Senin, 25 Juni 2012

Konseling Kelompok


 Konseling Kelompok
         Konseling kelompok memiliki tujuan preventif & kuratif
         Konseling kelompok seringkali berorientasi masalah/topik, dengan isi dan tujuan ditentukan oleh anggota
         Peran konselor adalah memfasilitasi interaksi diantara anggota, membantu proses saling belajar satu anggota dengan lainnya, membantu anggota mengembangkan tujuan pribadi, dan mendorong anggota untuk menerjemahkan pemahaman mereka ke dalam rencana konkrit yang melibatkan perilaku yang meluas di luar kelompok
         Konselor memainkan peran dengan mengajari anggota untuk berfokus pd here-and-now dan mengidentifikasi hal-hal yang ingin digali di dalam kelompok

Persamaan dgn konseling individual:
  1. Tujuan: self integration, self direction, responsibility
  2. Konselor menciptakan situasi penerimaan.
  3. Klien dibantu mencermati dan peka terhadap perasaan dan sikapnya
  4. Menjamin privasi dan kerahasiaan klien

Perbedaan :

Ø      Insight bahwa tidak hanya klien yang mengalami masalah itu lebih mudah
Ø      Anggota konseling tidak hanya menerima bantuan tapi juga membantu orang lain.
Ø      Efektivitas konseling tergantung kohesivitas kelompok
Ø      Tugas konselor di tahap awal lebih berat karena harus memenuhi tuntutan dan memuaskan banyak orang dalam satu waktu

Nilai Lebih Konseling Kelompok
Klien belajar:
v     Memahami orang lain dan cara pandangnya
v     Mengembangkan penghargaan yang lebih dalam pada orla, terutama yang berbeda dengan dirinya
v     Mencapai ketrampilan sosial yang lebih besar dengan peer group
v     Berbagi dengan orang lain
v     Memperjelas masalah, pikiran, nilai dan ide melalui diskusi dengan oral
v     Menyediakan empati dan dukungan yang diperlukan untuk menciptakan suasana kepercayaan yang dapat menuntun pada pengungkapan dan penggalian.
v     Anggota kelompok dibantu utk mengembangkan keterampilan yang sudah dimiliki dalam mengatasi masalah interpersonal sehingga konseli diharapkan akan dapat mengatasi masalahnya di kemudian hari

 Proses Konseling Kelompok :

A.Tahap pembentukan kelompok:
Pemilihan anggota
Ø      Tujuan: agar tidak ada anggota yang mundur di tengah jalan
Ø      Syarat: memiliki kesamaan tema dan taraf permasalahan, tujuan, usia/kematangan
Ø      Catatan: orang yang terlalu agresif, pemalu dan memiliki gangguan penyesuaian diri berat tidak dapat dimasukkan kelompok
Ø      Besarnya kelompok: 6-12 orang/ klp
Ø      Rancangan frekuensi pertemuan: 1-2 kali seminggu
Ø      Lama sesi: anak F 30 -45 menit, remaja & dewasa F 90 menit
Ø      Lama terapi: minimal 10 kali pertemuan
Ø      Setting: sesuai jumlah anggota (tidak terlalu padat, tidak terlalu kosong)
B. Tahap involvement
Ø      Mempersiapkan anggota: perkenalan, interview awal
Ø      Konselor menjelaskan aturan main agar kelompok dapat berfungsi baik
Ø      Menentukan apakah kelompok bersifat terbuka/tertutup dan apakah keanggotaannya bersifat sukarela/ terpaksa
C.Tahap Transisi (transition stage):
merupakan tahap yang penuh konflik karena masing-masing klien masih menyesuaikan diri dengan anggota lainnya
D.Tahap terapi (working stage):
kelompok mulai kohesif, kerjasama dapat dilakukan, masing-masing anggota sudah dapat memahami/ berempati pada anggota lain
E.Tahap akhir (ending stage):
dilakukan jika semua masalah telah selesai


Kenseling pada kelompok khusus :
Ø      Konseling kelompok untuk anak-anak
Ø      Konseling kelompok remaja
Ø      Konseling kelompok mahasiswa
Ø      Konseling kelompok lanjut usia

Konseling kelompok untuk anak-anak
         Dapat bertujaun untuk preventif atau kuratif
         Di sekolah, konseling kelompok diberikan untuk anak-anak yang menunjukkan perilaku tertentu, mis: berkelahi berlebihan, tidak mampu menjalin hubungan dengan teman, atau diabaikan.
         Anak-anak memiliki kesempatan untuk mengekspresikan perasaan mereka dan masalah yang mereka hadapi
         Mengidentifikasi anak yg memiliki gangguan perilaku atau emosi sangat penting.

 Konseling kelompok remaja
Ø      Sangat tepat diberikan pada remaja karena memberikan kesempatan untuk mengekspresikan konflik-konflik perasaan mereka, menggali keraguan diri/self-doubt, dan menyadari bahwa anggota-anggota saling berbagi perhatian diantara mereka
Ø      Anggota memungkinkan remaja untuk menanyakan secara terbuka nilai-nilai mereka dan memodifikasi nilai-nilai yang perlu diubah
Ø      Remaja belajar berkomunikasi dengan teman-teman mereka, mereka mengambil keuntungan dari modelling yang disediakan oleh konselor, dan menguji keterbatasan mereka
Ø      Memberikan kesempatan kepada anggota untuk saling bertumbuh
Ø      Anggota dapat mengekspresikan perhatian mereka dan didengarkan, mereka dapat membantu satu dengan lainnya menuju pemahaman diri dan penerimaan diri

Konseling kelompok mahasiswa
         Pada saat memasuki masa kuliah, remaja terpreokupasi dengan keinginan untuk mengembangkan intelektualitas, mengabaikan pertumbuhan emosional dan sosial
         Tujuan utama dari konseling kelompok mahasiswa adalah menyediakan anggota kesempatan untuk bertumbuh, mengambil keputusan karir, hubungan interpersonal, masalah identitas, rencana pendidikan, perasaan terisolasi, dll yg terkait untuk menjadi individu yang mandiri.

Konseling kelompok lanjut usia
         Muncul perasaan tidak produktif, tidak dibutuhkan & tidak diinginkan pada masa tua à melihat tidak adanya lagi harapan, dibiarkan sendirian, dan tidak berguna
         Tujuan konseling kelompok : mendapatkan kembali integritas & penghargaan diri à membantu anggota keluar dari isolasi dan menawarkan dukungan yang diperlukan untuk menemukan makna dalam kehidupannya sehingga mereka dapat hidup sepenuhnya dan tidak hanya sekedar ada

Contoh Konseling Kelompok
Ø      Di RSJ, konselor diminta untuk mendesain dan memimpin kelompok untuk konseli dengan berbagai macam permasalahan (untuk yang ingin meninggalkan RS & kembali memasuki masyarakat, atau juga untuk keluarga pasien)
- Kelompok vokasional, kelompok pelatihan asertif, kelompok duka cita, kelompok rekreasional
         Di pusat kesehatan mental masyarakat (community mental health center), pusat konseling universitas, atau klinik pribadi, konselor diharapkan untuk memberikan konseling kelompok dlm setting yg beragam (usia, masalah, SES, tingkat pendidikan, etnis, latar belakang budaya)
à    Konseling kelompok untuk wanita, pengembangan kesadaran untuk pria, psikoedukasi untuk ortu, ketergantungan alkohol untuk anak/pasien kanker/gangguan makan, konseling untuk kelompok dukungan HIV/AIDS, kelompok orang lanjut usia.
à    Di sekolah, konselor akan diminta utk membentuk kelompok eksplorasi karir, self-esteem, anak korban perceraian, keterampilan interpersonal, dan pertumbuhan pribadi
à    Di sekolah menengah, konseling kelompok ditujukan pada siswa-siswa yang menjalani rehabilitasi ketergantungan obat, korban kekerasan, atau melewati krisis tertentu.














Tidak ada komentar: