Jumat, 21 Maret 2014

Film Education di Jepang



Pelatihan guru Sekolah Alam Jingga pada tanggal 19 Maret 2014 membahas tentang perfilman di Jepang. Dalam film Jepang yang diperankan Yoiko, terdapat hal-hal yang patut diperhatikan, bahwa rata-rata guru tk 99% adalah seorang wanita, sedangkan laki-laki sangat jarang, dan Yoiko merasa bahwa ia adalah satu-satunya guru TK laki-laki 1%. Banyak hal yang meragukan guru TK laki-laki tidak dapat menjadi guru yang baik, karena mereka tidak memiliki rasa perhatian dan kasih sayang seperti guru TK wanita.
            Peran seorang laki-laki sebagai guru TK banyak kritik oleh guru wanita, dan orangtua murid. Karena tipe laki-laki dapat membahayakan bagi anaknya  di sekolah. Pada awal masuk Yoiko tidak diberikan peran sebagai guru TK, tapi Yoiko banyak memerankan tugas dalam menggunakan fisik, dan mengerjakan kerusakan listrik yang terjadi di sekolah.
            Selang beberapa waktu kemudian Yoiko senang sekali mendapat tugas sebagai guru TK, ia merasa bahwa anak-anak TK menyukainya, mengikuti tingkah lakunya. Sampai pada waktu anak-anak diajak jalan-jalan ke taman bermain, Yoiko sangat gembira sekali. Yoiko mengajak anak-anak ketempat mainan memanjat besi-besi, anak-anak sangat senang sekali.
            Tapi ada satu anak yang sangat penakut, Yoiko memberikan semangat kepada anak tersebut dengan memberikan stiker magic ajaib yang katanya dapat memberikan kekuatan yang luar biasa, bila digunakan. Anak tersebut sangat percaya dan yakin kepada Yoiko, akhirnya ia dapat menaiki mainan yang terbuat dari besi, anak tersebut sangat bahagia.
            Sungguh nasib malang, stiker magic yang ditempelkan anak tersebut mau lepas dari sepatu, akhirnya anak tersebut tidak ingin kehilangan, dan anak tersebut kehilangan keseimbangan. Dan anak tersebut jatuh ke tanah dengan tangan kiri terluka. Yoiko merasa bersalah atas kejadian tersebut. Dan ia  bertanggung jawab atas kejadian tersebut, Yoiko di cerca oleh para guru, dan orangtua murid tersebut.
            Kejadian tersebut membuat Yoiko tidak percaya diri menjadi guru TK, tapi orangtuanya telah memberikan semangat bahwa menjadi guru bukanlah hal yang mustahil untuk melakukan kesalahan, tapi menjadi guru adalah sesuatu yang dapat memberi arti keteladanan dan memberi kenyamanan kepada anak.
            Akhirnya Yoiko kembali percaya diri, dengan senang hati ia membuat suatu rencana yang jarang di jumpai oleh banyak orang, yaitu memanfaatkan barang bekas menjadi suatu yang bernilai dan berharga. Ia membuat barang bekas menjadi tempat bermain bagi anak-anak TK. Yoiko mendapat suatu hal perubahan dalam kehidupan bahwa seorang laki-laki dapat menjadi guru bagi anak-anak, dan jiwa laki-laki sangat diperlukan bagi perkembangan jiwa anak, sehingga anak tidak menjadi feminim, dan Yoiko menggunakan barang bekas menjadi barang yang bernilai dan berharga untuk digunakan kembali.

Tidak ada komentar: