Selasa, 16 Agustus 2011

Rekomendasi baru tentang AA dan DHA dalam susu formula

Dear temans,

Menyambung postingku sebelumnya mengenai merotasi merk susu formula, kali ini aku mau coba uraikan dua macam zat terkenal yang sering ditambahkan pada susu formula, yaitu AA dan DHA, dan rekomendasi mengenai penggunaan dua zat tersebut. Kadang penasaran kan… apaan sih AA dan DHA itu?

AA

AA adalah singkatan dari asam arachidonat. Atau ada juga yang menyingkatnya sebagai ARA. Asam arachidonat adalah salah satu jenis asam lemak omega-6, yang banyak dijumpai pada membran sel, dan merupakan senyawa yang penting dalam komunikasi antar sel dan menjadi senyawa prekursor (penyusun) bagi senyawa-senyawa penting lainnya dalam tubuh. Senyawa induknya adalah asam linoleat (LA = linoleic acid). Asam linoleat ini merupakan asam lemak tidak jenuh yang tidak bisa disintesis oleh tubuh kita, disebut asam lemak esensial, dan karenanya perlu diberikan dari luar melalui makanan. Dalam formula susu, biasanya ditambahkan asam linoleat yang sering disebut juga omega 6. Ada beberapa merk susu yang tidak menambahkan komponen AA, tetapi menambahkan asam linoleat atau omega 6 sebagai gantinya, yang diharapkan nantinya akan diubah menjadi AA di dalam tubuh. Menurut catatanku (tahun 2007) ada beberapa merk susu yg tidak mengandung AA, tetapi mengandung omega 6, misalnya Morinaga Chil-mil, Enfamil, Promil, Lactogen, Vitalac, S-26. Silakan nanti dicek lagi kalau pas pilih-pilih susu.

DHA

DHA adalah singkatan dari docosahexaenoic acid. Senyawa ini merupakan asam lemak tak jenuh rantai panjang golongan omega-3, yang banyak dijumpai di otak dan retina mata, sehingga sangat penting untuk fungsi penglihatan. DHA dibuat dari senyawa induknya yaitu asam linolenat atau ada yang menyebutnya sebagai ALA (alpha linolenic acid). Sebelum menjadi DHA, ALA akan diubah dulu menjadi eicosapentaenoic acid (EPA). Hampir semua merk susu formula yang kucatat menambahkan pula asam linolenat atau omega-3 ini dalam komposisinya, dalam berbagai variasi kadar. Perbandingan antara omega-3 : omega-6 rata-rata 1: 8-10. Sedangkan untuk DHA, sebagian besar merk susu menambahkan DHA disamping omega-3 itu sendiri. Ada dua merk yang tercatat tidak mengandung DHA, yaitu Enfamil, S26, dan Promil.

Rekomendasi baru

Selama bertahun-tahun, diyakini bahwa bayi dapat mensintesis sendiri AA dan DHA dengan cara mengubah senyawa penyusunnya yaitu asam linoleat (LA) dan linolenat (ALA). Namun belakangan dilaporkan bahwa kecepatan konversi LA menjadi AA dan ALA menjadi DHA ternyata tidak cukup cepat untuk memenuhi kebutuhan AA dan DHA, terutama pada saat perkembangan otak bayi yang pesat.

Bayi yang menyusu ibunya, akan memperoleh AA dan DHA dari ASI. Jika dibandingkan antara bayi yang menyusu ASI dengan bayi yang minum susu formula yang tidak mengandung AA dan DHA, ternyata dijumpai bahwa dalam tubuh bayi yang minum susu formula tanpa AA/DHA, kadar AA dan DHA lebih sedikit daripada yang minum ASI, walaupun susu formulanya mengandung asam linoleat dan asam linolenat. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun bayi mungkin bisa mengubah LA dan ALA menjadi AA dan DHA, tetapi itu belum cukup memenuhi kebutuhannya. Hal ini menyebabkan berkembangnya rekomendasi yang baru-baru ini direlease oleh World Association of Perinatal Medicine (J. Perinat. Med. 2008: 36), dan bisa dilihat pada http://www.dhababy.com/community/factsheetlandingpage.php).

Rekomendasi ini menyatakan perlunya penambahan AA dan DHA pada susu formula untuk bayi kurang dari 1 tahun, dengan kadar 0,2-0,5% dari total asam lemak, untuk menjamin perkembangan mata dan otak yang optimum. Hal ini terutama ditujukan bagi bayi yang karena sesuatu hal tidak bisa mendapatkan ASI dari ibunya.

Selain itu, beberapa hal lain yang direkomendasikan antara lain adalah :

1. Susu formula untuk bayi harus disuplementasi dengan AA dengan jumlah sedikitnya sama dengan jumlah DHA

2. EPA, jenis lain asam lemak omega-3 yang banyak dijumpai pada ikan dan minyak ikan, harus dibatasi jumlahnya untuk tidak melebihi jumlah DHA

3. Asupan makanan yang mengandung AA dan DHA harus diberikan secara kontinyu pada bayi/anak sampai umur satu tahun, hanya saja para ahli belum punya cukup informasi untuk merekomendasikan jumlahnya secara pasti

4. Wanita hamil dan menyusui harus berusaha mengkonsumsi makanan yang mengandung DHA dengan kadar sedikitnya 200 mg/hari

Nah, demikian kira-kira informasi yang terkumpul tentang AA dan DHA yang bisa dibagikan dalam posting ini.

Masih banyak lagi beberapa zat-zat tambahan yang sering dimasukkan dalam komposisi susu formula, seperti spingomyelin, fosfolipid, gangliosida, asam sialat, dll, yang kadang bikin harga susu jadi tambah mahal hehe….. Seberapa pentingkah mereka ? Yang itu nanti akan kupostingkan kemudian…. Belum sempat disusun je….

Buat para ibu yang punya bayi, semoga bermanfaat…

Postingan ini bukan untuk mendukung penggunaan susu formula ber-AA/DHA lho,…. bagaimanapun ASI is the best..!!

Tidak ada komentar: