Sabtu, 29 Oktober 2011

Karakteristik Anak dengan kebutuhan khusus (Tunanetra)

Setiap anak dengan kebutuhan khusus memiliki karakteristik (ciri-ciri) tertentu yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Untuk keperluan identifikasi, di bawah ini akan disebutkan ciri-ciri yang menonjol dari masing-masing jenis anak dengan kebutuhan khusus.

I. PENGERTIAN TUNANETRA
Tunanetra berasal dari kata tuna dan netra, yang masing-masing berarti rusak/tidak memiliki dan mata/penglihatan, jadi tunanetra berarti rusak penglihatan. Sedangkan pengertian tunanetra dilihat dari kacamata pendidikan : menurut Barraga N (1983:25) adalah “Individu yang mengalami gangguan fungsi penglihatan untuk mengikuti belajar dan mencapai prestasi secara maksimal”.

II. KLASIFIKASI ANAK TUNANETRA

A. Didasarkan pada usia.
1. Anak tunanetra pra sekolah, adalah anak tunanetra yang berusia kurang dari lima tahun.
2. Anak tunanetra usia sekolah, adalah anak tunanetra yang berusia enam sampai delapan belas tahun yang mengikuti pendidikan formal.
3. Para tunanetra yang berusia lima belas tahun atau lebih dan sudah tidak atau belum pernah mengikuti pendidikan formal.

B. Didasarkan pada saat terjadinya ketunanetraan
1. Mereka yang tunanetra pada saat prenatal atau sebelum berusia empat tahun. Bagi mereka, ingatan mengenai pengalaman visual yang mungkin ada akan hilang dalam waktu yang cepat.
2. Mereka yang menjadi tunanetra pada usia empat sampai enam tahun. Mereka akan tetap memiliki ingatan visual yang cukup berarti.
3. Mereka yang menjadi tunanetra pada usia antara tujuh sampai dengan usia dewasa awal. Mereka pada umumnya akan mengalami guncangan batin yang diwarnai oleh tahap perkembangan jiwa masing-masing.

C. Didasarkan pada tingkat ketunanetraan
1. Tunanetra golongan buta
a. Mereka yang sama sekali tidak memiliki atau hampir tidak memiliki persepsi visual.
b. Mereka yang hanya memiliki persepsi cahaya.
c. Mereka yang memiliki persepsi sumber cahaya. Mereka menggunakan tanda-tanda braile sebagai media baca dan pengajaran.
2. Tunanetra Golongan kurang lihat.
a. Mereka yang memiliki persepsi benda-benda ukuran besar (benda-benda berukuran 1 dm atau lebih besar). Mereka masih membutuhkan tanda-tanda braille sebagai media baca dan pengajaran.
b. Mereka yang memiliki persepsi benda-benda sedang (benda-benda berukuran 1 dm dan 2 cm). Diantara mereka ada yang membutuhkan tanda-tanda braile, dan ada yang menggunakan huruf dan tanda visual yang diperbesar.
c. Mereka yang memiliki persepsi benda-benda ukuran kecil (benda-benda berukuran 2 cm atau lebih kecil). Mereka pada umumnya dapat menggunakan huruf dan tanda visual sebagai media baca dan pengajaran.

III. FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KETUNANETRAAN
1. Faktor Keturunan
2. Faktor sebelum lahir (Pranatal)
- Ketika dalam kandungan kekurangan gizi, terkena infeksi, keracunan.
- Waktu hamil, ibunya menderita penyakit kronis.
- Aborsi yang gagal.
3. Faktor ketika lahir (Natal)
- Kelahiran yang lama, kehabisan cairan
- Kelahiran dibantu alat mengenai syaraf
4. Faktor sesudah lahir (Posnatal)
- Karena sakit
- Karena salah obat
- Karena kecelakaan

IV. KARAKTERISTIK ANAK TUNA NETRA
1. Secara fisik
- Jalan tegak
- Tangan selalu di depan
- Berjalan tersendat
2. Ciri khas dalam intelegensi
- Intelegensi anak tunanetra sama dengan anak nomal pada umumnya. Ada yang cerdas, ada yang rata-rata, ada yang rendah.
3. Ciri khas dalam soal
- Menutup diri
- Egois
- Mengenal orang lewat suara/rabaan
- Antisipasi terhadap orang yang pernah mengecewakannya

Tunanetra/anak yang mengalami gangguan penglihatan

1. a. Tidak mampu melihat
2. b. Tidak mampu mengenali orang pada jarak 6 meter
3. Kerusakan nyata pada kedua bola mata,
4. Sering meraba-raba/tersandung waktu berjalan,
5. Mengalami kesulitan mengambil benda kecil di dekatnya,
6. Bagian bola mata yang hitam berwarna keruh/besisik/kering,
7. Peradangan hebat pada kedua bola mata,
8. Mata bergoyang terus.

Nilai standar : 4 (di luar a dan b), maksudnya, jika a dan b terpenuhi, maka tidak perlu menghitung urutan berikutnya.

Tidak ada komentar: