Jumat, 14 September 2012

Konseling Keluarga


DASAR-DASAR FAMILY COUNSELING
Pusat dari system interpersonal dalam tiap kehidupan seseorang adalah keluarga. Seorang bayi belajar bagaimana hidup dan menerima kehidupan itu melalui interaksinya dalam keluarga. Interaksi seseorang di masa depan memperlihatkan intensitas ikatan emosi dan kepercayaan dasar terhadap diri dan dunia luar yang dihasilkan pada interaksi awal dalam keluarga (Framo, 1976, dalam Kendall, 1982 : 517).

Saat anak-anak tumbuh dan matang, mereka berubah dalam banyak hal dan keluargapun berubah pula. Hal ini berlangsung selama perkembangan seseorang dalam rentang kehidupannya. Jika anak, remaja, atau orang dewasa mengalami disfungsi psikologis, masalah ini mungkin berawal dari konflik yang tak terpecahkan dalam keluarga di masa lalu (Jackson, 1965, dalam Kendall, 1982).
Misalnya suatu pasangan mungkin membawa anak mereka untuk konseling/terapi, hanya untuk menyatakan bahwa  masalah mereka dengan anaknya hanyalah masalah sekunder dalam konflik perkawinannya. Hal ini mungkin kasus dimana anak terjebak di tengah-tengah di antara masalah kedua orangtuanya, yang dapat mengembangkan symptom-simptom seperti anxiety, tidak patuh atau gagal di sekolah, dimana hal ini menyebabkan tekanan terhadap situasi keluarga.

Demikian juga halnya dengan klien dewasa, dimana mungkin berusaha menanggulangi perasaan depresinya, sebagai akibat dari konflik perkawinannya yang sangat mengganggu kepercayaan dirinya, dengan mengembangkan penghargaan diri yang besar.

Weakland (1960, dalam Imbercoopersmith, 1985) membuat hipotesa bahwa seseorang yang mengalami gangguan perilaku berat merupakan korban dari pesanpesan ketidakrukunan satu pihak dengan pihak lain dalam keluarga.

Minuchin (1974, dalam Imbercoopersmith, 1985) menjelaskan tentang “Triad yang kaku”, yaitu meliputi :
(1) “detouring”, dimana orang-orang yang lebih dewasa menyerang atau overproteksi terhadap anak;
(2) “koalisi orang tua –anak”, dimana salah satu orang tua dan anak bersekutu untuk melawan orang tua yang lain, dan
(3) “triangulasi”, dimana anggota (biasanya anak) berada dalam koalisi yang tertutup dengan dua anggota lain yang sedang mengalami konflik.

Imbercoopersmith (1985) menyatakan bahwa Family Conselor/Therapist harus memliki kemampuan menganalisa bagaimana pola triadic di dalam keluarga, melakukan intervensi yang efektif bagi pola triadic dengan memberikan tugas-tugas, dan menghindari hubungan yang kurang baik antara hubungan triadic para anggota keluarga dengan professional.


Meskipun masalah klien bukan karena disfungsi dalam keluarga, keluarga dapat menjadi sumber yang penting dalam proses konseling/terapi. Jadi, konselor/terapist berusaha memberi gambaran mengenai dukungan dan dorongan anggota keluarga jika individu berusaha untuk keluar dari permasalahan melalui proses konseling/terapi ini. Hal ini dapat dilakukan dengan bantuan seluruh anggota keluarga. Jika konselor/terapist melakukan intervensi terhadap keluarga atau pasangan, seluruh anggota keluarga hendaknya terlibat bersama.

Hal ini disebut Conjoint Conseling/Therapy, karena seluruh keluarga dilihat sebagai kelompok tunggal. Jadi, permasalahan tidak hanya didiskusikan dengan satu atau dua anggota keluarga saja. Konseling/terapi ini memliki keuntungan membawa seluruh anggota keluarga secara langsung dalam proses terapi. Hal ini memungkinkan adanya kesepakatan untuk bekerjasama untuk perubahan dan memperkecil kemungkinan anggota keluarga yang lain memberikan bimbingan yang berbeda (Kendall et al., 1982 : 517-518).

Famili Conseling/Therapy merupakan satu bentuk intervensi yang ditujukan bagi penyelesaian masalah keluarga. Pendekatan pada intervensi ini sangat concerned dengan struktur keluarga (baik dalam bentuk dyad maupun triad). Yang dimaksud dengan dyad adalah 2 orang yang diamati dan diperlakukan sebagai 1 unit, biasanya parental dyad. Sedangkan triad adalah 3 orang yang diamati sebagai 1 unit. Yang diobservasi adalah bagaimana para anggota keluarga berinteraksi satu sama lain.

Oleh karena itu, terdapat beberapa hal yang menjadi focus dari Famili Conseling/Therapy, yaitu :
- Mengubah sekuen perilaku diantara anggota keluarga.
- Memberanikan anggota keluarga untuk berpendapat beda dari yang lain.
- Mengusulkan beberapa alliance (persekutuan atau perserikatan) dan melemahkan beberapa yang lain.

Jadi, focus dari Family Conseling/Therapy lebih pada outcome dan perubahan, bukan pada metodenya itu sendiri.
Ukuran dari keberhasilan konseling/terapi adalah bila ada perubahan dalam family construct.
Keluarga dipandang sebagai satu unit fungsi, sehingga diperlukan pula sebagai satu kesatuan. Bila ada salah satu anggota keluarga yang menunjukkan masalah yang amat menonjol, maka ini dianggap sebagai symptom dari sakitnya keluarga.

Jadi, yang terutama diperhatikan adalah “relationship” di antara anggota keluarga. Apa yang diinterpretasi adalah suasana yang diciptakan oleh relasi keluarga itu dan bukannya symptom-symptom yang muncul (Perez, 1979).


DEFINISI FAMILY COUNSELING
Masalah keluarga merupakan gejala interpersonal. Kondisi emosi salah satu anggota keluarga berpengaruh pada setiap anggota yang lain. Bila satu anggota keluarga merasa tidak enak/discomfort, maka hal ini akan mempengaruhi anggota lainnya. Kondisi keluarga dapat dianalogikan dengan kondisi individu dalam keadaan homeostasis. Jadi dalam konseling/terapi, keadaan homeostasis struktur keluarga ini, anak-anak merupakan emotional product dari orang tua. Bila diperlukan konseling/terapi keluarga, maka ini diartikan bahwa terjadi hal yang tidak seimbang dalam keluarga, misalnya salah satu anggota kelurga mengembangkan suatu symptom tertentu yang tidak dapat ditoleransikan oleh anggota lainnya.

Orang yang mengembangkan symptom ini disebut “identified patient”. Walaupun demikian “identified patient” tidak selalu berarti penderita, karena mungkin saja anggota lain yang merasa lebih menderita dengan symptom yang dikembangkan oleh “identified patient”. Dari sudut pandang conselor/terapist, “identified patient” merupakan product dan juga mungkin kontributor dari gangguan-gangguan interpersonal keluarga. Gangguan ini berakar pada familial value dan attitude, yang saling terjalin pula dengan emosi para anggota keluarga.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, Family Conseling/Therapy dapat didefinisikan sebagai suatu proses interaktif yang berupaya membantu keluarga memperoleh keseimbangan homeostasis, sehingga setiap anggota keluarga dapat merasa nyaman (comfortable).

Dengan maksud tersebut, conselor/terapist bekerja berdasarkan beberapa asumsi, yaitu :
1. Manifestasi keluhan salah satu anggota keluarga tidak datang dari dirinya sendiri, tetapi sebagai hasil interaksinya dengan satu atau lebih anggota keluarga lainnya.
2. Satu atau dua nggota keluarga mungkin saja menunjukkan perilaku yang well- adjusted. Gambaran ini menunjukkan bahwa “identified patient” tidak selalu berarti penderita.
3. Bila keluarga secara kontinu mengikuti terapi, maka ini berarti ada motivasi yang tinggi untuk menghasilkan kondisi homeostasis.
4. Relasi orangtua akan mempengaruhi relasi di antara seluruh anggota keluarga (Perez, 1979).

PRINSIP-PRINSIP FAMILY COUNSELING
Secara garis besar, prinsip yang penting dalam pendekatan ini adalah :
1. Bukan metode baru untuk mengatasi human problem.
2. Setiap anggota adalah sejajar, tidak ada satu yang lebih penting dari yang lain.
3. Situasi saat ini merupakan penyebab dari masalah keluarga dan prosesnyalah yang harus diubah.
4. Tidak perlu memperhatikan diagnostik dari permasalahan keluarga, karena hal ini hanya membuang waktu saja untuk ditelusuri.
5. Selama intervensi berlangsung, konselor/terapist merupakan bagian penting dalam dinamika keluarga, jadi melibatkan dirinya sendiri.
6. Konselor/terapist memberanikan anggota keluarga untuk mengutarakan dan berinteraksi dengan setiap anggota keluarga dan menjadi “intra family involved”.
7. Relasi antara konselor/terapist merupakan hal yang sementara. Relasi yang permanen merupakan penyelesaian yang buruk.
8. Supervisi dilakukan secara riil/nyata (conselor/therapist center) (Perez, 1979).

TUJUAN FAMILY COUNSELING
Secara umum, tujuan family conseling/therapy adalah :
1. Membantu anggota keluarga untuk belajar dan secara emosional menghargai bahwa dinamika kelurga saling bertautan di antara anggota keluarga.
2. Membantu anggota keluarga agar sadar akan kenyataan bila anggota keluarga mengalami problem, maka ini mungkin merupakan dampak dari satu atau lebih persepsi, harapan, dan interaksi dari anggota keluarga lainnya.
3. Bertindak terus menerus dalam konseling/terapi sampai dengan keseimbangan homeostasis dapat tercapai, yang akan menumbuhkan dan meningkatkan keutuhan keluarga.
4. Mengembangkan apresiasi keluarga terhadap dampak relasi parental terhadap anggota keluarga (Perez, 1979).

Secara khusus, family conseling/therapy bertujuan untuk :
1. Membuat semua anggota keluarga dapat mentoleransikan cara atau perilaku yang unik (idiosyncratic) dari setiap anggota keluarga.
2. Menambah toleransi setiap anggota keluarga terhadap frustrasi, ketika terjadi konflik dan kekecewaan, baik yang dialami bersama keluarga atau tidak bersama keluarga.
3. Meningkatkan motivasi setiap anggota keluarga agar mendukung, membesarkan hati, dan mengembangkan anggota lainnya.
4. Membantu mencapai persepsi parental yang realistis dan sesuai dengan persepsi anggota keluarga (Perez, 1979).

KONSELING KELUARGA DAN PERKAWINAN
- Profesi konseling perkawinan dan keluarga dipelopori oleh Alfred Adler yang mendirikan klinik bimbingan anak di sekolah-sekolah dan komunitas.
- Adler mendidik orang tua tentang dinamika keluarga , rivalitas antar saudara dan pengaruh urutan kelahiran serta mengajarkan cara-cara yang sesuai dalam mendisiplinkan anak.
- Konseling keluarga terutama untuk membantu keluarga dari para penderita skizofrenia sebagai cara baru untuk memahami dan menangani penderita gangguan mental, kemudian berkembang untuk membantu keluarga-keluarga yang tidak berfungsi baik.

Pendekatan2 Konseling Keluarga
Pendekatan-pendekatan konseling keluarga lebih luas, tapi yang paling dominan adalah :
- Psikodinamika.
- Experiential.
- Behavioral.
- Struktural.
- Solution Focused.
- Narrative.
Pelaksanaan konseling perkawinan dan keluarga harus selalu dalam kerangka berpikir yang berbasis teoritis dan mengingat bahwa anggota-anggota dalam perkawinan dan keluarga adalah dalam lingkungan hidup individu dan keluarga.
Konselor juga harus menggunakan teori-teori individual atau kelompok dengan saling melengkapi atau mengurangi.

PENDEKATAN KONSELING KELUARGA PSIKODINAMIK
Pendekatan ini menggunakan cara dan strategi psikoterapi individual dalam situasi Keluarga dengan:
- mendorong munculnya insight tentang diri sendiri dan anggota keluarga.
- untuk membantu keluarga dalam pertukaran emosi
- kontak konselor hanya sementara dan konselor akan menarik diri jika keluarga telah mampu mengatasi problemnya secara konstruktif.
Dasar Pemikiran
- Proses unconsciousness mempengaruhi hubungan kebersamaan antar anggota keluarga dan mempengaruhi individu dalam membuat keputusan tentang siapa yang dia nikahi.
- Peranan Konselor : Seorang guru dan interpreter pengalaman (analisis)
Treatment : individual  kadang-kadang dengan keluarga
Tujuan Treatment :
Untuk memecahkan interaksi yang tidak berfungsi dalam keluarga yang didasarkan pada proses unconsciousness, untuk merubah disfungsional individu.
Teknik :
Transference, analisa mimpi, konfrontasi, focusing pada kekuatan-kekuatan, riwayat hidup.
Aspek-aspek yang unik :
- Konsentrasi pada potensi dalam perilaku individu
- mengukur defence mechanism (mekanisme pertahanan diri) yang dasar dalam hubungan keluarga,

KONSELING KELUARGA EXPERIENTIAL (Pengalaman)
Dasar pemikiran
Masalah-masalah keluarga berakar dari perasaan-perasaan yang di tekan, kekakuan, penolakan / pengabaian impuls-impuls, kekurangwaspadaan, dan kematian emosional.

Peran konselor
Konselor menggunakan pribadinya sendiri. Mereka harus terbuka, spontan, empatic, sensitive dan harus mendemonstrasikan perhatian dan penerimaan. Mereka harus memperlakukan dengan terapi regresi dan mengajari anggota keluarga keterampilan-keterampilan baru dalam mengkomunikasikan perasaan-perasaan secara gamblang.

Unit Treatment
Difocuskan pada individu dan ikatan-ikatan pasangan.

Tujuan Treatment
Untuk mengukur pertumbuhan, perubahan, kreativitas, fleksibilitas, spontanitas dan playfulness, untuk membuat terbuka apa yang tertutup, untuk mengembangkan ketertutupan emosional dan mengurangi kekakuan, untuk membuka defencedefence, serta untuk meningkatkan self-esteem.

Teknik
Keterampilan-keterampilan komunikasi  , terapi seni keluarga, role-playing, rekonstruksi keluarga, tidak memperhatikan teori-teori dan menekankan pada intuitive spontan, berbag perasaan dan membangun atmosfer emosional mendalam dan memberi sugesti-sugesti serta arahan-arahan.

Aspek-aspek unik
Mempromosikan kreativitas dan spontanitas dalam keluarga, mendorong anggota-anggota keluarga untuk mengubah peran mengembangkan pengertian terhadap diri sendiri dan pengertian pada yang lain, humanistik dan memperlakukan seluruh anggota keluarga dengan status yang sama, mengembangkan kewaspadaan perasaan di dalam dan diantara anggota keluarga, mendorong pertumbuhan.

 KONSELING KELUARGA BEHAVIORAL
Dasar pemikiran
Perilaku dipertahankan atau dikurangi melalui konsekuensi-konsekuensi, perilaku maladaptive dapat diubah (dihapus) atau dimodifikasi.
Perilaku adaptive dapat dipelajari, melalui kognisi, rational maupun irational. Perilaku dapat dimodifikasi dan hasilnya akan membawa perubahan-perubahan.

Peran konselor
Directiv, melakukan pengukuran dan intervensi dengan hati-hati, konselor tampak seperti guru, ahli dan pemberi penguat, dan focus pada problem masa sekarang.

Unit Treatment
Training orang tua, hubungan perkawinan dan komunikasi pasangan dan treatment pada disfungsi sexual, menekankan pada interaksi pasangan, kecuali dalam terapi peran keluarga.

Tujuan treatment
Untuk menimbulkan perubahan melalui modifikasi pada antecedent-antecedent atau konsekuen-konsekuen dari perbuatan, memberikan perhatian spesial untuk memodifikasi konsekuensi-konsekuensi, menekankan pada pengurangan perilaku yang tidak diharapkan dan menerima perilaku positif, untuk mengajarkan keterampilan sosial dan mencegah problem-problem melalui mengingatkan kembali, untuk meningkatkan kompetensi individu dan pasangan-pasangan serta memberikan pengertian tentang dinamika perilaku.

Teknik
Operant conditioning, classical conditioning, social learing theory, strategi-strategi kognitif – behavioral, tehnik systematic desensitization, reinforcement positif, generalisasi, kehilangan, extinction, modeling, timbal balik, hukuman, token-ekonomis, quid proquo exchanges, perencanaan, metode – metode  psikoedukasional.

Aspek-aspek unik
- Pendekatan-pendekatannya secara langsung melalui observasi, pengukuran, dan penggunaan teori ilmiah. Menekankan pada treatment terhadap problem masa sekarang. Memberikan waktu khusus untuk mengajarkan keterampilan-keterampilan sosial khusus dan mengurangi keterampilan yang tak berguna.
- Hubungan dibangun diatas kontrol positif dan lebih pada penerangan prosedur-prosedur pendidikan dibanding hukuman.
- Behaviorisme adalah intervensi yang simple dan pragmatis dengan teknik-teknik yang bermacam-macam.

KONSELING KELUARGA STRUKTURAL

Dasar pemikiran
- Suatu patologi keluarga muncul akibat dari perkembangan rekasi yang disfungsional.
- Fungsi-fungsi keluarga meliputi struktur keluarga, sub-systems dan keterikatannya.
Peran Konselor
- Konselor memetakan aktivitas mental dan kerja keluarga dalam sesi konseling.
- Seperti sutradara teater, mereka memberi instruksi pada keduanya untuk berinteraksi melalui ajakan-ajakan dan rangkaian aktivitas spontan.
Unit treatment
- Keluarga sebagai satu system atau sub-system, tanpa mengabaikan kebutuhan individu.
Tujuan
- Mengungkap perilaku-perilaku problematik sehingga konselor dapat mengamati dan membantu mengubahnya ; untuk membawa perubahan-perubahan struktural di dalam keluarga ; seperti pola-pola organisasional dan rangkaian perbuatan.
Teknik
- Kerjasama, akomodating, restrukturusasi, bekerja dengan interaksi (ajakan,perilaku-perilaku spontan), pendalamam, ketidakseimbangan, reframing, mengasah kemampuan dan membuat ikatan-ikatan.
Aspek-aspek unik
- Yang utama adalah membangun keluarga-keluarga dengan sosioekonomis yang rendah, masalah difokuskan untuk masa sekarang, umumnya dilaksanakan kurang dari 6 bulan, konselor dan keluarga sama-sama aktif.

KONSELING KELUARGA SOLUTION FOCUSED

Menurut Jay Haley dan Cloe Madanes; keluarga bermasalah akibat dinamika dan struktur keluarga yang dan rasa aman.
Dasar Pemikiran
Orang dan keluarga dapat berubah dengan cepat. Treatment (perlakuan) dapat sederhana dan pragmatis dan berkonsentrasi pada perubahan perilaku symptomatic dan peran-peran yang kaku. Perubahan akan muncul melalui ajakan-ajakan , cobaan berat (siksaan), paradox, pura-pura/dalih dan ritual-ritual (strategic and systemic therapis), difokuskan pada pengecualian terhadap disfungsionalitas, solusi-solusi hipotetik dan perubahan-perubahan kecil. (solution-focused therapies).
Peran Konselor
- Konselor menanggapi munculnya daya tahan/perlawanan dalam keluarga dan mendesign rangkaian cerita tentang strategi-strategi untuk memecahkan masalah.
- Menerima munculnya perlawanan/daya tahan melalui penerimaan positif terhadap problem-problem yang dibawa keluarga. Konselor lebih seperti seorang dokter dalam tanggung-jawab terhadap keberhasilan treatment dan harus merencanakan dan membangun strategi-strategi.
Unit treatment
- Keluarga sebagai suatu system, meskipun pendekatan-pendekatannya secara selektif dipergunakan pada pasangan-pasangan dan individu-individu.
Tujuan treatment
- Untuk mengatasi problem-problem masa sekarang. Menemukan solusi-solusi, membawa perubahan-perubahan, menemukan target tujuan perilaku, untuk menimbulkan insigt, untuk mengabaikan hal-hal yang bukan masalah.
Tehnik
- Reframing (memasukkan dalam konotasi positif), direktif, kerelaan dan pertentangan berdasarkan pada paradox (termasuk penentuan symptom-symptom), pengembangan perubahan selanjutnya, mengabaikan interpretasi, pura-pura, hirarki kooperatif, cobaan-cobaan (siksaaan), ritual, tim, pertanyaan-pertanyaan berputar, solusi hipotetis
Aspek-aspek unik
- Terdapat penekanan pada pemeriksaan pada pemeriksaan symptom dengan cara yang positif. Treatment-nya singkat.
- Fokus pada pengubahan perilaku problematik masa sekarang. Tehniknya dirancang khusus untuk setiap keluarga. Tretment yang inovatif dan penting. Pendekaannya fleksibel, berkembang dan kreatif. Secara mudah dapat dikombinasikan dengan teori-teori lain.

TEORI KELUARGA NARRATIVE
Dasar pemikiran
Kehidupan orang dihidupkan menurut/sesuai dengan pemaknaannya. Keluarga yang mengatur kembali kehidupannya dan membuat kisah-kisahnya dengan lebih bermakna akan hidup lebih sehat.
Peran Konselor
Memberikan pertanyaan-pertanyaan dan penilai makna satu situasi bagi keluarga dan membantu mereka membuat kisah baru bagi kehidupan mereka.
Unit treatment
Seluruh anggota keluarga, bila memungkinkan.
Tujuan treatment
Mengajak keluarga untuk melihat pada kekhususan-kekhususan. Pada dilemmadilemma mereka untuk memfokuskan pada penyelesaian problem mereka.
Tehnik
- Eksternalisasi masalah, mengukur bagaimana masalah dan orang-orang saling mempengaruhi, mengembangkan dilemma-dilemma, peramalan kemundurankemunduran, penggunaan pertanyaan-pertanyaan untuk mengubah persepsi
- keluarga, menulis surat pada keluarga, penyelenggaraan bantuan pada teratment penutup.
Aspek-aspek unik
- Pendekatan ini didasarkan lebih pada penalaran narrative (pemaknaan cerita/kisah) dibanding pada teori system.
- Menekankan pada eksternalisasi problem, mengatur kembali kehidupan, penggunaan pertanyaan untuk mengubah persepsi-persepsi keluarga dan menulis surat pada keluarga sebagai satu cara mendapatkan umpan balik dan melakukan catatan-catatan klinis.

PERAN INTERVENSI PADA KONSELING KELUARGA
1. Sebagai penilai mengenai; masalah, sasaran intervensi, kekuatan dan strategi keluarga, kepercayaan dan etnik keluarga. Eksplorasi pada: reaksi emosi keluarga terhadap trauma dan transisi, komposisi, kekuatan dan kelemahan, informasi yang dimiliki, kebutuhan-kebutuhan keluarga, kesiapan untuk intervensi dan dirujuk pada ahli lain.
2. Pendidik/pemberi informasi agar keluarga siap beradaptasi terhadap perubahan-perubahan
3. Pengembang sistem support
4. Pemberi tantangan
5. pemberi fasilitas prevensi (pencegahan) dengan mempersiapkan keluarga dalam menghadapi stress.

PROSES KONSELING
1. Melibatkan keluarga, pertemuan dilakukan di rumah, sehingga konselor mendapat informasi nyata tentang kehidupan keluarga dan dapat merancang strategi yang cocok untuk membantu pemecahan problem keluarga.
2. penilaian Problem/masalah yang mencakup pemahaman tentang kebutuhan, harapan, kekuatan keluarga dan riwayatnya.
3. Strategi-strategi khusus untuk pemberian bantuan dengan menentukan macam intervensi yang sesuai dengan tujuan.
4. Follow up, dengan memberi kesempatan pada keluarga untuk tetap berhubungan dengan konselor secara periodik untuk melihat perkembangan keluarga dan memberikan support.

Tidak ada komentar: