Selasa, 09 Agustus 2011

Perkembangan Dewasa Akhir 60 ke atas

Artikel Terkait Lainnya :

Memasuki lanjut usia merupakan periode akhir dalam rentang kehidupan manusia di dunia ini. Banyak hal penting yang perlu diperhatikan guna mempersiapkan memasuki masa lanjut usia dengan sebaik-baiknya. Kisaran usia yang ada pada periode ini adalah enam puluh tahun ke atas. Ada beberapa orang yang sudah menginjak usia enam puluh,tetapi tidak menampakkan gejala-gejala penuaan fisik maupun mental. Oleh karena itu, usia 65 dianggap sebagai batas awal periode usia lanjut pada orang yang memiliki kondisi hidup yang baik.
Karakteristik
1. Adanya periode penurunan atau kemunduran. Yang disebabkan oleh faktor fisik dan psikologis.
2. Perbedaan individu dalam efek penuaan. Ada yang menganggap periode ini sebagai waktunya untuk bersantai dan ada pula yang mengaggapnya sebagai hukuman.
3. Ada stereotip-stereotip mengenai usia lanjut. Yang menggambarkan masa tua tidaklah menyenangkan.
4. Sikap sosial terhadap usia lanjut. Kebanyakan masyarakat menganggap orang berusia lanjut tidak begitu dibutuhkan karena energinya sudah melemah. Tetapi, ada juga masyarakat yang masih menghormati orang yang berusia lanjut terutama yang dianggap berjasa bagi masyarakat sekitar.
5. Mempunyai status kelompok minoritas. Adanya sikap sosial yang negatif tentang usia lanjut.
6. Adanya perubahan peran. Karena tidak dapat bersaing lagi dengan kelompok yang lebih muda.
7. Penyesuaian diri yang buruk. Timbul karena adanya konsep diri yang negatif yang disebabkan oleh sikap sosial yang negatif.
8. Ada keinginan untuk menjadi muda kembali. Mencari segala cara untuk memperlambat penuaan.

Tugas Perkembangan
1. Menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik. Misalnya adanya perubahan penampilan pada wajah wanita, menggunakan kosmetik untuk menutupi tanda-tanda penuaan pada wajahnya. Pada bagian tubuh, khususnya pada kerangka tubuh, mengerasnya tulang sehingga tulang menjadi mengapur dan mudah retak atau patah.
2. Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya penghasilan keluarga.
3. Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup.
4. Menjalin hubungan dengan orang-orang disekitarnya.
5. Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan.
6. Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes dan harmonis.

Perkembangan Fisik
Kebanyakan perubahan fisik pada lansia mengalami hal yang sama, misalnya rambut yang memutih, kulit keriput, dan gigi yang tanggal. Pada periode ini penurunan fungsi organ tampak jelas.

Otak dan sistem syaraf
Sistem syaraf berubah dengan tanda adanya penurunan kecepatan belajar sesuatu yang diikiti dengan menurunnya kemampuan intelektual. Beberapa peneliti memperkirakan 5 sampai 10% neuron akan berhenti tumbuh sampai kita mencapai usia 70 tahun, setelah itu hilangnya neuron menjadi dipercepat. Aspek yang signifikan dari proses penuaan adalah pada neuron-neuron yang tidak mengganti dirinya sendiri yang menyebabkan hilangnya sebagian kecil kemampuan pada masa dewasa akhir.

Isi Perut
Mengalami perubahan bentuk karena berhentinya pertumbuhan khususnya ditandai dan diketahui lewat limpa, hati, alat reproduksi, jantung, paru-paru, pankreas, dan ginjal. Perubahan yang paling besar terjadi pada jantung dengan tanda bertambahnya ukuran jantung sesuai dengan bertambahnya usia dan terus tumbuh bahkan sampai setelah tubuh berhenti bekerja.

Perubahan Fungsi Fisiologis
Berkurangnya tingkat metabolisme dan menurunnya kekuatan otot-otot juga mengakibatkan pengaturan suhu badan menjadi sulit. Selain itu, pada usia lanjut terjadi penurunan dalam jumlah waktu tidur yang diperlukan dan kenyenyakan tidurnya. Orang usia lanjut pada umumnya menderita gangguan susah tidur (insomnia). Lalu, perubahan dalam pencernaan mungkin merupukan perubahan yang paling kelihatan dalam fungsi pengaturan pencernaan. Kesulitan dalam makan sebagian diakibatkan pada gigi yang tanggal yang merupakan gejala umum bagi orang usia lanjut dan juga karena daya penciman dan perasa yang menjadi kurang tajam. Sehingga menyebabkan jenis makanan yang paling lezat menjadi terasa tidak enak.

Perkembangan sensori
Perubahan sensori fisik pada masa dewasa akhir melibatkan semua indera pada manusia. Kebanyakan perubahan mulai terlihat pada dewasa madya tapi lebih terlihat jelas pada masa dewasa akhir. Pada usia lanjut fungsi seluruh organ pengindraan kurang mempunyai sensitifitas dan efisiensi kerja dibandingkan yang dimiliki oleh orang yang lebih muda. Lebih lanjut lagi, pemakaian kaca mata dan alat bantu dengar hampir secara sempurna dapat mengatasi kerusukan indera melihat atau kehilangan pendengaran.

Sistem peredaran darah
Tidak lama berselang terjadi penurunan jumlah darah yang dipompa oleh jantung dengan seiringnya pertambahan usia sekalipun pada orang dewasa yang sehat. Bagaimanapun, kita mengetahui bahwa ketika sakit jantung tidak muncul, jumlah darah yang dipompa sama tanpa mempertimbangakan usia pada masa dewasa. Kenyataannya para ahli penuaan berpendapat bahwa jantung yang sehat dapat menjadi lebih kuat selama kita menua dengan kapasitas meningkat bukan menurun (Fozard, 1992).
Meningkatnya tekanan darah yang terjadi akibat bertambah kerasnya dinding pembuluh arteri aorta dan pusat merupakan gejala umum bagi orang yang berusia lanjut.

Sistem pernafasan
Kapasitas paru-paru akan menurun pada usia 20 hingga 80 tahun sekalipun tanpa penyakit. Paru paru kehilangan elatisitasnya, dada menyusut, dan diafragma melemah. Meskipun begitu, berita baiknya adalah bahwa orang dewasa lanjut dapat memperbaiki fungsi paru paru dengan latihan-latihan memperkuat diafragma.

Seksualitas
Penuaan menyebabkan beberapa perubahan penurunan dalam hal seksualitas manusia, dan terdapat perubahan yang lebih banyak pada laki laki dari pada perempuan. Rubin (Harlock,...) mengatakan bahwa hubungan seksual tidak mungkin berhenti secara otomatis pada usia berapapun. Mereka yang tidak melakukan hubungan seksual pada usia lanjut, biasanya disebabkan oleh penyakit yang diderita pasangannya.

Kesehatan
Semakin tua, kemungkinan terkena beberapa penyakit atau penurunan kondisi tubuh semakin meningkat. Penyakit yang biasanya menyerang usia lanjut adalah radang sendi dan osteoporosis.
Perkembangan Kognitif

Fungsi Kognitif
Perdebatan tentang Penurunan Intelegensi
Isu mengenai penurunan intelektual selama tahun-tahun dewasa merupakan suatu hal yang provokatif. David Weschler (1972), yang mengembangkan skala intelegensi Weschler, menyimpulkan bahwa masa dewasa dicirikan dengan penurunan intelektual karena adanya proses penuaan yang dialami setiap orang. Namun, menurut Horn (1980) ada beberapa kemampuan yang menurun (kecerdasan yang mengalir) sementara kemampuan lainnya tidak (kecerdasan yang mengkristal)
Kecepatan Memproses, Mengingat, Dan Memecahkan Masalah
Sekarang telah diterima secara luas bahwa kecepatan memproses informasi mengalami penurunan pada masa dewasa akhir. Ada juga beberapa bukti yang menunjukkan bahwa orang-orang dewasa lanjut kurang mampu mengeluarkan kembali informasi yang telah disimpan dalam ingatannya dan secara efektif menggunakan imajinasi mentalnya di dalam ingatan.
Meskipun kecepatan memproses informasi kita secara pelan-pelan menurun pada masa dewasa akhir, namun terdapat variasi individual di dalam kecakapan ini. Dan ketika penurunan itu terjadi, hal ini tidak secara jelas menunjukkan pengaruhnya terhadap kehidupan kita di dalam beberapa segi yang substansial.
Penggantian pengalaman mungkin bisa menjelaskan bagaimana orang-orang yang lebih tua mempertahankan keterampilan-keterampilan mereka pada beberapa wilayah-wilayah kognitif, diantaranya ingatan dan pemecahan masalah. Jika kita mengamati ingatan dan pemecahan masalah di dalam dunia nyata, kita mungkin menemukan sedikit penurunan pada masa dewasa akhir.

Pendidikan, Pekerjaan, dan Kesehatan
Pendidikan, pekerjaan, dan kesehatan adalah tiga komponen yang paling berpengaruh dalam fungsi kognitif dari orang-orang dewasa lanjut. Pada saat ini mereka telah memperoleh pendidikan yang lebih baik. Pendidikan memiliki korelasi positif dengan skor-skor pada tes-tes intelegensi. Orang-orang dewasa lanjut mungkin melanjutkan pendidikan untuk sejumlah alasan.
Pengalaman kerja menekankan pada orientasi kognitif. Peningkatan penekanan pada proses informasi di dalam pekerjaannya mungkin mempertinggi kecakapan intelektual individu. Sedangkan, kesehatan yang buruk berkaitan dengan tes-tes intelegensi pada masa dewasa akhir. Olahraga terkait dengan perbaikan fungsi kognitif diantara orang-rang dewasa usia lanjut.

Fase Penurunan
Hipotesis fase penurunan (terminal drop hypotesis), yang menyatakan bahwa kematian didahului oleh suatu pengurangan fungsi kognitif kira-kira pada suatu periode 5 tahun pertama sebelum kematian. Jadi jarak dari kematian pada suatu populasi yang kemudian meninggal seharusnya berkorelasi dengan kemampuan pada tes-tes fungsi kognitif yang diberikan pada mereka sepanjang periode kritis 5 tahun.
Pada penelitian-penelitian yang membandingkan orang-orang dewasa lanjut dan dewasa muda yang mungkin berada pada periode 5 tahun dari kematiannya. Penyakit-penyakit kronis yang dialami orang-orang dewasa lanjut ini mungkin dapat menurunkan motivasi, kewaspadaan serta energi untuk menunjukkan kompetensi mereka ketika menjalankan tes fungsi kognitif.

Kebijaksanaan
Kebijaksanaan merupakan pengetahuan seseorang ahli mengenai aspek-aspek praktis dari kehidupan yang memungkinkan munculnya keputusan yang bermutu mengenai hal-hal yang penting dalam kehidupan. Satu aspek dari kebijaksanaan yang terlihat meningkat saat orang beranjak tua adalah ia menjadi lebih fleksibel di dalam mengubah dan mengakomodasi tujuan-tujuan hidup terhadap keadaan kehidupan yang baru dan kondisi-kondisi pribadi yang baru (Brandstadter & Renner, 1990). Orang-orang dewasa lanjut seperti halnya mereka yang lebih muda lebih cenderung mencari kepuasan dari pada mencari kesenangan yang sukar diperoleh (Dittman-Kohli,1992)
Penalaran Mekanik Dan Penalaran Pragmatis
Penalaran mekanik merupakan perangkat keras dari pikiran dan merefleksikan rancangan neurofisiologis dari otak yang berkembang secara evolutif. Pada tingkat operasional, penalaran kognitif melibatkan kecepatan dan ketepatan memproses, termasuk masukan sensoris, ingatan visual dan motorik, pembedaan, perbandingan, dan pengkategorisasian. Karena pengaruh yang kuat dari faktor biologis, hereditas, dan kesehatan pada penalaran mekanik, maka penurunan penalaran mekanik menjadi mungkin seiring dengan proses penuaan.
Sebaliknya penalaran pragmatis (cognitive pragmatis) merujuk pada dasar kultural ”perangkat lunak” dari pikiran. Pada tingkat operasional, penalran pragmatis termasuk keterampilan membaca, menulis, berbahasa, kualifikasi pendidikan, keterampilan-ketrampilan profesional, dan juga tipe-tipe pengetahuan mengenai diri dan keterampilan-ketrampilan hidup yang membantu kita untuk menguasai dan mengatasi kehidupan.
Karena pengaruh yang kuat dari kebudayaan, terhadap penalaran pragmatis maka peningkatan penalaran pragmatis pada usia lanjut menjadi mungkin. Penalaran ini akan tetap meningkat pada usia lanjut meskipun dengan adanya penurunan pada penalaran mekanik.

Pekerjaan dan Pensiun
Pekerjaan
Pria lanjut usia biasanya lebih tertarik pada jenis pekerjaan yang statis daripada pekerjaan yang bersifat menantang,. Akibatnya, mereka lebih puas pada pekerjaannya daripada orang yang lebih muda. Beberapa orang tetap mempertahankan produktivitasnya sepanjang kehidupannya. Orang-orang dewasa lanjut ini mungkin mengikuti agenda pekerjaan yang melelahkan bagi pekerja yang lebih muda.

Pensiun
Robert Atchley (1976) menggambarkan 7 fase pensiun yaitu:
- Fase jauh (remote). Kebanyakan individu melakukan sesuatu untuk mempersiapkan fase pensiun
- Fase dekat (near), pekerja mulai berpartisipasi dalam program pra-pensiun
- Fase bulan madu, mereka melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan sebelumnya dan menikmati aktivitas dengan waktu luang yang lebih banyak.
- Fase kecewa, orang berusia lanjut menyadari bahwa bayangan pra-pensiun mereka tentang fase pensiun tidak realistis.
- Fase reoreientasi, mulai mengembangkan alternatif kehidupan yang lebih realistis
- Fase stabil, sudah memutuskan apa yang mereka pilih dan bagaimana menjalani pilihan tersebut.
- Fase akhir, peran mereka sudah bergantung karena mereka sudah tidak dapat berfungsi secara mandiri.

Kesehatan Mental
Keseahtan mental tidak hanya dilihat dari ketidakhadiran gangguan-gangguan mental, berbagai kesulitan dan frustasi, tetapi juga merefleksikan kemampuan seseorang untuk menghadapi masalah-masalah kehidupan dengan cara efektif dan memuaskan.

Depresi
Depresi yang dimaksud adalah suatu gangguan suasana hati dimana individu merasa sangat tidak bahagia., kehilangan semangat, dan bosan. Orang yang menderita depresi seperti ini mudah kehilangan stamina, tidak merasa sehat, nafsu makan kurang, lesu, dan kurang bergairah.

Kecemasan
Gangguan kecemasan adalah gangguan psikologis yang dicirikan dengan ketegangan motorik (seperti gelisah dan gemetar), hiperaktivitas (pusing, jantung berdebar, atau berkeringat), dan pikiran yang mencemaskan. Penelitian membuktikan bahwa orang usia lanjut memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk mengalami gangguan kecemasan daripada depresi (George dkk, 1988)
Perkembangan Sosio-Emosional

Fase Akhir Erikson
Erik Erikson (1968) memandang tahun-tahun akhir kehidupan merupakan suatu masa untuk melihat kembali apa yang telah kita lakukan dengan kehidupan kita. Menurut teori perkembangan psikososial Erikson, periode dewasa akhir seharusnya telah mencapai integritasnya. Integritas disini diartikan sebagai satu tahap dimana individu yang berada pada periode dewasa akhir merasakan dan mengalami kepuasan dalam menjalani kehidupannya. Jika usia lanjut tidak dapat mencapai integritas maka akan merasakan keputusasaan, penyesalan terhadap apa yang ia perbuat atau yang tidak dapat diperbuat selama hidupnya sehingga merasa takut menghadapi kematian.
Stereotipe pada Orang Usia Lanjut
Orang berusia lanjut mungkin tidak dipekerjakan untuk pekerjaan yang baru atau dikeluarkan dari pekerjaan yang lama karena dianggap terlalu kaku. Mereka mungkin ditolak secara sosial, karena dipandang sudah pikun dan membosankan. Orang usia lanjut mungkin disingkirkan dari kehidupan keluarga karena dipandang sebagai sosok yang sakit dan parasit. Persepsi-persepsi ini memang sangat tidak berkeprimanusiaan, tetapi seringkali terjadi secara nyata dan menyakitkan.

Kepuasan Hidup
Kepuasan hidup adalah kesejahteraan psikologis secara umum atau kepuasan terhadap kehidupan secara keseluruhan. Kepuasan hidup mempengaruhi kesejahteraan psikologis pada orang dewasa lanjut. Pendapatan, kesehatan, suatu gaya hidup yang aktif, serta jaringan pertemanan dan keluarga menjadi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan hidup pada usia lanjut.


Partisipasi Sosial
Dengan makin bertambahnya usia seseorang, maka partisipasi sosialnya semakin berkurang dan cakupannya juga menyempit. Terdapat banyak alasan mengapa partisipasi seseorang dalam kegiatan sosial menurun sejalan dengan bertambahnya usia. Alasan kesehatan menurun, yang secara umum biasa digunakan alasan pokok.
Kerawanan Sosial (social hazard)
Ada beberapa kerawanan yang khas pada usia lanjut yaitu :
• Menerima adanya stereotipe tentang usia lanjut yang diberikan masyarakat. Hal ini membuat para orang usia lanjut merasa inferior.
• Perasaan tak berdaya dan inferior yang disebabkan oleh perubahan fisik dan penurunan daya tarik maupun karena perasaan ditolak oleh masyarakat.
• Tidak mau melepaskan atau mengganti gaya hidup yang lama.
• Menyadari bahwa mereka mulai menjadi pelupa, sulit mempelajari hal-hal baru lalu menarik diri dari aktifitas-aktifitas yang bersifat kompetitif.
• Perasaan bersalah karena tidak menyumbangkan tenaga lagi bagi masyarakat.
• Pendapatan yang berkurang mengurangi kesempatan untuk kegiatan-kegiatan diwaktu luang.
• Kurangnya kontak sosial karena kesehatan yang tidak memungkinkan atau keadaan finansial yang terbatas.

PERSPEKTIF ISLAM
Fase lanjut usia yang dalam islam disebut arzal al-‘umr atau disebut juga syuyukh, yang berarti fase ketika melewati masa puncak kekuatan fisik lalu menurun kembali menjadi tidak berdaya. Pada fase ini pula ditandai dengan menurunnya kemampuan memori sehingga tak mampu lagi mengingat secara baik berbagai informasi yang ernah diperoleh dan disimpan sebelumnya.


Tugas perkembangan menurut pandangan Islam:
1. Terinternalisasi sifat-sifat rasul yang agung, sebab Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi rasul ketika usianya menginjak 40 tahun. Sifat-sifat yang dimaksud seperti jujur, dapat dipercaya, menyampaikan kebenaran, dan memiliki kecerdasan spiritual.
2. Meningkatkan kesadaran akan peran sosial dengan niatan amal salih.
3. Meningkatkan ketakwaan dan kedekatan kepada Allah SWT, melalui perluasan diri dengan mengamalkan ibadah-ibadah sunnah.
4. Mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapi kematian.
Pada fase ini, seseorang terkadang tidak mampu mengaktualisasikan potensinya, bahkan kesadarannya menurun atau bahkan menghilang. Kondisi ini disebabkan oleh menuanya syaraf-syaraf dan organ-organ tubuh lainnya, sehingga terjadilah kepikunan (al-haram).ketika orang berusia lanjut mengalami kepikunan maka ia terbebas dari tuntutan agama seperti shalat, puasa, dan ibadah-ibadah lain.

Kesimpulan
Ada pebedaan perubahan individual yang menonjol sebagai akibat dari usia lanjut, dengan penuaan yang bersifat fisik mendahului penuaan psikologis yang merupakan kejadian yang bersifat umum. Perubahan fisik termasuk perubahan dalam penampilan, perubahan yang berada pada sistem organ dalam, perubahan dalam fungsi psikologis, perubahan pada sistem syaraf, perubahan penampilan, dan kemampuan seksual. Perubahan yang bersifat sangat umum terhadap kemampuan motorik, termasuk perubahan kekuatan fisik dan kecepatan dalam bergerak, bertambahnya waktu yang diperlukan untuk belajar keterampilan, konsep dan prinsip baru, dan ada kecenderungan sikapnya canggung dan kikuk. Sementara itu banyak hal- hal yang menyebabkan perubahan kemampuan mental, kurangnya rangsangan lingkungan dan kurang motivasi terhadap kesadaran mental yang ada untuk membedakan kondisi yang paling bersifat umum dan paling serius.

DAFTAR PUSTAKA

Santrock, John W., 1995, Life-Span Development, Jakarta: Erlangga.
Hurlock, Elizabeth B., 1980, A Life-Span Approach, Jakarta: Erlangga
Zahrotun. Suralaga, Fadhilah. Idriyani, Natris. 2006. Psikologi Perkembangan Tinjauan Psikologi Barat dan Islam. Jakarta: UIN Jakarta Press

Tidak ada komentar: