Rabu, 03 Agustus 2011

Manakah Susu Formula Terbaik?

ASI adalah susu yang terbaik bagi anak. Susu formula terbaik adalah susu yang sesuai dengan kondisi anak dan tidak menimbulkan gangguan. Bukan karena yang disukai, termahal, terkenal atau yang mengandung berbagai macam kandungan kecerdasan



ASI adalah merupakan makanan terbaik untuk bayi dan anak. Tetapi menjadi masalah bila anak tidak dapat mengkonsumsi ASI dengan cukup karena berbagai kondisi dan keadaan. Penggunaan PASI (Pengganti ASI) menjadi alternatif yang tidak dapat dihindarkan. Orang tua sering dihadapkan pada masalah pemilihan jenis susu formula yang tepat dan baik untuk bayi. Masalah ini diperumit dengan semakin banyaknya susu formula yang beredar di pasaran. Informasi tentang pemahaman pemilihan jenis susu semakin banyak didapatkan, baik dari dokter, sales promotion di supermarket, iklan di media cetak dan elektronik, brosur atau dari pengalaman ibu lainnya.

Informasi yang beragam inilah yang kadang membingungkan orang tua, karena sering sangat berbeda dan berlawanan. Seorang ibu mendapat advis dari dokter bahwa anaknya harus memakai susu A. Saat mencari susu tersebut di supermarket mendapat informasi dari seorang SPG (Sales Promotion Girl) bahwa susu A mungkin tidak cocok karena tidak bisa menggemukkan jadi harus dengan susu B. Sesampai di rumah si ibu mencoba "curhat" pertelepon dengan temannya. Si teman mengatakan bahwa anaknya bisa gemuk dengan susu C karena lebih terkenal dan lebih mahal. Dengan perasaan bingung si Ibu mencoba konsultasi ke dokter lainnya ternyata advisnya berbeda lagi, anak harus minum susu D.

Contoh tersebut menunjukkan bahwa kesulitan pemilihan jenis susu banyak dialami oleh para orang tua terutama yang mempunyai anak alergi atau gangguan pencernaan. Pemilihan susu formula yang tidak tepat akan mengakibatkan gangguan beberapa fungsi dan organ tubuh seperti diare, sering batuk, sesak dan sebagainya. Gangguan sistem tubuh tersebut ternyata dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan serta mempengaruhi dan memperberat gangguan perilaku anak.

Pemilihan susu terbaik bagi anak harus dilakukan secara cermat dan teliti. Susu merupakan makanan bayi dan anak yang dikonsumsi setiap hari dalam jumlah banyak dan jangka panjang. Bila susu tersebut tidak cocok bisa menimbulkan gangguan tumbuh kembang yang terjadi terjadi terus menerus dalam jangka panjang.



PEMILIHAN SUSU FORMULA TERBAIK

Susu formula bayi adalah cairan atau bubuk dengan formula tertentu yang diberikan pada bayi dan anak-anak. Mereka berfungsi sebagai pengganti ASI. Susu formula memiliki peranan yang penting dalam makanan bayi karena seringkali bertindak sebagai satu-satunya sumber gizi bagi bayi. Karenanya, komposisi susu formula yang diperdagangkan dikontrol dengan hati-hati dan FDA (Food and Drugs Association/Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika) mensyaratkan produk ini harus memenuhi standar ketat tertentu.

Secara umum prinsip pemilihan susu yang tepat dan baik untuk anak adalah susu yang sesuai dan bisa diterima sistem tubuh anak. Susu terbaik harus tidak menimbulkan gangguan saluran cerna seperti diare, muntah atau kesulitan buang air besar. Susu yang terbaik juga harus tidak menimbulkan gangguan lainnya seperti batuk, sesak, gangguan kulit dan sebagainya. Penerimaan terhadap susu pada setiap anak sangat berbeda. Anak tertentu bisa menerima susu A, tetapi anak lainnya bila minum susu A terjadi diare atau muntah.

Susu yang paling enak dan disukai bukan merupakan pertimbangan utama pemilihan susu. Meskipun susu tersebut disukai anak, tetapi bila menimbulkan banyak gangguan fungsi dan sistem tubuh maka akan menimbulkan banyak masalah kesehatan bagi anak. Tetapi sebaliknya bila gangguan saluran cerna anak baik dan tidak terganggu maka nafsu makan atau minum susu pada anak tidak akan terganggu.

Harga susu yang mahal dan merek yang terkenal juga bukan merupakan jaminan bahwa susu tersebut yang terbaik. Keterkenalan merek susu formula tertentu di suatu negara atau daerah sebenarnya lebih karena pertimbangan keberhasilan strategi pemasaran dan penyediaan barang. Hal ini dapat dillihat bahwa susu dengan penjualan tertinggi di negara satu dengan negara lainnya di dunia sangat berbeda dan bervariasi.

Penambahan AA, DHA, Spingomielin pada susu formula sebenarnya tidak merupakan pertimbangan utama pemilihan susu yang terbaik. Penambahan zat yang diharap berpengaruh terhadap kecerdasan anak memang masih sangat kontroversial. Banyak penelitian masih bertolak belakang untuk menyikapi pendapat tersebut. Beberapa penelitian menunjukkan pemberian AA dan DHD pada penderita prematur tampak lebih bermanfaat. Sedangkan pemberian pada bayi cukup bulan (bukan prematur) tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna mempengaruhi kecerdasan. Sehingga ESPGAN, British Nutrition Foundation, dan WHO/FAO hanya merekomendasikan pemberian AA dan DHA hanya pada bayi prematur saja.

Penjualan susu formula adalah merupakan bisnis perdagangan yang sangat besar dan sangat menggiurkan. Setiap hari kita disuguhi promosi susu formula yang demikian gencar. Semua produsen susu berlomba-loba mengangkat isu kecerdasan dengan mengandalkan AA, DHA, Spingomielin dan sebagainya. Karena sangat gencarnya promosi "susu kecerdasan" ini, banyak orangtua menolak bila susu anaknya tidak mengandung AA dan DHA. Fenomena ini merubah perilaku produsen untuk selalu menambah zat kecerdasan pada semua produk susu dan makanan anak. Sehingga akhirnya penambahan kandungan AA dan DHA kesannya hanya untuk kepentingan bisnis belaka.

Penambahan prebiotik atau sinbiotik untuk memperbaiki saluran cerna bukanlah yang utama. Selama bahan dasar susu formula tersebut bisa diterima saluran cerna, maka penambahan kandungan tersebut tidak terlalu bermanfaat. Sebaliknya meskipun terdapat zat tersebut, tetapi bila beberapa kandungan dalam susu sapi tidak bisa diterima saluran cerna juga tidak akan memperbaiki keadaan. Bila terdapat masalah gangguan saluran cerna berkepanjangan yang penting adalah mencari jenis susu atau makanan lainnya yang dapat mengganggu saluran cerna tersebut.



MENGAPA SUSU FORMULA TIDAK COCOK

Pengaruh ketidakcocokan terhadap susu formula bisa disebabkan karena reaksi simpang makanan bisa karena reaksi alergi atau reaksi nonalergi. Alergi susu sapi adalah suatu kumpulan gejala yang mengenai banyak organ dan sIstem tubuh yang ditimbulkan oleh alergi terhadap susu sapi. Reaksi hipersensitif terhadap protein susu sapi dengan keterlibatan mekanisme sistem imun. Alergi terhadap susu formula yang mengandung protein susu sapi merupakan suatu keadaan dimana seseorang memiliki sistem reaksi kekebalan tubuh yang abnormal terhadap protein yang terdapat dalam susu sapi. Sistem kekebalan tubuh bayi akan melawan protein yang terdapat dalam susu sapi sehingga gejala-gejala reaksi alergi pun akan muncul. Reaksi non alergi atau reaksi simpang makanan yang tidak melibatkan mekanisme sistem imun dikenal sebagai intoleransi. Intoleransi ini bisa terjadi ketidakcocokan terhadap laktosa, gluten atau jenis lemak tertentu.

Reaksi simpang makanan tersebut terjadi karena ketidakcocokan beberapa kandungan didalam susu formula. Bisa terjadi karena ketidakcocokan terhadap kandungan protein susu sapi (kasein), laktosa, gluten, zat warna, aroma rasa (vanila, coklat, strawberi, madu dll), komposisi lemak, kandungan DHA, minyak jagung, minyak kelapa sawit dan sebagainya.

GEJALA REAKSI ALERGI SUSU SAPI ATAU REAKSI SIMPANG SUSU FORMULA

Gangguan akibat ketidakcocokan susu formula bisa timbul karena reaksi cepat atau timbulnya gejala kurang dari 8 jam. Pada reaksi lambat atau gejala baru timbul setelah lebih dari 8 jam, atau kadang setelah minum susu 5 atau 7 hari baru timbul keluhan. Tanda dan gejala ketidakcocokan susu formula atau alergi susu hampir sama dengan alergi makanan. Gangguan tersebut dapat mengganggu semua organ tubuh terutama pencernaan, kulit, saluran napas dan organ lainnya.



Tabel 1. Manifestasi klinis yang sering diperberat dan dikaitkan karena reaksi alergi atau reaksi simpang susu formula



•o Saluran cerna : Pada bayi : sering muntah/gumoh, kembung,"cegukan", sering buang angin, sering "ngeden atau mulet", sering rewel,gelisah atau kolik terutama malam hari) dan sering minta minum. Sering buang air besar (> 3 kali perhari), tidak BAB tiap hari. Kotoran berbau tajam, warna hijau atau berak darah. Lidah/mulut sering timbul putih, Karena sering ngeden beresiko terjadi Hernia Umbilikalis (pusar), Scrotalis dan inguinalis.

Pada anak lebih besar : mulut berbau, sulit buang air besar, BAB tidak tiap hari, kotoran bulat-bulat seperti kotoran kambing, berbau tajam, warna hijau tua atau hitam, nyeri perut.

•o Kulit sensitif, sering timbul bintik atau bisul kemerahan terutama di pipi, telinga dan daerah yang tertutup popok. Kerak di daerah rambut.Timbul bekas hitam seperti tergigit nyamuk. Kotoran telinga berlebihan. Kulit Kepala Berkerak. Pembesaran kelenjar di belakang kepala atau leher. Sering berkeringat (berlebihan), kepala, telapak tangan atau telapak kaki sering teraba sumer/hangat.

•o Saluran napas : Pada bayi : Napas grok-grok, kadang disertai batuk ringan, terutama malam dan pagi hari. Sering bersin, pilek, kotoran hidung banyak, Bila tidur kepala sering miring ke salah satu sisi karena hidung buntu sebelah. Minum ASI sering tersedak atau minum dominan hanya satu sisi bagian payudara. Mata sering berair atau sering timbul kotoran mata (belekan) salah satu sisi/kedua sisi.

Pada anak besar : sering batuk, batuk lama (>2 minggu), pilek, (terutama malam dan pagi hari siang hari hilang) sinusitis, bersin, sesak, astma dan suara serak.



Reaksi simpang makanan seperti ketidakcocokan susu formula terutama mengganggu sistem saluran cerna. Gangguan saluran cerna tersebut kadang mengakibatkan gangguan permeabilitas pada saluran cerna atau leaky gut. Banyak penelitian terakhir mengungkapkan bahwa gangguan saluran cerna kronis dengan berbagai mekanisme imunopatofisiologis dan imunopatobiologis ternyata dapat mengakibatkan gangguan neurofungsional otak. Gangguan fungsi otak tersebut mempengaruhi gangguan perilaku seperti gangguan konsentrasi, gangguan emosi, gangguan tidur, keterlambatan bicara, gangguan konsentrasi hingga memperberat gejala ADHD dan Autis.



Tabel 2. Gangguan perilaku dan motorik (gangguan neuroanatomis dan neurofisiologis) yang sering diperberat dan dikaitkan karena reaksi alergi atau reaksi simpang susu formula

•o Gangguan neuroanatomis : mudah kaget bila ada suara yang mengganggu. Gerakan tangan, kaki dan bibir sering gemetar, sakit kepala, migrain

•o Gerakan motorik berlebihan atau hiperkinetik :

usia < 6 bulan: mata/kepala bayi sering melihat ke atas. Tangan dan kaki bergerak berlebihan, usia > 6 bulan bila digendong sering minta turun atau sering bergerak/sering menggerakkan kepala ke belakang-membentur benturkan kepala. Sering bergulung-gulung di kasur, menjatuhkan badan di kasur ("smackdown"}, sering memanjat. Perilaku "tomboy" pada anak perempuan

•o Gangguan tidur (biasanya malam hari) gelisah/bolak-balik ujung ke ujung, bila tidur posisi "nungging", berbicara, tertawa, berteriak dalam tidur, sulit tidur. Pada anak lebih besar, malam sering terbangun/duduk,mimpi buruk, "beradu gigi"

•o Agresif dan emosi meningkat : sering memukul kepala sendiri,orang atau benda di sekitarnya. Sering menggigit, menjilat, mencubit, menjambak (spt "gemes"). Mudah marah, keras kepala sering berteriak.

•o Gangguan konsentrasi dan gangguan belajar : Cepat bosan terhadap sesuatu aktifitas (kecuali menonton televisi, baca komik atau main game), tidak bisa belajar lama, terburu-buru, tidak mau antri, tidak teliti, sering kehilangan barang atau sering lupa, nilai pelajaran naik turun drastis. Nilai pelajaran tertentu baik, tapi pelajaran lain buruk. Sulit menyelesaikan pelajaran sekolah dengan baik.Sering mengobrol dan mengganggu teman saat pelajaran, biasanya tampak cerdas dan pintar.

•o Gangguan koordinasi dan keseimbangan motorik kasar :

Bolak-balik, duduk, merangkak terlambat atau tidak sesuai usia. Berjalan sering terjatuh dan terburu-buru, sering menabrak, jalan jinjit, duduk leter W/kaki ke belakang. Gangguan mengunyah atau menelan, tidak mau makan berserat seperti sayur atau daging atau terlambat kemampuan makan nasi tim (normal usia 9 bulan) atau nasi (normal usia 1 tahun)

•o Keterlambatan bicara: Perbendaharaan kata kurang dari 5 kata pada umur 15 bulan, kemampuan bicara atau ngoceh-ngoceh hilang dari yang sebelumnya bisa. Bila tidak ada gangguan kontak mata, gangguan pendengaran, dan gangguan intelektual biasanya usia lebih 2 tahun membaik.

•o Memperberat gejala dan perilaku ADHD (hiperaktif) dan AUTIS (hiperaktif, keterlambatan bicara, gangguan sosialisasi



BERBAGAI JENIS SUSU FORMULA

Susu sebagai minuman utama pada bayi terdiri dari ASI, PASI atau susu formula (comercial formula) dan Non Formula. ASI merupakan makanan bayi yang paling sempurna, kandungan gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal pada anak. ASI juga mengandung zat untuk perkembangan kecerdasan, zat kekebalan (mencegah dari berbagai penyakit) dan dapat menjalin hubungan cinta kasih antara bayi dengan ibu. Manfaat bagi ibu dapat mengurangi perdarahan setelah melahirkan, mempercepat pemulihan kesehatan ibu, menunda kehamilan, mengurangi risiko terkena kanker payudara, dan merupakan kebahagiaan tersendiri bagi ibu.

PASI (Pengganti Air Susu Ibu) adalah merupakan alternatif terakhir bila memang ASI tidak keluar, kurang atau mungkin karena sebab lainnya. PASI adalah makanan bayi yang secara tunggal dapat memenuhi kebutuhan gizi bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi sampai berumur enam bulan. PASI dapat dikelompokkan menjadi susu formula awal (starting formula), susu lanjutan (Followup Formula) dan susu formula khusus (specific formula). Starting Formula biasanya diberikan sejak lahir sebelum usia 6 bulan dan Followup Formula diberikan di atas usia 6 bulan.

Spesific formula merupakan formula khusus yang diberikan pada bayi yang mengalami gangguan malabsorbsi, alergi, intoleransi ataupun penyakit metabolik. Susu formula khusus ini sangat banyak dan bervariasi yang berisi formula tertentu bagi keadaan yang tertentu pula. Di antaranya adalah susu hidrolisa protein ektensif seperti Pepti junior, pregestimil. Golongan susu ini termasuk yang paling aman karena komposisinya tanpa laktosa, mengandung banyak lemak MCT (monochain trigliserida) dan protein susu yang lebih mudah dicerna. Susu formula khusus ini digunakan untuk penderita alergi susu sapi, alergi susu kedelai, malabsorspsi dan sebaginya.

Susu formula khusus lainnya adalah susu hidrolisat protein parsial, seperti NAN HA atau Enfa HA. Golongan susu ini biasanya digunakan untuk bayi yang beresiko alergi atau untuk mencegah gejala alergi agar tidak semakin memberat di kemudian hari. Untuk pencegahan alergi biasanya hanya digunakan sejak lahir hingga usia 6 bulan. Sebenarnya susu ini bukan digunakan untuk penderita alergi susu sapi. Tetapi dalam keadaan gejala alergi yang ringan tampaknya penggunaan susu ini sangat bermanfaat.

Susu formula khusus kedelai atau susu formula soya adalah susu formula khusus yang mengandung bahan dasar kedelai sebagai pengganti susu sapi. Susu formula soya yang saat ini beredar di Indonesia adalah isomil, nutrisoya, prosobee dan sebagainya. Susu formula khusus lainnya adalah susu bebas atau rendah laktosa. Susu formula khusus ini digunakan untuk penderita intoleransi laktosa, misalnya Bebelac FL, Similac LF dan sebagainya,

Non formula, merupakan susu yang sebenarnya tidak memenuhi syarat sebagai PASI. Contoh susu non formula adalah susu sapi segar, susu skim atau susu kental manis. Susu ini komposisinya tidak sesuai dengan komposisi yang direkomendasikan oleh FDA atau komposisinya tidak sesuai dengan kebutuhan bayi. Susu formula sangat berbeda dengan susu sapi murni, meski bahan baku susu formula dari susu sapi. Dalam susu formula, ada tambahan nutrisi yang sudah terukur dan disesuaikan dengan gizi yang dibutuhkan bayi. Karena itu, pemberian susu formula kepada bayi harus sesuai dengan kebutuhan bayi dan kandungan yang telah dianjurkan.



STRATEGI PEMILIHAN SUSU FORMULA

Bagaimana strategi atau langkah yang tepat dalam melakukan pemilihan susu formula yang terbaik bagi anak. Langkah awal yang harus dilakukan adalah menentukan apakah anak mempunyai resiko alergi atau intoleransi susu sapi. Resiko ini terjadi bila ada salah satu atau kedua orangtua pernah mengalami alergi, asma atau ketidak cocokan terhadap susu sapi. Langkah ke dua, harus cermat dalam mengamati kondisi dan gangguan yang terjadi pada anak sejak lahir. Gejala yang harus diamati adalah gejala gangguan saluran cerna, gangguan perilaku dan gangguan organ tubuh lainnya sejak bayi lahir

Bila terdapat resiko alergi dan gejala lain seperti di atas, harus lebih cermat dalam melakukan pemilihan susu. Kalau perlu lakukan konsultasi lebih jauh kepada dokter spesialis alergi anak, gastroenterologi anak atau metabolik dan endokrinologi anak cermati gangguan organ tubuh yang terjadi terus menerus dan terjadi jangka panjang seperti sering batuk, sesak, diare (buang air besar > 2 kali perhari), sulit buang air besar. Bila terjadi sebaiknya harus lebih dicermati apakah gangguan ini berkaitan karena ketidakcocokan susu formula.

Sering terjadi overdiagnosis dalam menentukan anak menderita alergi susu sapi. Sebaiknya jangan terlalu cepat memvonis alergi susu sapi pada bayi. Reaksi alergi yang timbul bukan saja terjadi karena susu formula. Dalam pemberian ASI, diet yang dikonsumsi ibu juga dapat mengakibatkan gangguan alergi. Dalam keadaan bayi mengalami infeksi batuk, panas dan pilek sering mengalami gangguan seperti reaksi alergi khususnya pada kulit, saluran cerna dan hipersekresi bronkus (lendir yang berlebihan). Hal lain sering terjadi anak divonis alergi susu sapi padahal sebelumnya penggunaan susu sapi tidak menimbulkan masalah kesehatan. Alergi susu sapi biasanya semakin pertambahan usia akan semakin membaik, bukan sebaliknya. Alergi susu sapi biasanya terjadi sejak lahir. Bila gejala alergi baru timbul di atas usia 6 bulan, penyebabnya sangat mungkin bukan susu sapi. Kita harus mencermati alergi terhadap makanan lainnya yang biasanya mulai dikenalkan pada usia tersebut. Penderita alergi makanan, selain alergi terhadap susu sapi juga mengalami alergi terhadap makanan tertentu.

Bila mencurigai ketidakcocokan susu formula, jangan terlalu cepat memvonis susu sapi adalah penyebabnya. Ketidakcocokan susu formula belum tentu hanya karena kandungan susu sapinya. Gangguan bisa timbul karena kandungan yang terdapat dalam susu formula seperti gluten, zat warna, aroma rasa (vanila, coklat, strawberi, madu dll), komposisi lemak, kandungan DHA, minyak jagung, minyak kelapa sawit dan sebagainya. Proses pengolahan bahan dasar susu sapi ternyata juga bisa berpengaruh. Beberapa cara proses pengolahan susu sapi tertentu dapat menghilangkan protein tertentu yang dapat menyebabkan gangguan alergi. Perbedaan ini dapat diamati dengan perbedaan bau susu formula tersebut. Susu sapi formula satu dengan yang lainnya kadang bau ketajaman susu sapinya berbeda.

Penggantian ketidakcocokan susu formula tidak harus selalu dengan susu soya atau susu hipoalergenik. Jadi, bila mencurigai ketidakcocokan susu jangan terlalu cepat mengganti dengan susu soya atau susu hipoalergi lainnya. Bila gangguannya ringan dengan penggantian susu sapi formula yang sejenis gangguan tersebut dapat berkurang. Misalnya, penggantian susu yang tidak mengandung DHA gangguan kulit bisa menghilang. Buang air besar yang sulit dengan pengantian susu sapi tertentu yang tidak mengandung kelapa sawit gangguannya membaik. Demikian pula gangguan penderita yang sering batuk, dengan mengganti susu sapi formula tertentu dapat mengurangi gangguan itu.

Selain ketidakcocokan susu, pertimbangan berikutnya dalam pemilihan susu adalah masalah harga. Sesuaikan pemilihan jenis susu dengan kondisi ekonomi keluarga. Harga susu tidak secara langsung berkaitan dengan kualitas kandungan gizinya. Meskipun susu tersebut murah belum tentu kalori, vitamin dan mineralnya kurang baik. Selama jumlah, jenisnya sesuai untuk usia anak dan tidak ada gangguan maka itu adalah susu yang terbaik untuk tumbuh kembang anak tersebut.

Secara umum semua susu formula yang beredar di Indonesia dan di dunia kandungan gizinya sama. Karena harus mengikuti standard RDA (Recomendation Dietery Allowence) dalam jumlah kalori, vitamin dan mineral harus sesuai dengan kebutuhan bayi dalam mencapai tumbuh kembang yang optimal. Dengan kata lain penggunaan apapun merek susu sapi formula yang sesuai kondisi dan usia anak selama tidak menimbulkan gangguan fungsi tubuh adalah susu yang terbaik untuk anak tersebut.

Perbedaan harga tersebut mungkin dipengaruhi oleh penambahan kandungan AA, DHA dan sebagainya di dalam susu formula. Pertimbangan lainnya yang penting adalah mudah didapat, baik dalam hal tempat pembelian dan penyediaan produk. Berganti-ganti jenis susu untuk seorang anak tidak harus dikhawatirkan selama tidak ada gangguan penerimaan susu tersebut. Bila tidak terdapat resiko dan gejala alergi langkah berikutnya coba susu formula yang sesuai usia anak apapun merek dan jenisnya. Amati tanda dan gejala yang ditimbulkan, bila tidak ada keluhan teruskan pemberian susu tersebut dengan jumlah sesuai yang dibutuhkan anak..

KESIMPULAN

Pertimbangan utama dalam pemilihan susu yang terbaik bagi anak adalah susu yang sesuai dengan kondisi anak dan tidak mengakibatkan reaksi yang mengganggu fungsi organ tubuhnya.

Pertimbangan lain adalah masalah harga harus disesuaikan dengan ekonomi keluarga serta kesediaan yang mudah dicari dan distribusi yang berkelanjutan di pasaran. Kandungan zat tambahan (AA, DHA, sinbiotik dll), harga mahal, disukai bayi dan merek terkenal bukanlah pertimbangan pemilihan susu yang terbaik bagi anak.

Secara umum semua susu formula yang beredar secara resmi di suatu negara kandungan gizinya sama. Karena mengikuti standard RDA (Recomendation Dietery Allowence) dalam jumlah kalori, vitamin dan mineral harus sesuai dengan kebutuhan bayi dalam mencapai tumbuh kembang yang optimal. Penggunaan apapun merek susu sapi formula yang sesuai kondisi dan usia anak selama tidak menimbulkan gangguan fungsi tubuh adalah susu yang terbaik untuk anak tersebut.





Dr Widodo Judarwanto SpA

KORESPONDENSI DAN KOMUNIKASI

Tidak ada komentar: