Senin, 31 Oktober 2011

Bintang Bukan Anak Kecil (Kisah Anak Indigo)

Pertama bertemu dengan Bintang yang baru berumur 8 tahun ,saya merasakan dan melihat dia sebagai anak yang sangat cerdas.
Perawakan badanya yang agak besar serta sorot matanya yang tajam ditambah lagi dengan kepintarannya berdialog dan berargumen layaknya orang dewasa.

Namun ibu dan bapaknya teryata sudah pusing tujuh keliling menghadapi anak mereka yang katanya sangat nakal ini.
Di sekolah dulu kerjanya berantem melulu serta ketika mengikuti pelajaran malah ia berteriak teriak di kelas dan mengangu teman teman sekelasnya terutama yang wanita.

Dan suatu hari ia pulang sekolah dan lansung berkata :

“Aku ndak mau sekolah lagi bu ,karena yang mengajar saya gurunya masih anak kecil semua dan ilmu dan pengetahuannya tak ada guna ,aku lebih tahu daripada mereka hal hal yang diajarkan oleh mereka”

Dan bagaimanapun cara orangtuanya menbujuk Bintang tetap tak mau bersekolah.
Dan sering orang kampung datang meminta ganti rugi akibat kenakalan Bintang ini .
Pernah suatu hari datang tukang mie ayam bercerita :

“Bu anak ibu keterlaluan dia tadi minta mie gratis pada saya ,dan tak dikasih dia langsung memasukan pasir di mie dan kuah mie saya ,dan langsung lari “

Sudah berbagai cara di coba untuk mengobati kenakalan Bintang ini ,dengan menyekolahkan ke sekolah anak berkebutuhan khusus ,dan iapun mengamuk dan berkata:

“Ibu sadar ngak sih ? ,itu sekolah buat anak yang agak kurang kemanpuannya ,saya kan pintar ? Sekolah umun aja nilaiku bagus semua tanpa aku perlu belajar ,tapi aku lebih tua dari mereka ,termasuk kalian orang tuaku kalian masih anak kecil kalah jauh dengan aku “
Kemudian ia mengebrak meja dan mejapun hancur jadi dua.

Pernah juga seorang paranormal diundang kerumah mereka untuk mengobati atau mendoakan agar si Bintang tak nakal lagi ,dan apa yang terjadi ?
Bintang malah dengan santainya berkata :

“Pinjem dong cincinnya om ‘ dan iapun memegang cincin itu sebentar dan berkta :

“ki pulang aja sana ilmumu masih tangung ,sana belajar yang benar dulu ,” sambil mengembalikan cincin itu ,ketika paranormal itu memakai kembali cincin itu ia malah muntah darah.
Dan bintangpun ketawa dan berkata :

“Kubilang juga apa ,sana pulang ngelmu lagi yang tekun”

Ketika ibunya bercerita padaku iapun ikut menyimak dan ikut menimpali serta menberikan alasan alasan kenakalanya.
Terlihat dia seperti anak normal dan terkesan dewasa.
Waktu itu kamipun mengajak keluarga Bintang ketempat romo ,guru medetasiku.

Ketika sampai disana dan bertemu dengan romo ,romoku pun langsung bertanya :

“Kamu sama saya tua siapa? “

Dan Bintang menjawab :

“Ampun romo saya ngaku kamu lebih tua dan saya lakunya kalah jauh sama anda ,maukah anda menerima aku jadi muridmu ? “

Orang tua Bintangpun terheran heran melihat anak mereka begitu sopan pada romoku, dan akhirnya merekapun datang semingu sekali untuk sowan ke romoku serta Bintangpun mau belajar meditasi dan sedikit sedikit kenakalannya berkurang ,namun ia tetap tak mau bersekolah.

Lama sudah saya tak bertemu Bintang anak sakti dan nakal ini .
Dan banyak sekali fenomena anak anak indigo yang lahir sekarang yang menpunyai kemanpuan lebih ,dan tak mau mengikuti aturan umun serta sekolah umun.

Disebut indigo karena aura inti mereka nila tua ,yang biasanya dimiliki seorang yang tingkat spritualnya sudah matang seperti tokoh agama dan tokoh spritual yang sudah menjalani laku yang cukup sempurna.

Secara Budhisme anak anak indigo ini adalah roh tua ,yaitu putaran kelahirannya sudah banyak dan dalam setiap kelahirannya ia menbina diri dan punya tingkat spritual yang lumayan ,namum belum sempurna ,hinga kadang mereka bingung dan ego mereka agak tinggi karena merasa diri mereka tua dan hebat.
Hinga harus mendapat bimbingan dan arahan yang sesuai dan tak bisa dengan sistem paksa.
Dan munkin dilain kesempatan saya akan mengupas lagi tentang anak anak indigo ini.

Sabtu, 29 Oktober 2011

Karakteristik Anak dengan kebutuhan khusus (Tunanetra)

Setiap anak dengan kebutuhan khusus memiliki karakteristik (ciri-ciri) tertentu yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Untuk keperluan identifikasi, di bawah ini akan disebutkan ciri-ciri yang menonjol dari masing-masing jenis anak dengan kebutuhan khusus.

I. PENGERTIAN TUNANETRA
Tunanetra berasal dari kata tuna dan netra, yang masing-masing berarti rusak/tidak memiliki dan mata/penglihatan, jadi tunanetra berarti rusak penglihatan. Sedangkan pengertian tunanetra dilihat dari kacamata pendidikan : menurut Barraga N (1983:25) adalah “Individu yang mengalami gangguan fungsi penglihatan untuk mengikuti belajar dan mencapai prestasi secara maksimal”.

II. KLASIFIKASI ANAK TUNANETRA

A. Didasarkan pada usia.
1. Anak tunanetra pra sekolah, adalah anak tunanetra yang berusia kurang dari lima tahun.
2. Anak tunanetra usia sekolah, adalah anak tunanetra yang berusia enam sampai delapan belas tahun yang mengikuti pendidikan formal.
3. Para tunanetra yang berusia lima belas tahun atau lebih dan sudah tidak atau belum pernah mengikuti pendidikan formal.

B. Didasarkan pada saat terjadinya ketunanetraan
1. Mereka yang tunanetra pada saat prenatal atau sebelum berusia empat tahun. Bagi mereka, ingatan mengenai pengalaman visual yang mungkin ada akan hilang dalam waktu yang cepat.
2. Mereka yang menjadi tunanetra pada usia empat sampai enam tahun. Mereka akan tetap memiliki ingatan visual yang cukup berarti.
3. Mereka yang menjadi tunanetra pada usia antara tujuh sampai dengan usia dewasa awal. Mereka pada umumnya akan mengalami guncangan batin yang diwarnai oleh tahap perkembangan jiwa masing-masing.

C. Didasarkan pada tingkat ketunanetraan
1. Tunanetra golongan buta
a. Mereka yang sama sekali tidak memiliki atau hampir tidak memiliki persepsi visual.
b. Mereka yang hanya memiliki persepsi cahaya.
c. Mereka yang memiliki persepsi sumber cahaya. Mereka menggunakan tanda-tanda braile sebagai media baca dan pengajaran.
2. Tunanetra Golongan kurang lihat.
a. Mereka yang memiliki persepsi benda-benda ukuran besar (benda-benda berukuran 1 dm atau lebih besar). Mereka masih membutuhkan tanda-tanda braille sebagai media baca dan pengajaran.
b. Mereka yang memiliki persepsi benda-benda sedang (benda-benda berukuran 1 dm dan 2 cm). Diantara mereka ada yang membutuhkan tanda-tanda braile, dan ada yang menggunakan huruf dan tanda visual yang diperbesar.
c. Mereka yang memiliki persepsi benda-benda ukuran kecil (benda-benda berukuran 2 cm atau lebih kecil). Mereka pada umumnya dapat menggunakan huruf dan tanda visual sebagai media baca dan pengajaran.

III. FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KETUNANETRAAN
1. Faktor Keturunan
2. Faktor sebelum lahir (Pranatal)
- Ketika dalam kandungan kekurangan gizi, terkena infeksi, keracunan.
- Waktu hamil, ibunya menderita penyakit kronis.
- Aborsi yang gagal.
3. Faktor ketika lahir (Natal)
- Kelahiran yang lama, kehabisan cairan
- Kelahiran dibantu alat mengenai syaraf
4. Faktor sesudah lahir (Posnatal)
- Karena sakit
- Karena salah obat
- Karena kecelakaan

IV. KARAKTERISTIK ANAK TUNA NETRA
1. Secara fisik
- Jalan tegak
- Tangan selalu di depan
- Berjalan tersendat
2. Ciri khas dalam intelegensi
- Intelegensi anak tunanetra sama dengan anak nomal pada umumnya. Ada yang cerdas, ada yang rata-rata, ada yang rendah.
3. Ciri khas dalam soal
- Menutup diri
- Egois
- Mengenal orang lewat suara/rabaan
- Antisipasi terhadap orang yang pernah mengecewakannya

Tunanetra/anak yang mengalami gangguan penglihatan

1. a. Tidak mampu melihat
2. b. Tidak mampu mengenali orang pada jarak 6 meter
3. Kerusakan nyata pada kedua bola mata,
4. Sering meraba-raba/tersandung waktu berjalan,
5. Mengalami kesulitan mengambil benda kecil di dekatnya,
6. Bagian bola mata yang hitam berwarna keruh/besisik/kering,
7. Peradangan hebat pada kedua bola mata,
8. Mata bergoyang terus.

Nilai standar : 4 (di luar a dan b), maksudnya, jika a dan b terpenuhi, maka tidak perlu menghitung urutan berikutnya.

Anak Tunagrahita dan Karakteristiknya

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah anak “bego”, atau kata yang lebih kasar lagi “anak gila”. Itulah sebutan atau predikat untuk anak tunagrahita. Bahkan ada yang mengatakan anak cacat (tuna) adalah sebagai kutukan, pembawa sial, karena perbuatan tidak senonoh orang tuanya. Sehingga setiap orang tua yang mempunyai anak cacat (tuna) merasa malu dan menyembunyikan anak tersebut.
Dan ada pula yang berpendapat, bahwa anak cacat adalah anak yang membawa hoki, membawa keberuntungan. Itulah kenyataan yang terjadi di masyarakat.

Anak adalah titipan tuhan yang harus kita jaga dan kita didik agar ia menjadi manusia yang berguna dan tidak menyusahkan siapa saja. Secara umum anak mempunyai hak dan kesempatan untuk berkembang sesuai potensinya terutama dalam bidang pendidikan. Namun seringkali kita melihat anak yang memiliki kekurangan dalam hal fungsi intelektualnya secara nyata dan bersamaan dengan itu, berdampak pula pada kekurangannya dalam hal prilaku adaptifnya, yang orang sebut Idiot. Dalam istilah pendidikan anak yang demikian dinamakan anak tunagrahita (anak yang mengalami hambatan perkembangan) merupakan salah satu bagian dari Anak berkebutuhan khusus. Anak luar biasa adalah anak yang memiliki penyimpangan sedemikian rupa / signifikan dari anak pada umumnya dalam segi fisik, kecerdasan, sosial, emosi atau gabungan dari kelainan tersebut sehingga untuk mengembangkan potensinya secara optimal diperlukan layanan pendidikan khusus.

Dewasa ini banyak masyarakat yang belum mengerti tentang siapa anak berkebutuhan khusus itu khususnya Anak Tunagrahita, apa saja faktor penyebab terjadi ketunagrahitaan, dan bagaimana karakteristik mereka.

I.2 Tujuan Penulisan Makalah

Adapun tujuan penulisan Makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengembangan Kesadaran dan Partisipasi Masyarakat.
2. Melatih mahasiswa untuk dapat mengembangkan keterampilan yang
dimilikinya.
3. Melatih mahasiswa dalam pengalaman langsung atau tidak langsung dalam
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang siapa itu anak Tunagrahita, apa saja faktor penyebab terjadi ketunagrahitaan, bagaimana karakteristik mereka.

1.3 Manfaat dan Kegunaan Penulisan

Adapun Manfaat penulisan Makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Masyarakat memahami jenis dan karakteristik anak Tunagrahita.
2. Bagi ibu yang sedang mengandung khususnya lebih dapat menyikapi asumsi gizi yang baik selama kehamilan dan bahaya-bahaya yang ada.
3. Mahasiswa mempunyai pengalaman langsung dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang siapa, mengapa dan bagaimana Ketunagrahitaan itu terjadi.

PEMBAHASAN

2.I Pengertian Anak tunagrahita.

Istilah untuk anak tunagrahita bervariasi, dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama : lemah pikiran, terbelakang mental, cacat grahita dan tunagrahita.
Dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Mentally Handicaped, Mentally Retardid. Anak tunagrahita adalah bagian dari anak luar biasa. Anak luar biasa yaitu anak yang mempunyai kekurangan, keterbatasan dari anak normal. Sedemikian rupa dari segi: fisik, intelektual, sosial, emosi dan atau gabungan dari hal-hal tadi, sehingga mereka membutuhkan layanan pendidikan khusus untuk mengembangkan potensinya secara optimal.

Jadi anak tunagrahita adalah anak yang mempunyai kekurangan atau keterbatasan dari segi mental intelektualnya, dibawah rata-rata normal, sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik, komunikasi, maupun sosial, dan karena memerlukan layanan pendidikan khusus.

Menurut American Association on Mental Deficiency (AAMD) anak tunagrahita adalah anak yang secara umum memiliki kekurangan dalam hal fumgsi intelektualnya secara nyata dan bersamaan dengan itu, berdampak pula pada kekurangannya dalam hal prilaku adaptifnya, dimana hal tersebut terjadi pada masa perkembangannya dari lahir sampai dengan usia delapan belas tahun. Pernyataan tersebut pun dapat pula diartikan bahwa anak tunagrahita adalah mereka yang memiliki hambatan pada dua sisi, yaitu pertama pada sisi kemampuan intelektualnya yang berada di bawah anak normal. Anak tersebut memiliki kemampuan intelektualnya yang berada pada dua standar deviasi di bawah normal jika diukur dengan tes intelegensi dibandingkan dengan anak normal lainya.

Yang kedua adalah kekurangan pada sisi prilaku adaptifnya atau kesulitan dirinya untuk mampu bertingkah laku sesuai dengan situasi yang belum dikenal sebelumnya. Keadan tersebut terjadi pada proses pertumbuhannya, cara berfikir dan kemampuannya dalam bermasyarakat sejak anak tersebut lahir dan berusia delapan belas tahun.

Moh. Amin (1995:11), menguraikan gambarkan tentang anak tunagrahita sebagai berikut:

Anak tunagrahita kurang cakap dalam memikirkan hal-hal yang bersifat abstrak, yang sulit-sulit dan yang berbelit-belit. Mereka kurang atau terbelakang atau tidak berhasil bukan sehari dua hari atau sebulan dua bulan, tetapi untuk selama-lamanya dan bukan hanya dalam satu dua hal tetapi hampir segala-galanya. Lebih-lebih dalam pelajaran seperti : mengarang, menyimpulkan isi bacaan, menggunakan symbol-simbol berhitung, dan dalam semua pelajaran yang bersifat teoritis. Dan juga mereka kurang atau terhambat dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Pendapat diatas sejalan dengan definisi yang ditetapkan AAMD yang dikutip oleh Grossman (Kirk & Gallagher, 1986:116), yang artinya bahwa ketunagrahitaan mengacu pada sifat intelektual umum yang secara jelas dibawah rata-rata, bersama kekurangan dalam adaptasi tingkah laku dan berlangsung pada masa perkembangan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa :
a. Anak tunagrahita memiliki kecerdasan dibawah rata-rata sedemikian rupa dibandingkan dengan anak normal pada umumnya.
b. Adanya keterbatasan dalam perkembangan tingkah laku.
Ketunagrahitaan tersebut berlangsung pada masa perkembangan.


2.2 Penyebab ketunagrahitaan

Terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang menjadi tunagrahita. Para ahli dari berbagai ilmu telah berusaha membagi faktor-faktor penyebab ini diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Faktor keturunan

Adanya kelainan kromosom baik autosom (mempunyai kromosom 3 ekor pada kromosom nomor 21 sehingga anak mengalami Langdon Down’s S yndrome dan pada trisomi kromosom nomor 15 anak akan menderita Patau’s Syndrome dengan ciri-ciri berkepala kecil, mata kecil, berkuping aneh, sumbing, dan kantung empedu yang besar. Adanya kegagalan meiosis sehingga menimbulkan duplikasi dan translokasi) maupun kelainan pada gonosom (gonosom yang seharusnya XY, karena kegagalan menjadi XXY atau XXXY. Ciri yang menonjol adalah nampak laki-laki dan tunagrahita. Setelah mencapai masa puber tubuhnya menjadi panjang, gayanya mirip wanita, berpayudara besar).

b. Gangguan metabolisme dan Gizi

Metabolisme dan gizi merupakan hal yang penting bagi perkembangan individu terutama perkembangan sel-sel otak. Beberapa kelainan yang disebabkan oleh kegagalan metabolisme dan kekurangan gizi diantaranya adalah sebagai berikut:

• Phenylketonuria
Salah satu akibat gangguan metabolisme asam amino juga kelainan gerakan enzym phenylalanine hydroxide. Gejala umum yang nampak adalah tunagrahita, kekurangan pigmen, microcephaly, serta kelainan tingkah laku.

• Cretinisme
Disebabkan oleh keadaan hypohyroidism kronik yang terjadi selama masa janin atau segera setelah melahirkan. Berat ringan kelainan tergantung pada tingkat kekurangan thyroxin. Gejala utama yang tampak adalah adanya ketidaknormalan fisik yang khas dan ketunagrahitaan dan awal gejalanya dengan kurangnya nafsu makan, anak menjadi sangat pendiam, jarang tersenyum dan tidur yang berlebihan.

c. Infeksi dan keracunan
Adanya infeksi dan keracunan terjangkitnya penyakit-penyakit selama janin masih berada dalam kandungan ibunya yang menyebabkan anak lahir menjadi tunagrahita.

• Rubella
Penyakit ini menjangkiti ibu pada dua belas minggu pertama kehamilan. Selain tunagrahita, ketidaknormalan yang disebabkan penyakit ini adalah kelainan pendengaran, penyakit jantung bawaan, berat badan yang sangat rendah pada waktu lahir dan lain-lain.

• Syphilis bawaan
Kondisi bayi yang terkena Syphilis adalah kesulitan pendengaran, hidungnya tampak seperti hidung kuda.

• Syndrome Gravidity Beracun
Ketunagrahitaan yang timbul dari Syndrome Gravidity Beracun terjadi pada sebagian bayi yang lahir prematur, kerusakan janin yang disebabkan oleh zat beracun, dan berkurangnya aliran darah pada rahim dan plasenta

d. Trauma dan zat radioaktif
Trauma otak yang terjadi dikepala dapat menimbulkan pendarahan intracranial terjadinya kecacatan pada otak. Ini biasanya disebabkan karena kelahiran yang sulit sehingga memerlukan alat bantu (tang). Selain itu penyinaran atau radiasi sinar X selama bayi dalam kandungan mengakibatkan cacat mental microcephaly.

e. Masalah pada kelahiran
Adanya kelahiran yang disertai hypoxia (kejang dan nafas pendek) dipastikan bahwa bayi yang akan dilahirkan menderita kerusakan otak.

f. Faktor lingkungan
Latar belakang pendidikan orang tua sering juga dihubngkan dengan masalah-masalah perkembangan. Kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan dini serta kurangnya pengetahuan dalam memberikan rangsang-rangsang positif dalam masa perkembangan anak dapat menjadi salah satu penyebab timbulnya gangguan atau hambatan dalam perkembangan anak. Kurangnya kontak pribadi dangan anak, misalnya dengan tidak mengajaknya berbicara, tersenyum, bermain yang mengakibatkan timbulnya sikap tegang, dingin dan menutup diri. Kondisi demikian akan berpengaruh buruk terhadap perkembangan anak baik fisik maupun mental intelektualnya.

Menurut penyelidikan para ahli (tunagrahita) dapat terjadi :
1. Prenatal (sebelum lahir)
Yaitu terjadi pada waktu bayi masih ada dalam kandungan, penyebabnya seperti : campak, diabetes, cacar, virus tokso, juga ibu hamil yang kekurangan gizi, pemakai obat-obatan (naza) dan juga perokok berat.

2. Natal (waktu lahir)
Proses melahirkan yang sudah, terlalu lama, dapat mengakibatkan kekurangan oksigen pada bayi, juga tulang panggul ibu yang terlalu kecil. Dapat menyebabkan otak terjepit dan menimbulkan pendarahan pada otak (anoxia), juga proses melahirkan yang menggunakan alat bantu (penjepit, tang).

3. Pos Natal (sesudah lahir)
Pertumbuhan bayi yang kurang baik seperti gizi buruk, busung lapar, demam tinggi yang disertai kejang-kejang, kecelakaan, radang selaput otak (meningitis) dapat menyebabkan seorang anak menjadi ketunaan (tunagrahita).

2.3 Karakteristik Anak Tunagrahita.
Berdasarkan pengertian yang telah dipaparkan diatas, maka anak tunagrahita memiliki karakteristik tersendiri pada segi tingkah laku, emosi dan sosialnya, cara belajarnya dan kesehatan pada fisikya. Untuk karakteristik tersebut, setiap anak tunagrahita memiliki karakteristik yang berada sesuai dengan tingkat kekurangannya.

Secara umum karakteristik tersebut dapat digeneralkan ke dalam:
1. Segi Intelektualnya

• Anak tunagrahita mampu mengetahui atau menyadari situasi, benda-benda dan orang disekitarnya, namun mereka tidak mampu memahami keberadaan dirinya. Hal tersebut disebabkan oleh faktor bahasa yang menjadi hambatan, dikarenakan mereka pada umunya sulit untuk mengatakan atau menyampaikan kata yang sesuai dengan keadaan yang diinginkannya.
• Mereka berkesulitan untuk memecahkan masalah-masalah yang ada, tidak mampu membuat suatu rencana bagi dirinya, dan anak tersebut pun sulit untuk memilih alternatif pilihan yang berbeda.
• Mereka sulit sekali untuk menuliskan simbol-angka, sehingga secara umum mereka memiliki kesulitan dalam bidang membaca, menulis dan berhitung.
• Kemampuan belajar anak tunagrahita terbatas. Mereka mengalami kesulitan yang berarti dalam pengetahuan yang bersifat konsep dan dalam menempatkan dirinya dengan keadaan situasi lingkungannya.

2. Segi Tingkah Laku (Perilaku Adaptif)

• Perkembangan anak tunagrahita lamban, sulit mempelajari sikap tertentu, bahkan sulit melakukan pekerjaan yang ditugaskan walaupun tugas tersebut bagi orang normal sangat sederhana.
• Faktor kognitif merupakan hal yang sulit bagi anak tersebut, khususnya yang berkenaan dengan perhatian dengan atau konsentrasi, ingatan, berbicara dengan bahasa yang benar, dan dalam kemampuan akademiknya.
• Anak tunagrahita seringkali merasakan ketidakmampuan dalam melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang diberikan padanya, karena seringnya melakukan kesalahan-kesalahan pada saat melakukannya.
• Mereka pada umunya kurang percaya diri dan seringkali menggantungkan bimbingan atau bantuan orang lain, atau dengan kata lain rasa kemampuan dirinya kurang. Mereka juga seringkali sulit dalam memilih lingkungan pergaulan yang baik, sehingga mudah terjerumus pada hal-hal yang bersifat negatif.

Jadi dari karakteristik diatas, dapat disimpulkan bahwa anak tunagrahita itu memiliki kekurangan di dalam:
• Melakukan koordinasi gerak dan sensorinya,
• Rendahnya rasa toleransi,
• Kemampuan untuk memahami konsep-konsep, hal yang bersifat akademik, dan menarik suatu kesimpulan,
• Memusatkan perhatian,
• Memanfaatkan waktu luangnya,
• Memilih lingkungan pergaulan yang baik,
• Kesulitan dalam bahasa,
• Yang tidak kalah pentingnya adalah kemampuan untuk mendapatkan pekerjaan.

Karakteristik atau ciri-ciri anak tunagrahita dapat dilihat dari segi :
1. Fisik (Penampilan)
- Hampir sama dengan anak normal
- Kematangan motorik lambat
- Koordinasi gerak kurang
- Anak tunagrahita berat dapat kelihatan

2. Intelektual
- Sulit mempelajari hal-hal akademik
- Anak tunagrahita ringan, kemampuan belajarnya paling tinggi setaraf anak normal usia 12 tahun dengan IQ antara 50 – 70.
- Anak tunagrahita sedang kemampuan belajarnya paling tinggi setaraf anak normal usia 7, 8 tahun IQ antara 30 – 50
- Anak tunagrahita berat kemampuan belajarnya setaraf anak normal usia 3 – 4 tahun, dengan IQ 30 ke bawah.

3. Sosial dan Emosi
- Bergaul dengan anak yang lebih muda.
- Suka menyendiri
- Mudah dipengaruhi
- Kurang dinamis
- Kurang pertimbangan/kontrol diri
- Kurang konsentrasi
- Mudah dipengaruhi
- Tidak dapat memimpin dirinya maupun orang lain.

2.4 KLASIFIKASI ANAK TUNAGRAHITA
Potensi dan kemampuan setiap anak berbeda-beda demikian juga dengan anak tunagrahita, maka untuk kepentingan pendidikannya, pengelompokkan anak tunagrahita sangat diperlukan. Pengelompokkan itu berdasarkan berat ringannya ketunaan, atas dasar itu anak tungrahita dapat dikelompokkan.

1. Tunagrahita Ringan (Debil)
Anak tunagrahita ringan pada umumnya tampang atau kondisi fisiknya tidak berbeda dengan anak normal lainnya, mereka mempunyai IQ antara kisaran 50 s/d 70. Mereka juga termasuk kelompok mampu didik, mereka masih bisa dididik (diajarkan) membaca, menulis dan berhitung, anak tunagrahita ringan biasanya bisa menyelesaikan pendidikan setingkat kelas IV SD Umum.

2. Tunagrahita Sedang atau Imbesil
Anak tunagrahita sedang termasuk kelompok latih. Tampang atau kondisi fisiknya sudah dapat terlihat, tetapi ada sebagian anak tunagrahita yang mempunyai fisik normal. Kelompok ini mempunyai IQ antara 30 s/d 50. Mereka biasanya menyelesaikan pendidikan setingkat ke;las II SD Umum.

3. Tunagrahita Berat atau Idiot
Kelompok ini termasuk yang sangat rendah intelegensinya tidak mampu menerima pendidikan secara akademis. Anak tunagrahita berat termasuk kelompok mampu rawat, IQ mereka rata-rata 30 kebawah. Dalam kegiatan sehari-hari mereka membutuhkan bantuan orang lain.

2.5 PENDIDIKAN ANAK TUNAGRAHITA
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 bahwa setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pengajaran. Demikian halnya dengan anak tunagrahita berhak untuk mendapatkan pendidikan. Sekolah-sekolah untuk melayani pendidikan anak luarbiasa (tunagrahita) yaitu Sekolah Luar Biasa (SLB) atau sekolah berkebutuhan khusus.
Sekolah untuk anak luar biasa terdiri dari :
1. SLB – A untuk anak Tunanetra
2. SLB – B untuk anak Tunarungu
3. SLB – C untuk anak Tunagrahita
4. SLB – D untuk anak Tunadaksa
5. SLB – E untuk anak Tunalaras
6. SLB – F untuk anak Berbakat
7. SLB – G untuk anak cacat ganda

Sekolah Luar Biasa untuk anak tunagrahita dibedakan menjadi :
1. SLB – C untuk Tunagrahita ringan
2. SLB – C1 untuk Tunagrahita sedang

Untuk Tunagrahita berat biasanya berbentuk panti plus asramanya.

2.6 KURIKULUM

Dalam memberikan layanan pendidikan tidak terlepas dari yang namanya kurikulum. Kurikulum sebagai pedoman bagi sekolah. Kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan tugasnya. Kurikulum untuk Sekolah Luar Biasa disesuaikan dengan jenis dan tingkat ketunaannya, mulai dari tingkat TKLB sampai dengan SMALB.
Kurikulum yang sekarang ini digunakan yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004. Selain mempelajari mata pelajaran umum, ada juga mata pelajaran ke khususan, untuk anak tunagrahita yaitu mata pelajaran “Bina Diri” didalamnya mencakup :
- Kemampuan merawat diri
- Mengurus diri
- Menolong diri
- Komunikasi dan Sosialisasi

2.7 Usaha pencegahan

Beberapa alternatif upaya pencegahan timbulnya ketunagrahitaan adalah sebagai berikut:
a. Diagnostik Prenatal, yaitu usaha yang dilakukan untuk memeriksa kehamilan. Dengan ini diharapkan dapat ditemukan kemungkinan adanya kelainan pada janin, baik berupa kromosom maupun kelainan enzim yang diperlukan bagi perkembangan janin.
b. Imunisasi dilakukan terhadap ibu hamil maupun balita. Dapat mencegah timbulnya penyakit yang mengganggu perkembangan bayi
c. Tes darah, untuk menghindari kemungkinan menurunkan benih-benih yang berkelainan.
d. Program keluarga berencana
e. Penyuluhan genetik, suatu usaha mengkomunikasikan berbagai informasi yang berkaitan dengan masalah genetika dan masalah yang ditimbulkannya lewat media tertentu.
f. Tindakan operasi diperlukan terutama bagi kelahiran dengan resiko tinggi untuk mencegah kelainan yang ditimbulkan pada waktu kelahiran (masalah perinatal, misalnya trauma, kekurangan oksigen dan lainnya.)

BAB III

KESIMPULAN

Anak tunagrahita adalah mereka yang kecerdasannya jelas-jelas berada di bawah rata-rata, disamping itu mereka mengalami keterbelakangan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Mereka memiliki hambatan pada dua sisi, yaitu pertama pada sisi kemampuan intelektualnya yang berada di bawah anak normal. Anak tersebut memiliki kemampuan intelektualnya yang berada pada dua satnda deviasi di bawah normal jika diukur dengan tes intelegensi dibandingkan dengan anak normal lainya. Yang kedua adalah kekurangan pada sisi prilakua adaptifnya atau kesulitan dirinya untuk mampu bertingkah laku sesuai dengan situasi yang belum dikenal sebelumnya.

Kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan dini serta kurangnya pengetahuan dalam memberikan rangsang-rangsang positif dalam masa perkembangan anak dapat menjadi salah satu penyebab timbulnya gangguan atau hambatan dalam perkembangan anak. Beberapa alternatif yang dapat ditempuh sebagai antisipasi untuk mencegah bertambahnya populasi anak berkelainan khususnya anak Tunagrahita dengan cara Diagnostik Prenatal, Imunisasi, Tes darah, Program keluarga berencana, Penyuluhan genetik, dan Tindakan operasi.

Psikologi & Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (Jilid 1)

Psikologi & Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (Jilid 1)

Penulis: Dr. Frieda Mangunsong
(dosen fakultas Psikologi, Universitas Indonesia)
Cetakan Pertama (2009, LPSP3 UI)

ISBN: 978-602-8137-03-4

DAFTAR ISI

BAB I Pengantar
BAB II Isu-Isu dan Arah Pendidikan Khusus
BAB III Strategi/Tehnik Pengajaran Anak Berkebutuhan Khusus
BAB IV Psikologi dan Pendidikan Anak Tunanetra
BAB V Psikologi dan Pendidikan Anak Tunarungu
BAB VI Psikologi dan Pendidikan Anak Tunawicara
BAB VII Psikologi dan Pendidikan Anak Tunagrahita
BAB VIII Psikologi dan Pendidikan Anak Autis
BAB IX Anak dengan Kesulitan Belajar Khusus

Komentar tentang buku ini:

Buku Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus yang merupakan buku kesatu dari seri pemikir Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus merupakan upaya yang sangat terpuji dalam menguak tabir kehidupan anak manusia yang sejak lahir merupakan mahluk yang unik dan berbeda masing-masing bakat, sifat maupun kemampuannya. Buku yang dikarang Ibu Frieda Mangunsong ini bermanfaat dibaca oleh mahasiswa, dosen, penulis dan ahli pendidikan dalam rangka memahami berbagai dimensi penting fungsi kemanusiaan anak, terutama anak berkebutuhan khusus. Saya sangat menganjurkan bacaan ini untuk memperdalam pengetahuan dan pemahaman anak berkebutuhan khusus.

(Prof. Dr. Conny R.Semiawan, Pakar Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta)

Senin, 24 Oktober 2011

Ekor Lobster Berkarat ?

Pernahkan ekor lobster anda terlihat seperti "berkarat"?




Ekor lobster yang "berkarat" ini disebut shell fouling yang terdiri dari 2 kategori:

1. Mineral Staining
2. Biological Fouling


Mineral Staining

Disebabkan oleh tingginya kadar Fe (Iron) atau Mn (Mangan) dalam air. Cara menurunkan kadar Fe dengan cara melarutkan Potassium permanganate (KMnO4) dan difilterisasi. Sedangkan untuk menurunkan kadar Mn, adalah dengan memasukkan air suling murni (sebagai contoh dengan menggunakan air tampungan Air Conditioner (AC).


Biological Fouling

Disebabkan oleh binatang kecil yang umumnya adalah parasit dan gigitan dari binatang tersebut yang terkadang akan menyebabkan timbulnya marking pada cangkang lobster tersebut.

Selasa, 18 Oktober 2011

Hal yang perlu diketahui dalam proses perkawinan LAT

Meskipun indukan yang anda siapkan adalah indukan-indukan yang bermutu / bersetifikat, namun belum menjamin bahwa indukan tersebut nantinya akan memproduksi LAT secara cepat dan sering bertelur dalam jumlah yang banyak.

Berikut beberapa hal yang perlu diketahui dalam menentukan produktivitas indukan, yaitu :

Data usia indukan salah

* Sering terjadi, meskipun secara fisik ukuran indukan sudah memenuhi syarat, belum mau bertelur karena usianya masih terlalu muda (ukuran LAT yang bongsor sehingga dikira sudah dewasa). Sabar dan tunggu sampai saatnya tiba.
* Usia indukan sudah melampau batas usia produktip ( lebih dari 3 tahun )


Lokasi wadah terlalu gelap, tidak ada cahaya matahari yang masuk

* Tempatkan wadah di tempat yang ada cahaya matahari, namun jangan sampai airnya menjadi terlalu panas melebihi 30 derajat Celcius dan tempatkan wadah sedemikian rupa sehingga terkena curahan air hujan bila turun hujan. Pada saat musim hujan aktifitas Red Claw dalam hal melakukan perkawinan lebih tinggi.
* Proses perkawinan Red Claw sering terjadi di malam hari hingga menjelang subuh. Oleh karena itu tidak produktipnya indukan karena alasan seringnya ditengok sehingga merasa perlu untuk menutup wadah adalah keliru. Bukankah aktivitas kita menengok indukan lebih sering pada pagi hingga sore hari?
* Air di dalam wadah yang tidak pernah terkena cahaya matahari dan tidak pernah mengalir meskipun sudah diberi udara dari mesin gelembung udara ( aerator ), akan berpotensi menimbulkan penyakit bila jarang diganti.

Kwalitas airnya tidak terjaga dengan baik.

* Atur aliran air sebaik mungkin tetapi jangan terlalu deras.
* Lengkapi dengan penyaring air sebelum air masuk ke dalam wadah.
* Usahakan air yang masuk ke wadah menimbulkan suara gemericik dengan cara menjatuhkan dari ketinggian tertentu.
* Sedot kotoran-kotoran di dasar wadah dua hari sekali. Kotoran yang menumpuk di dasar wadah yang berasal dari sisa pakan dan kotoran Red Claw, bila dibiarkan menumpuk akan berpotensi menimbulkan racun, terutama gas ammonia yang membahayakan bagi Red Claw.
* Ganti air secara periodik bila sistem aliran air mengandalkan system tertutup (tanpa sirkulasi), paling lambat satu bulan sekali.

Kwalitas makanannya kurang baik

* Kotoran di dasar wadah yang dibiarkan mengendap, selain berpotensi menimbulkan racun juga menyebabkan Red Claw malas makan sehingga dasar wadah semakin bertambah kotor karena adanya sisa pakan.
* Beri pakan cacing tanah seminggu dua kali dengan jumlah disesuaikan dengan jumlah indukan. Cacing tanah banyak mengandung protein dan merupakan makanan favorit bagi Red Claw, berfungsi sebagai penambah tenaga bagi pejantan.
* Beri pakan tauge yang direbus/ disiram air panas terlebih dahulu agar dapat tenggelam seminggu dua kali, dengan jumlah seperti pemberian cacing tanah. Tauge berfungsi untuk meningkatkan kesuburan.

Salah memberikan tempat persembunyian.

* Tempat persembunyian yang terlalu sedikit sehingga banyak yang tidak kebagian, akan menimbulkan stress.
* Meskipun tempat persembunyian sudah berlebihan, tetapi karena lobangnya terlalu kecil sehingga pejantan Red Claw tidak dapat mengejar apabila ada indukan betina yang ngumpet, akan mengurangi produktivitas. Beri persembunyian dengan lubang yang besar sehingga pejantan masih bisa masuk dengan leluasa. Gunakan pipa pralon 3 inch atau 4 inch.

Pejantan yang kaki ataupun capitnya tidak lengkap akan dihindari oleh betina untuk melakukan perkawinan. Prinsip pejantan Red Claw adalah seperti pejantan binatang pada umumnya, yaitu siapa yang menang pertarungan dalam memperebutkan wilayah, berhak mengawini para betinanya. Apabila salah satu capit pejantan buntung, berarti pernah kalah dalam pertarungan, sehingga tidak akan laku bagi para induk betina. Ganti pejantan yang cacat seperti ini karena tidak akan bermanfaat dalam urusan pemijahan.

Jantan atau Betina?

Bagaimana cara membedakan antara LAT jantan dan LAT betina?

Cara yang paling mudah adalah dengan melihat pada bagian kakinya.



LAT jantan memiliki 2 tonjolan daging pada pangkal kaki paling belakang, dimana LAT betina memiliki bulatan yang terletak pada pangkal kaki belakang, kaki ketiga.

Selain dengan melihat pada bagian kakinya, LAT jantan juga memiliki ukuran capit yang lebih besar dan panjang daripada LAT betina, serta dari warnanya - dimana warna LAT jantan lebih cerah dibandingkan dengan warna LAT betina.

Kamis, 13 Oktober 2011

Pemijahan ( Perkawinan) Lobster Air Tawar

Membudidayakan LAT cukup mudah. Yang kita perlukan hanyalah indukan yang telah matang secara seksual atau berumur minimal 6 bulan. Ukuran? Pilih yang berukuran 3" keatas, yang penting mereka sudah siap untuk dibuahi. Tempatkan para indukan tadi dalam satu media (bisa akuarium atau kolam) selama 2 minggu. Para LAT jantan akan mulai melakukan pencarian pasangannya untuk dibuahi. Hal yang perlu diperhatikan dalam proses perkawinan LAT ini yaitu pilih LAT jantan yang lengkap kedua capitnya, dimana kedua capitnya tersebut akan digunakan untuk memegang LAT betina pada proses perkawinan. Jika salah satu capitnya patah, akan sangat menyulitkan bagi LAT jantan dan LAT betina juga akan menghindarinya.

Umumnya beberapa pembudidaya LAT menyarankan kita untuk menyiapkan 1 set indukan yang terdiri dari 3 jantan dan 5 betina untuk ditempatkan di dalam satu akuarium.

Saat ini banyak juga yang menerapkan teknik kawin masal dimana dalam satu kolam ukuran 1,5 x 1,5m ditempatkan 50 betina dan 20 jantan sehingga kemungkinan perkawinan antar LAT lebih sering terjadi.

Pada waktunya mereka akan melakukan kopulasi. Menghasilkan telur, dan menetaskan anak-anaknya.

MAJALAH PENGUSAHA EDISI 92 / MARET 2009

Siapa bilang pasar lobster air tawar berkurang?

Pada Majalah Pengusaha edisi 92 / Maret 2009 terdapat artikel Agribisnis : Budidaya Lobster Air Tawar yang menyebutkan pasar lobster air tawar ini masih besar.

Terima kasih kepada ibu Russanti Lubis dari Majalah Pengusaha yang telah mengulas profil Lobsterku Crayfish Farm kami di majalah Pengusaha edisi 92 / Maret 2009.

Untuk membaca artikel dibawah ini, silahkan klik gambar dibawah ini.

Jumat, 07 Oktober 2011

Berapa Lama Anakan LAT Turun Semua ?

Rekan-rekan, maaf mau nanya nih.
Saya punya indukan yang anakan-nya sudah mulai turun sekitar 10 ekor. Setelah saya tunggu 2 hari, anakan yang turun sepertinya tidak bertambah juga.
Apakah diperlukan arus air untuk mempercepat anakan lainnya turun?
Perlukah saya paksa anakan-nya biar pada turun dengan cara menggoncang goncang indukannya?
Normalnya berapa lama anakan akan turun semua dihitung dari saat anakan pertama turun?
Mohon penjelasan - thank's
Kendro



Saudara Kendro,

Biasanya anakan butuh waktu minimum 7 hari untuk turun dari kaki renang indukannya. Kalau bisa anakan jangan dirontokkan sama sekali dari indukannya dengan cara digoncang atau apapun.

Tempat indukan yang sedang menggendong anakan jangan menggunakan inner pump, cukup diberi aerator saja.

Normalnya dalam waktu 14 hari, indukan sudah bisa diangkat dari tempat penetasan. Selama proses penetasan, indukan tetap diberikan pakan seperti biasa, tetapi lebih sedikit daripada biasanya.

Pakan yang bisa diberikan (untuk di tempat penetasan):

1. Pelet - biasanya indukan akan menaruh kaki renangnya di atas pelet yang kita berikan, di mana anakan juga bisa makan pelet yang kita beri. Atau indukan biasanya menghancurkan / membuat kecil ukuran makanan yang kita berikan dan diberikan kepada anakan yang sedang digendong.
2. Cacing darah / blood worm (bagus sekali untuk anakan dan indukan)
3. Artemia

Kamis, 06 Oktober 2011

Cherax Destructor / Yabby


* Scientific name - Cherax Destructor / Yabby
* Size to 70 mm carapace length, 160 mm total body length
* Yabbies are excellent eating. They can be simply boiled for a few minutes in salted water or prepared in a variety of ways. They have a very sweet meat and the claws of larger specimens are particularly succulent. A feed of yabbies is one of the most delicious meals you can try


Apa Itu Red Claw

Lobster air tawar (LAT) yang umum kita jumpai di pasaran Indonesia adalah Cherax Quadricarinatus alias Red Claw, yang berasal dari Asia dan Australia. Red Claw ini dapat tumbuh sampai panjang badan 50cm dengan berat 500 kg per ekornya.


Seperti LAT lainnya, Red Claw ini tidak mempunyai tulang dalam, dimana seluruh bagian tubuhnya ditutupi oleh cangkang keras yang terbuat dari zat tanduk (seperti halnya kuku pada manusia). Cangkang ini akan mengelupas dalam waktu tertentu, sesuai dengan perkembangan tubuhnya. Secara keseluruhan tubuh LAT ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian kepala (chepalothorax) dan bagian perut (abdomen).

Cara termudah untuk membedakan LAT jantan dan LAT betina adalah dengan melihat pada bagian kakinya, dimana LAT jantan memiliki 2 tonjolan daging pada pangkal kaki paling belakang, dimana LAT betina memiliki bulatan yang terletak pada pangkal kaki belakang, kaki ketiga. Untuk mengetahui lebih detail, klik disini.

LAT ini tidak terlalu senang dengan panas dan cahaya matahari, sehingga sangat senang bersembunyi pada siang hari dan akan berubah menjadi aktif pada malam hari, sehingga untuk pemberian makanan disarankan pada malam hari dan pagi hari.
Makanan LAT bisa berupa pelet udang, biji-bijian, sayuran seperti wortel dan toge, lumut, daging segar, cacing, dan bangkai binatang sehingga digolongkan sebagai hewan pemakan segala (omnivora).

Pada siklus hidupnya, LAT sering melakukan pergantian cangkang (molting)., sesuai dengan perkembangan ukuran tubuhnya sejak berukuran kecil hingga dewasa. Mulai dewasa (ukuran tubuh 3 inch keatas) pergantian cangkang akan semakin berkurang. Oleh karena LAT tidak memiliki tulang dalam, saat molting ini merupakan saat yang sangat rawan bagi LAT, karena tubuhnya tidak terlindungi oleh apapun sehingga sangat lemah dan mudah dimangsa oleh LAT lainnya. Oleh sebab itulah pada saat sedang molting biasanya LAT akan berdiam diri didalam lubang persembunyiannya.

Cara Budidaya Lobster

Resep Serba Lobster

Lezatnya menu berkelas dengan bahan utama lobster pasti akan terasa keistimewaannya. Selain bergizi tinggi, seafood ini juga dipercaya dapat meningkatkan stamina dan gairah. So, keakraban dalam keluarga pun makin terasa.

Lobster Panggang Keju

Bahan-bahan:
- Lobster 1 ekor, belah jadi dua
- Keju cheddar parut 100 gram
- Tepung tapioka 50 gram
- Margarin 1 sendok makan
- Tepung roti 50 gram
- Bawang putih 4 siung, cincang
- Gula pasir 1 sendok teh
- Garam secukupnya
- Minyak goreng secukupnya

Cara memasak:
1. Lumuri lobster dengan tepung tapioka hingga rata, lalu goreng dalam minyak panas hingga kecokelatan, tiriskan.
2. Panaskan margarin, tumis bawang putih hingga harum, angkat. 3.Tambahkan keju parut, gula, garam dan tepung roti, aduk rata.
4. Taburkan adonan keju diatas permukaan lobster hingga rata, lalu panggang dalam oven suhu 180 derajat selama 10 menit hingga kecokelatan, angkat.
5. Sajikan.

Standar Untuk 2 Porsi
Bahan-bahan:
- Lobster 1 ekor, belah jadi dua, potong-potong
- Bawang daun 5 tangkai, cincang halus
- Cabe merah 2 buah, buang bijinya, cincang halus
- Bawang goreng 1 sendok makan
- Bawang putih goreng 1 sendok teh, haluskan
- Bawang putih 2 siung, haluskan
- Saus sezchuan 2 sendok makan, siap pakai
- Tausi 1 sendok teh
- Margarin 1 sendok makan
- Air kaldu 50 ml
- Gula pasir 1 sendok teh
- Garam secukupnya
- Minyak Goreng secukupnya

Cara memasak:
1. Goreng lobster yang telah dipotong kecil-kecil hingga kering lalu tiriskan.
2. Panaskan margarin, tumis bawang putih hingga harum, lalu masukkan semua bumbu, masak hingga mendidih.
3. Masukkan lobster goreng, aduk sebentar hingga bumbu meresap, angkat.
4. Sajikan.

Standar Untuk 2 Porsi
Bahan:
- Lobster 1 ekor, belah jadi dua, potong-potong
- Bawang daun 5 tangkai, cincang halus
- Cabe merah 2 buah, buang bijinya, cincang halus
- Bawang goreng 1 sendok makan
- Bawang putih goreng 1 sendok teh, haluskan
- Bawang putih 2 siung, haluskan
- Saus sezchuan 2 sendok makan, siap pakai
- Tausi 1 sendok teh
- Margarin 1 sendok makan
- Air kaldu 200 ml
- Tepung maizena 1 sendok makan, cairkan dengan sedikit air
- Gula pasir 1 sendok teh
- Garam secukupnya
- Minyak Goreng secukupnya

Cara memasak:
1. Goreng lobster yang telah dipotong kecil-kecil hingga kering lalu tiriskan.
2. Panaskan margarin, tumis bawang putih hingga harum, lalu masukkan semua bumbu, aduk hingga rata.
3. Tuang air kaldu dan larutan maizena, masak hingga mengental dan mendidih.
4. Masukkan lobster goreng, aduk sebentar hingga bumbu meresap, angkat.
5. Sajikan.

Standar Untuk 2 Porsi

Selamat Mencoba……..

Sumber: Resep Sheraton Hotel

Senin, 03 Oktober 2011

Awas Gulung Tikar!

Awas Gulung Tikar!

Andaikan seluruh induk hidup, pemilik Bintang Terang Aquarium itu bisa mencicipi keuntungan sebesar Rp75.000.000/4 bulan. Sebanyak 500 induk, 312 di antaranya betina yang akan menghasilkan telur rata-rata 150-200 butir. Dalam 1,5-2 bulan kemudian bakal dihasilkan burayak berukuran 5 cm yang bisa dijual seharga Rp2.500/ekor dengan SR 5-10%. Namun, keuntungan seperti itu kian menjauh dari impian.

Biang keladi kematian Cherax quadricarinatus itu adalah serangan Saprolegnia sp, anchorworm, argulus, dan penyakit lilin meleleh. Keempatnya sering menyerang ikan air tawar. Belakangan mereka turut menggempur lobster air tawar. Anggota keluarga Cambaridae yang terinfeksi akan menurun napsu makannya, lalu mati.

Setiadi menduga penyakit itu datang karena ia rutin memberi pakan ikan mati. Bisa jadi pakan itu telah terinfeksi penyakit, ujar pria kelahiran Purwokerto itu. Lahan seluas 1.500 m2 berisi puluhan bak dan 3 kolam yang kini dihuni lobster itu semula dipakai beternak gurami dan beragam jenis ikan hias lain.

Bencana semacam itu tidak pernah terpikir bisa menimpa lobster. Ia mempunyai kulit yang keras dan tebal, jadi parasit sulit menembusnya, ungkap Amin Nurohman, peternak di Yogyakarta. Hal itu diamini Agung Nugroho, peternak lobster di Klaten, Jawa Tengah. Menurutnya lobster tergolong hewan yang pintar beradaptasi, kekebalan tubuhnya dipastikan baik. Namun, pada Oktober 2005 bangkai-bangkai lobster berceceran di kolam Setiadi. Sebuah bukti, lobster bisa digempur penyakit.
Gagal moulting

Kendala beternak juga dialami Ronald Henendra Oscar dari Charis Farm Yogyakarta. Beberapa lobster di bak pria kelahiran 25 tahun silam itu kerap mengalami gagal moulting alias ganti kulit. Lobster tak bisa melepas kulit awalnya yang terlalu keras, ujar Ronald. Akibatnya lobster mati seketika saat moulting. Meski tak mencapai ratusan, Ronald harus merelakan sekitar 10 indukan senilai Rp500.000 mati pada akhir September 2005.

Menurut Setiadi lobster yang memaksakan diri ganti kulit, insangnya akan terlepas, sehingga tewas. Gara-gara itu Setiadi sejak Oktober 2005 mesti berlapang dada kehilangan lebih dari 50 indukan berukuran 10-15 cm. Penyebab gagal moulting diduga berasal dari pelet. Tepung tulang pada pelet menyebabkan asupan kalsium dalam tubuh meningkat, ujar Johan Efendi ketua APLATI (Asosiasi Pembudidaya Lobster Air Tawar Indonesia). Dampaknya kulit menjadi keras dan proses ganti kulit terhambat.

Bagi Ivan di Bogor, Jawa Barat, untuk mempercepat proses moulting kadar oksigen terlarut dalam air perlu ditingkatkan terutama sebelum dan sesudah ganti kulit. Saat moulting, lobster butuh pasokan oksigen lebih, ujar kelahiran Jakarta itu.
Favoritkan biru

Pemasaran red claw juga tak lepas dari ganjalan. Johan Efendi di Yogyakarta pada awal 2004 sempat mengeluh lantaran konsumen di Yogyakarta menuntut red claw berwarna biru. Padahal bila diternak di kolam terbuka yang menerima cahaya matahari lebih banyak, lobster cenderung berwarna gelap, ujar pria berkulit putih itu.

Warna biru bakal dihasilkan bila lobster diternak dalam akuarium yang tidak mendapat sinar matahari penuh. Sayangnya pemeliharaan dalam akuarium lebih lambat dibandingkan di kolam.

Tuntutan konsumen pada lobster biru sempat membuat Johan kalang kabut. Pasalnya, alumnus Universitas Katholik Atmajaya, Yogyakarta, itu membudidayakan sejumlah lobster air tawar di kolam. Johan terpaksa membesarkan lobster hingga ukuran induk karena pasar untuk benih sempat terganjal. Namun, seiring berjalannya waktu, Warna biru pun bukan lagi permintaan mutlak, ungkap Johan. Sebaliknya tubuh bongsor dan sehat menjadi standar mutu utama.

Derita merugi juga dialami Irwan Suyanto di Purwokerto, Banyumas. Tingginya kanibalisme memaksa pemilik toko kelontong besar di Purwokerto itu merelakan sekitar 400 benih yang ditebar di kolam. Dari tebar 1.100 ekor pada Oktober 2005, tak sampai sebulan tinggal 700 lobster. Uang sejumlah Rp1.000.000 plus ongkos pakan pun lenyap tak berbekas.

Tak hanya itu, budidaya lobster air tawar juga diincar risiko genetik. Langkanya bibit unggul mengintai prospek bisnis freshwater crayfish. Menurut Irwan Suyanto, peternak di Purwokerto, Banyumas, makin sering terjadi perkawinan saudara alias inbreeding menyebabkan lobster ringkih, gampang diserang penyakit, lambat berkembang, dan kuntet. Perlu ada bibit unggul lobster baru yang bukan berasal dari perkawinan saudara, ujar Irwan.