganya, ternyata berlalu begitu saja bagai angin malam yang segera hilang kesejukannya begitu mentari pagi bersinar.Apa yang membedakan? Salah satunya adalah kekuatan yang menggerakkan kata-kata kita. Jika Engkau ucapkan kata-kata itu untuk sekedar meluapkan amarah, maka anak-anak itu akan mendengarnya sesaat dan sesudah itu hilang tanpa bekas. Namun jika Engkau ucapkan dengan sepenuh hati sambil mengharapkan turunnya hidayah untuk anak-anak yang Engkau lahirkan dengan susah payah itu, insya Allah akan menjadi perkataan yang berbobot.Sebab bobot kata-kata kita kerap bersumber bukan dari manisnya tutur kata, melainkan karena kuatnya penggerak dari dalam dada; iman kita dan keikhlasan kita…

1. Dengan keikhlasan anak kita akan mudah diatur. Jangan pernah meremehkan perhatian dan pengamatan anak kita. Anak yang masih putih dan bersih dari noda dosa akan begitu mudah merasakan suasana hati kita.Dia bisa membedakan antara tatapan kasih sayang dengan tatapan kemarahan, antara dekapan ketulusan dengan pelukan kejengkelan, antara belaian cinta dengan cubitan kesal. Bahkan ia pun bisa menangkap suasana hati orangtuanya, sedang tenang dan damaikah, atau sedang gundah gulana?Manakala si anak merasakan ketulusan hati orangtuanya dalam setiap yang dikerjakan, ia akan menerima arahan dan nasehat yang disampaikan ayah dan bundanya, karena ia menangkap bahwa segala yang disampaikan padanya adalah semata demi kebaikan dirinya.

1. Dengan keikhlasan kita akan memetik buah manis pahala. Keikhlasan bukan hanya memberikan dampak positif di dunia, namun juga akan membuahkan pahala yang amat manis di alam sana. Yang itu berujung kepada berkumpulnya orangtua dengan anak-anaknya di negeri keabadian; surga Allah yang penuh dengan keindahan dan kenikmatan. “Orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami akan pertemukan mereka dengan anak cucu mereka”. QS. Ath-Thur: 21.

Dipertemukan di mana? Di surga Allah jalla wa ‘ala!

Mulailah dari sekarang!

Latih dan biasakan diri untuk ikhlas dari sekarang, sekecil apapun perbuatan yang kita lakukan.

Kalau Engkau bangun di tengah malam untuk membuatkan susu buat anakmu, aduklah ia dengan penuh keikhlasan sambil mengharap agar setiap tetes yang masuk kerongkongannya akan menyuburkan setiap benih kebaikan dan menyingkirkan setiap bisikan yang buruk.

Kalau Engkau menyuapkan makanan untuknya, suapkanlah dengan penuh keikhlasan sembari memohon kepada Allah agar setiap makanan yang mengalirkan darah di tubuh mereka akan mengokohkan tulang-tulang mereka, membentuk daging mereka dan membangkitkan jiwa mereka sebagai penolong-penolong agama Allah.

Sehingga dengan itu, semoga setiap suapan yang masuk ke mulut mereka akan membangkitkan semangat dan meninggikan martabat. Mereka akan bersemangat untuk senantiasa menuntut ilmu, beribadah dengan tekun kepada Allah dan meninggikan agama-Nya. Amîn yâ mujîbas sâ’ilîn…

JURUS KEEMPAT: MENDIDIK ANAK PERLU KESABARAN

Sabar merupakan salah satu syarat mutlak bagi mereka yang ingin berhasil mengarungi kehidupan di dunia. Kehidupan yang tidak lepas dari susah dan senang, sedih dan bahagia, musibah dan nikmat, menangis dan tertawa, sakit dan sehat, lapar dan kenyang, rugi dan untung, miskin dan kaya, serta mati dan hidup.

Di antara episode perjalanan hidup yang membutuhkan kesabaran ekstra adalah masa-masa mendidik anak. Sebab rentang waktunya tidak sebentar dan seringkali anak berperilaku yang tidak sesuai dengan harapan kita.

Contoh aplikasi kesabaran

1. Sabar dalam membiasakan perilaku baik terhadap anak. Anak bagaikan kertas yang masih putih, tergantung siapa yang menggoreskan lukisan di atasnya. Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam menggambarkan hal itu dalam sabdanya, “Setiap bayi lahir dalam keadaan fitrah. Orang tuanya lah yang akan menjadikan ia Yahudi, Nasrani atau Majusi”. HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu.

Andaikan sejak kecil anak dibiasakan berperilaku baik, mulai dari taat beribadah hingga adab mulia dalam keseharian, insyaAllah hal itu akan sangat membekas dalam dirinya. Sebab mendidik di waktu kecil bagaikan mengukir di atas batu.

Mengukir di atas batu membutuhkan kesabaran dan keuletan, namun jika ukiran tersebut telah jadi niscaya ia akan awet dan tahan lama.

1. Sabar dalam menghadapi pertanyaan anak. Menghadapi pertanyaan anak, apalagi yang baru saja mulai tumbuh dan menginginkan untuk mengetahui segala sesuatu yang ia lihat, memerlukan kesabaran yang tidak sedikit. Terkadang timbul rasa jengkel dengan pertanyaan anak yang tidak ada habis-habisnya, hingga kerap kita kehabisan kata-kata untuk menjawab pertanyaannya.Sesungguhnya kesediaan anak untuk bertanya kepada kita, ‘seburuk’ apa pun pertanyaan yang ia lontarkan, merupakan pertanda bahwa mereka memberikan kepercayaannya kepada kita untuk menjawab. Maka jalan terbaik adalah menghargai kepercayaannya dengan tidak mematikan kesediaannya untuk bertanya, serta memberikan jawaban yang mengena dan menghidupkan jiwa.Jika kita ogah-ogahan untuk menjawab pertanyaan anak atau menjawab sekenanya atau bahkan justru menghardiknya, hal itu bisa berakibat fatal. Anak tidak lagi percaya dengan kita, sehingga ia akan mencari orang di luar rumah yang dianggapnya bisa memuaskan pertanyaan-pertanyaan dia. Dan tidak ada yang bisa menjamin bahwa orang yang ditemuinya di luar adalah orang baik-baik! Ingat betapa rusaknya pergaulan di luar saat ini!

1. Sabar menjadi pendengar yang baik. Banyak orang tua adalah pendengar yang buruk bagi anak-anaknya. Bila ada suatu masalah yang terjadi pada anak, orangtua lebih suka menyela, langsung menasihati tanpa mau bertanya permasalahannya serta asal-usul kejadiannya.Salah satu contoh, anak kita baru saja pulang sekolah yang mestinya siang ternyata baru pulang sore hari. Kita tidak mendapat pemberitahuan apa pun darinya atas keterlambatan tersebut. Tentu saja kita merasa kesal menunggu, sekaligus juga khawatir. Lalu pada saat anak kita sampai dan masih lelah, kita langsung menyambutnya dengan serentetan pertanyaan dan omelan. Bahkan setiap kali anak hendak berbicara, kita selalu memotongnya, dengan ungkapan, “Sudah-sudah tidak perlu banyak alasan”, atau “Ah, papa/mama tahu kamu pasti main ke tempat itu lagi kan?!”. Akibatnya, ia malah tidak mau bicara dan marah pada kita.Pada saat seperti itu, yang sangat dibutuhkan oleh seorang anak adalah ingin didengarkan terlebih dahulu dan ingin diperhatikan. Mungkin keterlambatannya ternyata disebabkan adanya tugas mendadak dari sekolah. Ketika anak tidak diberi kesempatan untuk berbicara, ia merasa tidak dihargai dan akhirnya dia juga berbalik untuk tidak mau mendengarkan kata-kata kita.Yang sebaiknya dilakukan adalah, kita memulai untuk menjadi pendengar yang baik. Berikan kepada anak waktu yang seluas-luasnya untuk mengungkapkan segalanya. Bersabarlah untuk tidak berkomentar sampai saatnya tiba. Ketika anak sudah selesai menjelaskan duduk permasalahan, barulah Anda berbicara dan menyampaikan apa yang ingin Anda sampaikan.

1. Sabar manakala emosi memuncak. Hendaknya kita tidak memberikan sanksi atau hukuman pada anak ketika emosi kita sedang memuncak. Pada saat emosi kita sedang tinggi, apa pun yang keluar dari mulut kita, cenderung untuk menyakiti dan menghakimi, tidak untuk menjadikan anak lebih baik.Yang seyogyanya dilakukan adalah: bila kita dalam keadaan sangat marah, segeralah menjauh dari anak. Pilihlah cara yang tepat untuk menurunkan amarah kita dengan segera. Bisa dengan mengamalkan tuntunan Nabi shallallahu’alaihiwasallam; yakni berwudhu.Jika kita bertekad untuk tetap memberikan sanksi, tundalah sampai emosi kita mereda. Setelah itu pilih dan susunlah bentuk hukuman yang mendidik dan tepat dengan konteks kesalahan yang diperbuatnya. Ingat, prinsip hukuman adalah untuk mendidik bukan untuk menyakiti.Berakit-rakit ke huluPepatah Arab mengatakan, “Sabar bagaikan buah brotowali, pahit rasanya, namun kesudahannya lebih manis daripada madu”.Sabar dalam mendidik anak memang terasa berat, namun tunggulah buah manisnya kelak di dunia maupun akhirat. Di dunia mereka akan menjadi anak-anak yang menurut kepada orangtuanya insyaAllah. Dan manakala kita telah masuk di alam akhirat mereka akan terus mendoakan kita, sehingga curahan pahala terus mengalir deras. Semoga…

JURUS KELIMA: MENDIDIK ANAK PERLU IRINGAN DOA

Beberapa saat lalu saya mampir shalat Jum’at di masjid salah satu perumahan di bilangan Sokaraja Banyumas. Di sela-sela khutbahnya, khatib bercerita tentang kejadian yang menimpa sepasang suami istri. Keduanya terkena stroke, namun sudah sekian bulan tidak ada satupun di antara anaknya yang datang menjenguk. Manakala dibesuk oleh si khatib, sang bapak bercerita sambil menangis terisak, “Mungkin Allah telah mengabulkan doa saya. Sekarang inilah saya merasakan akibat dari doa saya! Dahulu saya selalu berdoa agar anak-anak saya jadi ‘orang’. Berhasil, kaya, sukses dst. Benar, ternyata Allah mengabulkan seluruh permintaan saya. Semua anak saya sekarang menjadi orang kaya dan berhasil. Mereka tinggal di berbagai pulau di tanah air, jauh dari saya. Memang mereka semua mengirimkan uang dalam jumlah yang tidak sedikit dan semua menelpon saya untuk segera berobat. Namun bukan itu yang saya butuhkan saat ini. Saya ingin belaian kasih sayang tangan mereka. Saya ingin dirawat dan ditunggu mereka, sebagaimana dulu saya merawat mereka”.

Ya, berhati-hatilah Anda dalam memilih redaksi doa, apalagi jika itu ditujukan untuk anak Anda. Tidak ada redaksi yang lebih baik dibandingkan redaksi doa yang diajarkan dalam al-Qur’an dan Hadits. “Robbanâ hablanâ min azwâjinâ wa dzurriyyâtinâ qurrota a’yun, waj’alnâ lil muttaqîna imâmâ” (Wahai Rabb kami, karuniakanlah pada kami pasangan dan keturunan yang menyejukkan pandangan mata. Serta jadikanlah kami imam bagi kaum muttaqin). QS. Al-Furqan: 74.

Seberapa besar sih kekuatan doa?

Sebesar apapun usaha orangtua dalam merawat, mendidik, menyekolahkan dan mengarahkan anaknya, andaikan Allah ta’ala tidak berkenan untuk menjadikannya anak salih, niscaya ia tidak akan pernah menjadi anak salih. Hal ini menunjukkan betapa besar kekuasaan Allah dan betapa kecilnya kekuatan kita. Ini jelas memotivasi kita untuk lebih membangun ketergantungan dan rasa tawakkal kita kepada Allah jalla wa ‘ala. Dengan cara, antara lain, memperbanyak menghiba, merintih, memohon bantuan dan pertolongan dari Allah dalam segala sesuatu, terutama dalam hal mendidik anak.

Secara khusus, doa orangtua untuk anaknya begitu spesial. Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam menjelaskan hal itu dalam sabdanya,

“Tiga doa yang akan dikabulkan tanpa ada keraguan sedikitpun. Doa orangtua, doa musafir dan doa orang yang dizalimi”. HR. Abu Dawud dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu dan dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albany.

Sejak kapan kita mendoakan anak kita?

Sejak Anda melakukan proses hubungan suami istri telah disyariatkan untuk berdoa demi kesalihan anak Anda. Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam mengingatkan,

“Jika salah seorang dari kalian sebelum bersetubuh dengan istrinya ia membaca “Bismillah, allôhumma jannibnasy syaithôn wa jannibisy syaithôna mâ rozaqtanâ” (Dengan nama Allah. Ya Allah jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa yang Engkau karuniakan pada kami), lalu mereka berdua dikaruniai anak; niscaya setan tidak akan bisa mencelakakannya”. HR. Bukhari (hal. 668 no. 3271) dan Muslim (X/246 no. 3519) dari Ibnu Abbas.

Ketika anak telah berada di kandungan pun jangan pernah lekang untuk menengadahkan tangan dan menghadapkan diri kepada Allah, memohon agar kelak keturunan yang lahir ini menjadi generasi yang baik. Nabi Ibrahim ‘alaihissalam mencontohkan,

“Wahai Rabbi, anugerahkanlah kepadaku (anak) yang termasuk orang-orang salih”. QS. Ash-Shâffât: 100.

Nabi Zakariya ‘alaihissalam juga demikian,

“Ya Rabbi, berilah aku dari sisiMu keturunan yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa”. QS. Ali Imran: 38.

Setelah lahir hingga anak dewasa sekalipun, kawal dan iringilah terus dengan doa. Pilihlah waktu-waktu yang mustajab. Antara adzan dengan iqamah, dalam sujud dan di sepertiga malam terakhir misalnya.Bahkan tidak ada salahnya ketika berdoa, Anda perdengarkan doa tersebut di hadapan anak Anda. Selain untuk mengajarkan doa-doa nabawi tersebut, juga agar dia melihat dan memahami betapa besar harapan Anda agar dia menjadi anak salih.

Awas, hati-hati!

Doa orangtua itu mustajab, baik doa tersebut bermuatan baik maupun buruk. Maka berhati-hatilah wahai para orangtua. Terkadang ketika Anda marah, tanpa terasa terlepas kata-kata yang kurang baik terhadap anak Anda, lalu Allah mengabulkan ucapan tersebut, akibatnya Anda menyesal seumur hidup.

Dikisahkan ada seorang yang mengadu kepada Imam Ibn al-Mubarak mengeluhkan tentang anaknya yang durhaka. Beliau bertanya, “Apakah engkau pernah mendoakan tidak baik untuknya?”. “Ya” sahutnya. “Engkau sendiri yang merusak anakmu” pungkas sang Imam.

Ditulis di Pesantren Tunas Ilmu, Kedungwuluh Purbalingga, 9 Ramadhan 1432 / 9 Agustus 2011

Artikel www.tunasilmu.com dan dipublikasikan kembali oleh salafiyunpad.wordpress.com

Lihat: Tafsîr ath-Thabary (XV/366), Tafsîr al-Baghawy (V/196), Tafsîr al-Qurthuby (XIII/356), Tafsîr Ibn Katsîr (V/186-187), Tafsîr al-Jalâlain (hal. 302-303) dan Tafsîr as-Sa’dy (hal. 435).

Sebagaimana dalam penafsiran Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma yang diriwayatkan Imam al-Baihaqy dalam Kitab al-I’tiqâd (hal. 183).